Apakah Israel akan Hancur Jika Terus-terusan Diserang Rudal Balistik? Simak Penjelasannya
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Israel belum lama ini mendapat serangan rudal balistik yang diluncurkan oleh Iran. Menurut Al Jazeera, kedua negara tersebut tidak pernah sedekat ini dalam memicu perang regional di Timur Tengah.
Iran meluncurkan serangan rudal balistik dua gelombang sebagai respons atas pembunuhan Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah di Beirut, dan kepala politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran.
Menurut laporan militer Israel, salvo 180 proyektil itu tidak menimbulkan korban karena sebagian besar rudal berhasil dicegat. Iran mengklaim pihaknya menargetkan tiga pangkalan militer di wilayah Tel Aviv.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu segera berjanji membalas dan mengatakan Iran “membuat kesalahan besar dan akan membayarnya”, sementara AS mendukung sekutu dekatnya itu.
Negara mana pun pastilah akan hancur jika secara terus-menerus diserang rudal balistik, terlebih untuk negara yang punya wilayah tidak begitu luas seperti Israel.
Meski mereka memiliki iron dome, sistem pertahanan tersebut telah beberapa kali mampu ditembus. Contohnya seperti ketika serangan Hamas yang memicu awal perang, dan serangan Hizbullah.
Rudal balistik yang telah dimiliki oleh berbagai negara ini bahkan membuat sejumlah negara besar mulai mempersiapkan diri untuk meningkatkan pertahanan mereka.
Misalnya seperti NATO yang dalam laman resminya menyebut jika sangat penting untuk menyediakan cakupan dan perlindungan penuh bagi seluruh populasi, wilayah, dan pasukan NATO di Eropa terhadap meningkatnya ancaman yang ditimbulkan oleh penyebaran rudal balistik.
Dalam beberapa dekade terakhir, sekutu NATO terus menyuarakan kekhawatiran tentang uji coba rudal Iran yang semakin intensif, serta jangkauan dan ketepatan rudal balistiknya.
Bahkan untuk saat ini memang belum ada sistem pertahanan yang seratus persen efektif menangkal rudal balistik. Sehingga akan sangat sulit melakukan tindak pencegahan jika terjadi serangan rudal balistik.
Iran meluncurkan serangan rudal balistik dua gelombang sebagai respons atas pembunuhan Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah di Beirut, dan kepala politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran.
Menurut laporan militer Israel, salvo 180 proyektil itu tidak menimbulkan korban karena sebagian besar rudal berhasil dicegat. Iran mengklaim pihaknya menargetkan tiga pangkalan militer di wilayah Tel Aviv.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu segera berjanji membalas dan mengatakan Iran “membuat kesalahan besar dan akan membayarnya”, sementara AS mendukung sekutu dekatnya itu.
Israel akan Hancur Jika Terus Diserang Rudal Balistik
Negara mana pun pastilah akan hancur jika secara terus-menerus diserang rudal balistik, terlebih untuk negara yang punya wilayah tidak begitu luas seperti Israel.
Meski mereka memiliki iron dome, sistem pertahanan tersebut telah beberapa kali mampu ditembus. Contohnya seperti ketika serangan Hamas yang memicu awal perang, dan serangan Hizbullah.
Rudal balistik yang telah dimiliki oleh berbagai negara ini bahkan membuat sejumlah negara besar mulai mempersiapkan diri untuk meningkatkan pertahanan mereka.
Misalnya seperti NATO yang dalam laman resminya menyebut jika sangat penting untuk menyediakan cakupan dan perlindungan penuh bagi seluruh populasi, wilayah, dan pasukan NATO di Eropa terhadap meningkatnya ancaman yang ditimbulkan oleh penyebaran rudal balistik.
Dalam beberapa dekade terakhir, sekutu NATO terus menyuarakan kekhawatiran tentang uji coba rudal Iran yang semakin intensif, serta jangkauan dan ketepatan rudal balistiknya.
Bahkan untuk saat ini memang belum ada sistem pertahanan yang seratus persen efektif menangkal rudal balistik. Sehingga akan sangat sulit melakukan tindak pencegahan jika terjadi serangan rudal balistik.