Pavel Durov Mengaku Hanya Bergaji Rp4.000 per Tahun dari Telegram
loading...
A
A
A
PARIS - Pendiri dan CEO Telegram Pavel Durov memberi tahu para penyelidik Prancis bahwa dia hanya memperoleh satu dirham Emirat, atau USD0,27 (Rp4.000), per tahun.
Le Monde melaporkan pengakuan Durov itu pada hari Rabu (25/9/2024), seraya menambahkan pengungkapan tersebut telah membingungkan para penyelidik.
Meski pengusaha teknologi tersebut tampaknya hampir tidak membayar apa pun untuk dirinya sendiri, Forbes memperkirakan kekayaan Durov sebesar USD15,5 miliar, menjadikannya orang terkaya ke-122 di dunia.
Menurut Bloomberg Billionaires Index, yang mencantumkan Durov di posisi ke-306, kekayaan pribadinya berjumlah USD9,07 miliar.
Meskipun menjadi seorang miliarder, Durov memiliki kebiasaan yang cukup asketis.
Le Monde melaporkan, unggahannya di media sosial telah mempromosikan kehidupan tanpa kopi, alkohol, daging, produk susu, dan obat-obatan, serta mandi air es dan bermeditasi.
Pengungkapan tentang gaji tahunannya dilaporkan dilakukan sebagai tanggapan atas pertanyaan tentang pendapatan Durov saat berada dalam tahanan polisi di Paris pada akhir bulan lalu.
Pada tahun 2017, Durov memindahkan kantor pusat Telegram ke Dubai. Dalam wawancara dengan Bloomberg saat itu, pengusaha Rusia, yang kemudian menjadi warga negara Uni Emirat Arab (UEA), Prancis, dan Saint Kitts dan Nevis, mengatakan pembebasan pajak menjadi alasan di balik keputusannya untuk pindah ke Timur Tengah.
Dalam wawancara langka dengan Financial Times Maret lalu, Durov, yang merupakan pemilik tunggal layanan pesan dan media sosial Telegram yang populer, mengatakan perusahaan yang berbasis di Dubai itu telah dinilai lebih dari USD30 miliar oleh calon investor.
Dia mengesampingkan kemungkinan menjual platform tersebut, tetapi mengisyaratkan bahwa dia sedang menjajaki kemungkinan penawaran umum perdana saham di masa mendatang.
Pada Agustus, Durov ditahan di Prancis dan didakwa dengan berbagai pelanggaran mulai dari penolakan untuk bekerja sama dengan pihak berwenang, hingga mengelola platform daring yang diduga digunakan oleh penjahat.
Miliarder itu kemudian dibebaskan dengan jaminan 5 juta euro (USD5,55 juta). Dia dilarang meninggalkan negara itu selama kasusnya sedang berlangsung.
Le Monde melaporkan pengakuan Durov itu pada hari Rabu (25/9/2024), seraya menambahkan pengungkapan tersebut telah membingungkan para penyelidik.
Meski pengusaha teknologi tersebut tampaknya hampir tidak membayar apa pun untuk dirinya sendiri, Forbes memperkirakan kekayaan Durov sebesar USD15,5 miliar, menjadikannya orang terkaya ke-122 di dunia.
Menurut Bloomberg Billionaires Index, yang mencantumkan Durov di posisi ke-306, kekayaan pribadinya berjumlah USD9,07 miliar.
Meskipun menjadi seorang miliarder, Durov memiliki kebiasaan yang cukup asketis.
Le Monde melaporkan, unggahannya di media sosial telah mempromosikan kehidupan tanpa kopi, alkohol, daging, produk susu, dan obat-obatan, serta mandi air es dan bermeditasi.
Pengungkapan tentang gaji tahunannya dilaporkan dilakukan sebagai tanggapan atas pertanyaan tentang pendapatan Durov saat berada dalam tahanan polisi di Paris pada akhir bulan lalu.
Pada tahun 2017, Durov memindahkan kantor pusat Telegram ke Dubai. Dalam wawancara dengan Bloomberg saat itu, pengusaha Rusia, yang kemudian menjadi warga negara Uni Emirat Arab (UEA), Prancis, dan Saint Kitts dan Nevis, mengatakan pembebasan pajak menjadi alasan di balik keputusannya untuk pindah ke Timur Tengah.
Dalam wawancara langka dengan Financial Times Maret lalu, Durov, yang merupakan pemilik tunggal layanan pesan dan media sosial Telegram yang populer, mengatakan perusahaan yang berbasis di Dubai itu telah dinilai lebih dari USD30 miliar oleh calon investor.
Dia mengesampingkan kemungkinan menjual platform tersebut, tetapi mengisyaratkan bahwa dia sedang menjajaki kemungkinan penawaran umum perdana saham di masa mendatang.
Pada Agustus, Durov ditahan di Prancis dan didakwa dengan berbagai pelanggaran mulai dari penolakan untuk bekerja sama dengan pihak berwenang, hingga mengelola platform daring yang diduga digunakan oleh penjahat.
Miliarder itu kemudian dibebaskan dengan jaminan 5 juta euro (USD5,55 juta). Dia dilarang meninggalkan negara itu selama kasusnya sedang berlangsung.
(sya)