Putin Bilang Pasukan Polisi Rusia Siap Tolong Diktator Belarusia

Jum'at, 28 Agustus 2020 - 00:07 WIB
loading...
Putin Bilang Pasukan Polisi Rusia Siap Tolong Diktator Belarusia
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) saat bercengkerama dengan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko. Foto/REUTERS/Vasily Fedosenko/File Photo
A A A
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada hari Kamis (27/8/2020) bahwa Kremlin telah membentuk pasukan polisi cadangan untuk mendukung pemimpin Belarusia Alexander Lukashenko . Namun, kata dia, hal itu tidak akan digunakan kecuali kerusuhan di Minsk sudah tidak terkendali.

Menurut Putin, Rusia saat ini melihat tidak perlu menggunakan pasukannya untuk mengatasi krisis politik yang terjadi di Belarusia setelah pemilihan presiden 9 Agustus yang disengketakan. Moskow merasa situasinya sudah normal.

Negara pecahan Uni Soviet itu jatuh ke dalam kekacauan setelah pemilihan presiden, yang menurut pihak oposisi pemilu telah dicurangi untuk memastikan bahwa pemerintahan diktator Lukashenko yang sudah 26 tahun diperpanjang lebih jauh.

Pasukan keamanan telah memukuli pengunjuk rasa di jalan dan menangkap ribuan orang dalam upaya untuk membasmi demonstrasi dan mogok massal. Lukashenko membantah melakukan penipuan dalam pemilu. (Baca: Didemo Rakyatnya, Lukashenko Turun dari Helikopter Bawa Senapan Serbu AK )

"Kami tentu saja memiliki kewajiban tertentu terhadap Belarusia, dan pertanyaan yang diajukan Lukashenko adalah apakah kami akan memberikan bantuan yang diperlukan," kata Putin seperti dikutip Reuters.

"Saya mengatakan kepadanya bahwa Rusia akan memenuhi semua kewajibannya. Alexander Grigorivich (Lukashenko) meminta saya untuk membentuk pasukan polisi cadangan dan saya telah melakukannya. Tapi kami setuju ini tidak akan digunakan kecuali situasinya tidak terkendali."

Maria Kolesnikova menjadi tokoh oposisi terbaru yang akan diperiksa oleh penyelidik negara itu dalam kasus pidana terhadap Dewan Koordinasi yang dibentuk pekan lalu dengan tujuan untuk merundingkan pemindahan kekuasaan secara damai.

Lukashenko menyebut dewan itu sebagai upaya untuk merebut kekuasaan secara ilegal. Dua dari pemimpinnya dipenjara minggu ini tetapi Kolesnikova dibebaskan setelah diinterogasi. Tokoh oposisi itu mengaku telah menandatangani perjanjian untuk tidak membocorkan rincian penyelidikan. (Baca juga: Putin kepada Merkel dan Macron: Ikut Campur Urusan Belarusia Tak Bisa Diterima )

Di Berlin, para menteri luar negeri Uni Eropa meminta sanksi terhadap Belarusia untuk menekan Lukashenko agar mengadakan pemilu baru.

Bersemangat untuk mendukung protes terhadap pemerintahan Lukashenko, para menteri Uni Eropa sedang mempertimbangkan larangan perjalanan dan pembekuan aset hingga 20 orang yang bertanggung jawab atas tindakan keras terhadap para demonstran.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1568 seconds (0.1#10.140)