Perang Timur Tengah Tak Bisa Dicegah, Berikut 9 Alasannya

Kamis, 03 Oktober 2024 - 15:44 WIB
loading...
A A A
Kali ini, Israel mengetahui tentang ancaman yang akan segera terjadi beberapa jam sebelum Teheran melancarkan serangan, dengan target termasuk markas besar badan intelijen Israel Mossad, di Tel Aviv, kota terbesar kedua Israel, Pangkalan Udara Nevatim dan Pangkalan Udara Tel Nof.

2. Banyak Rudal Iran yang Masuk Wilayah Israel

Juru bicara Pentagon Mayjen Pat Ryder mengatakan rentetan serangan Iran pada hari Selasa dua kali lebih besar dari serangan bulan April. Serangan itu juga mencakup lebih banyak rudal balistik, yang lebih sulit ditembak jatuh, sehingga menimbulkan ancaman nyata bagi warga Israel – banyak di antaranya yang dievakuasi ke tempat perlindungan selama serangan itu.

Sementara militer Israel mengatakan sebagian besar rudal berhasil dicegat, beberapa mendarat di tanah Israel dan tampaknya menyebabkan kerusakan. Gelombang kejut yang disebabkan oleh serangan itu juga merusak rumah-rumah di Israel bagian tengah, kata pihak berwenang di negara itu.

3. Diplomasi Sudah Gagal

Diplomasi sejauh ini gagal menjadi penengah kesepakatan antara Israel dan Hizbullah, dan gencatan senjata serta negosiasi penyanderaan antara Hamas dan Israel telah gagal.

Bahkan hingga beberapa minggu lalu, beberapa pejabat senior AS secara pribadi percaya bahwa melalui upaya diplomatik dan pencegahannya, Washington telah membantu menggagalkan serangan Iran berskala besar terhadap Israel, kata sumber kepada CNN.

"Saya pikir Nasrallah adalah titik puncak" bagi Iran, kata Jonathan Panikoff, mantan analis intelijen senior yang mengkhususkan diri di wilayah tersebut.


4. Israel Enggan Berkompromi

Tanpa jalan keluar, dan Israel tampak enggan berkompromi dengan musuh-musuh regionalnya, serangan hari Selasa mungkin merupakan tanda paling jelas bahwa perang regional yang sangat ditakutkan akan segera terjadi.

Sementara itu, baik Israel maupun AS meremehkan efektivitas serangan tersebut. Israel mengatakan serangan itu "gagal."

Dalam hampir setahun perang, eskalasi yang meningkat telah berulang kali membawa wilayah tersebut ke tepi konflik habis-habisan.

5. Invasi Darat Israel ke Lebanon Jadi Kesalahan Besar

Dalam beberapa hari terakhir, serangan darat Israel ke Lebanon selatan membuka front baru dan telah meningkatkan serangan terhadap militan lain yang didukung Iran, termasuk meluncurkan serangan yang menargetkan Houthi di Yaman.

Israel telah menyingkirkan kepemimpinan Hizbullah dengan serangkaian serangan dan serangan udara besar-besaran di seluruh Lebanon yang telah menargetkan infrastruktur dan kemampuan kelompok tersebut, tetapi juga telah menewaskan lebih dari 1.000 orang, membuat sekitar 1 juta orang mengungsi, dan menghancurkan rumah serta lingkungan sekitar.

Di Gaza, perang Israel melawan Hamas terus berlanjut hampir setahun setelah serangan kelompok militan Palestina tersebut terhadap Israel. Perang yang terjadi telah menewaskan lebih dari 41.000 orang, menciptakan krisis kemanusiaan yang dahsyat dan menghancurkan sebagian besar wilayah kantong itu.

Hamas, Hizbullah, dan Houthi semuanya merupakan bagian dari aliansi yang dipimpin Iran yang mencakup Yaman, Suriah, Gaza, dan Irak yang telah menyerang Israel dan sekutunya sejak perang dimulai. Mereka mengatakan tidak akan berhenti menyerang Israel dan sekutunya sampai gencatan senjata tercapai di Gaza.

6. Iran Sudah Berjanji Melaksanakan Respons Terukur

Iran telah berusaha untuk menggambarkan serangannya sebagai respons terukur terhadap eskalasi berulang dari Israel.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1043 seconds (0.1#10.140)