Swiss akan Usir Ratusan Ilmuwan Rusia dari Laboratorium Fisika Partikel CERN
loading...
A
A
A
Rusia memberikan kontribusi finansial kepada organisasi tersebut dan membantu membangun Large Hadron Collider, akselerator partikel terbesar dan terkuat di dunia, yang mencapai tabrakan pertamanya pada tahun 2010.
Collider tersebut telah memungkinkan para ilmuwan mengonfirmasi keberadaan boson Higgs, partikel yang memberikan massa pada partikel lain seperti elektron dan quark.
Hilangnya kontribusi Rusia untuk peningkatan intensitas tinggi collider yang dijadwalkan pada tahun 2029 akan merugikan CERN sebesar 40 juta franc Swiss (USD47 juta), menurut Nature.
Memutus hubungan dengan Rusia juga akan berarti kemunduran bagi penelitian ilmiah, Hannes Jung, fisikawan partikel di German Electron Synchrotron di Hamburg, yang juga bekerja dengan CERN, mengatakan kepada Nature.
"Itu akan meninggalkan lubang. Saya pikir adalah ilusi untuk percaya bahwa seseorang dapat menutupinya dengan sangat mudah oleh ilmuwan lain," ujar Jung, yang juga merupakan anggota Forum Science4Peace, kelompok yang berkampanye menentang pembatasan dalam kerja sama ilmiah internasional.
CERN masih diharapkan untuk terus bekerja dengan Joint Institute for Nuclear Research (JINR), pusat penelitian antarpemerintah yang terletak di dekat Moskow yang mengoperasikan hadron collider miliknya sendiri, meskipun lebih kecil.
Organisasi tersebut berpendapat perjanjiannya dengan JINR terpisah dari perjanjian dengan negara Rusia.
Namun, keputusan untuk melanjutkan, masih menuai kecaman dari Ukraina, yang merupakan anggota asosiasi CERN.
Collider tersebut telah memungkinkan para ilmuwan mengonfirmasi keberadaan boson Higgs, partikel yang memberikan massa pada partikel lain seperti elektron dan quark.
Hilangnya kontribusi Rusia untuk peningkatan intensitas tinggi collider yang dijadwalkan pada tahun 2029 akan merugikan CERN sebesar 40 juta franc Swiss (USD47 juta), menurut Nature.
Memutus hubungan dengan Rusia juga akan berarti kemunduran bagi penelitian ilmiah, Hannes Jung, fisikawan partikel di German Electron Synchrotron di Hamburg, yang juga bekerja dengan CERN, mengatakan kepada Nature.
"Itu akan meninggalkan lubang. Saya pikir adalah ilusi untuk percaya bahwa seseorang dapat menutupinya dengan sangat mudah oleh ilmuwan lain," ujar Jung, yang juga merupakan anggota Forum Science4Peace, kelompok yang berkampanye menentang pembatasan dalam kerja sama ilmiah internasional.
CERN masih diharapkan untuk terus bekerja dengan Joint Institute for Nuclear Research (JINR), pusat penelitian antarpemerintah yang terletak di dekat Moskow yang mengoperasikan hadron collider miliknya sendiri, meskipun lebih kecil.
Organisasi tersebut berpendapat perjanjiannya dengan JINR terpisah dari perjanjian dengan negara Rusia.
Namun, keputusan untuk melanjutkan, masih menuai kecaman dari Ukraina, yang merupakan anggota asosiasi CERN.
(sya)