Apakah Bom Pager Lebanon Menjadi Pintu Menuju Perang Dunia 3? Simak Penjelasan Lengkapnya
loading...
A
A
A
BEIRUT - Bom pager Lebanon kini jadi fenomena yang menarik banyak perhatian, bahkan dapat dijadikan pertanda bahwa konflik di Timur Tengah akan semakin panjang dan meluas.
Belum lama ini Lebanon digemparkan dengan adanya pager yang meledak hingga menewaskan belasan orang. Menurut BBC, sebanyak 12 orang termasuk dua anak-anak tewas setelah pager genggam yang digunakan oleh anggota kelompok bersenjata Hizbullah untuk berkomunikasi meledak serentak.
Atas tragedi ini, kelompok Hizbullah mulai menyalahkan Israel atas peristiwa yang mereka sebut sebagai "agresi kriminal". Mereka bersumpah akan melakukan balasan terhadap Negeri Yahudi.
Sedangkan Israel yang dituding sampai saat ini masih belum memberikan pernyataan apapun. Sebab sebelum ledakan terjadi, kabinet keamanan Israel mengatakan bahwa menghentikan serangan Hizbullah di wilayah utara Israel agar warga yang mengungsi bisa kembali dengan aman adalah tujuan perang resmi.
Setelah hampir satu tahun serangan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober 2023, Timur Tengah masih dalam kondisi yang sangat tidak stabil. Perang Gaza terus berlanjut tanpa resolusi, dan ada ancaman yang semakin besar akan pecahnya konflik yang lebih dahsyat antara Israel dan Hizbullah di Lebanon.
Telah banyak peristiwa di Timur Tengah yang dapat menyebabkan perang meluas, mulai dari terbunuhnya pejabat senior Hamas Saleh al-Arouri di Beirut, meningkatnya serangan Houthi terhadap kapal-kapal di Laut Merah, pengeboman oleh ISIS di Iran, terbunuhnya seorang pemimpin milisi yang didukung Iran di Irak, hingga meninggalnya Pemimpin Hamas.
Dilansir dari United States Institute of Peace, Timur Tengah sedang dilanda ketegangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Di seluruh wilayah, tidak kurang dari empat titik api utama dapat memicu perang yang lebih luas di Timur Tengah. Selain dinamika konflik antara Israel dan Lebanon, Laut Merah, Irak, dan Suriah semuanya telah menjadi arena konfrontasi yang meluas dari Gaza.
Lonjakan kekerasan di salah satu titik panas ini dapat dengan cepat meningkat menjadi konfrontasi yang lebih luas.
Jika pihak-pihak lain seperti PBB tetap berdiam diri terhadap konflik ini, maka bukan tidak mungkin jika perang besar akan kembali terjadi dalam jangka waktu singkat.
Sebenarnya dunia telah menyuarakan kekhawatiran mereka terkait konflik ini. Bahkan beberapa negara Uni Eropa seperti Spanyol, Irlandia, dan Norwegia kini mulai memihak Palestina dan meminta kemerdekaan bagi negara tersebut supaya konflik Timur Tengah cepat berakhir.
Namun hal tersebut tetap belum cukup untuk meyakinkan PBB untuk memberikan kedaulatan bagi Rakyat Palestina. Terdapat beberapa prosedur-prosedur yang seakan menyulitkan Palestina untuk merdeka dari tangan Israel, kemungkinan hal ini datang dari keinginan sekutu Negeri Yahudi seperti Amerika Serikat dan sebagian besar Uni Eropa yang tidak ingin wilayah tersebut merdeka.
Meski begitu, para pembuat kebijakan AS disebut akan berupaya untuk mencapai keseimbangan yang rumit antara tindakan cepat yang ditujukan untuk mencegah serangan lebih lanjut dan upaya diplomatik intensif untuk mencegah konflik Gaza menyebar lebih jauh.
Hal itu dibuktikan dengan kedatangan para pejabat AS di wilayah konflik. Sayangnya sampai saat ini hal tersebut masih juga belum terwujud. Namun saat ini Negeri Paman Sam memang sedang disibukkan dengan akan adanya Pesta Demokrasi yang berlangsung sebentar lagi.
Sedangkan negara-negara lain seakan masa bodoh dengan apa yang telah terjadi di Timur Tengah. Mereka tidak menawarkan solusi, dan tidak pula memberi bantuan.
Itulah bagaimana gambaran apa yang terjadi saat ini terkait konflik yang berkecamuk di Timur Tengah. Jika kedepannya, masih tidak ada solusi atau campur tangan dari pihak luar, bukan tidak mungkin jika perang dunia 3 akan terjadi dan dimulai dari wilayah Timur Tengah.
Lihat Juga: Putus Asa, Netanyahu Tawarkan Hadiah Rp79 Miliar bagi Tiap Tawanan yang Dibebaskan dari Gaza
Belum lama ini Lebanon digemparkan dengan adanya pager yang meledak hingga menewaskan belasan orang. Menurut BBC, sebanyak 12 orang termasuk dua anak-anak tewas setelah pager genggam yang digunakan oleh anggota kelompok bersenjata Hizbullah untuk berkomunikasi meledak serentak.
Atas tragedi ini, kelompok Hizbullah mulai menyalahkan Israel atas peristiwa yang mereka sebut sebagai "agresi kriminal". Mereka bersumpah akan melakukan balasan terhadap Negeri Yahudi.
Sedangkan Israel yang dituding sampai saat ini masih belum memberikan pernyataan apapun. Sebab sebelum ledakan terjadi, kabinet keamanan Israel mengatakan bahwa menghentikan serangan Hizbullah di wilayah utara Israel agar warga yang mengungsi bisa kembali dengan aman adalah tujuan perang resmi.
Bom Pager Lebanon Bisa Picu Perang Dunia 3?
Peristiwa Bom Pager Lebanon ini menandakan akan semakin panjangnya konflik di Timur Tengah dengan saling berbalas serangan. Lantas apakah hal ini dapat melahirkan Perang Dunia 3? Tentunya setiap konflik yang terjadi di wilayah tersebut bisa saja menimbulkan perang yang lebih luas.Setelah hampir satu tahun serangan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober 2023, Timur Tengah masih dalam kondisi yang sangat tidak stabil. Perang Gaza terus berlanjut tanpa resolusi, dan ada ancaman yang semakin besar akan pecahnya konflik yang lebih dahsyat antara Israel dan Hizbullah di Lebanon.
Telah banyak peristiwa di Timur Tengah yang dapat menyebabkan perang meluas, mulai dari terbunuhnya pejabat senior Hamas Saleh al-Arouri di Beirut, meningkatnya serangan Houthi terhadap kapal-kapal di Laut Merah, pengeboman oleh ISIS di Iran, terbunuhnya seorang pemimpin milisi yang didukung Iran di Irak, hingga meninggalnya Pemimpin Hamas.
Dilansir dari United States Institute of Peace, Timur Tengah sedang dilanda ketegangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Di seluruh wilayah, tidak kurang dari empat titik api utama dapat memicu perang yang lebih luas di Timur Tengah. Selain dinamika konflik antara Israel dan Lebanon, Laut Merah, Irak, dan Suriah semuanya telah menjadi arena konfrontasi yang meluas dari Gaza.
Lonjakan kekerasan di salah satu titik panas ini dapat dengan cepat meningkat menjadi konfrontasi yang lebih luas.
Jika pihak-pihak lain seperti PBB tetap berdiam diri terhadap konflik ini, maka bukan tidak mungkin jika perang besar akan kembali terjadi dalam jangka waktu singkat.
Sebenarnya dunia telah menyuarakan kekhawatiran mereka terkait konflik ini. Bahkan beberapa negara Uni Eropa seperti Spanyol, Irlandia, dan Norwegia kini mulai memihak Palestina dan meminta kemerdekaan bagi negara tersebut supaya konflik Timur Tengah cepat berakhir.
Namun hal tersebut tetap belum cukup untuk meyakinkan PBB untuk memberikan kedaulatan bagi Rakyat Palestina. Terdapat beberapa prosedur-prosedur yang seakan menyulitkan Palestina untuk merdeka dari tangan Israel, kemungkinan hal ini datang dari keinginan sekutu Negeri Yahudi seperti Amerika Serikat dan sebagian besar Uni Eropa yang tidak ingin wilayah tersebut merdeka.
Meski begitu, para pembuat kebijakan AS disebut akan berupaya untuk mencapai keseimbangan yang rumit antara tindakan cepat yang ditujukan untuk mencegah serangan lebih lanjut dan upaya diplomatik intensif untuk mencegah konflik Gaza menyebar lebih jauh.
Hal itu dibuktikan dengan kedatangan para pejabat AS di wilayah konflik. Sayangnya sampai saat ini hal tersebut masih juga belum terwujud. Namun saat ini Negeri Paman Sam memang sedang disibukkan dengan akan adanya Pesta Demokrasi yang berlangsung sebentar lagi.
Sedangkan negara-negara lain seakan masa bodoh dengan apa yang telah terjadi di Timur Tengah. Mereka tidak menawarkan solusi, dan tidak pula memberi bantuan.
Itulah bagaimana gambaran apa yang terjadi saat ini terkait konflik yang berkecamuk di Timur Tengah. Jika kedepannya, masih tidak ada solusi atau campur tangan dari pihak luar, bukan tidak mungkin jika perang dunia 3 akan terjadi dan dimulai dari wilayah Timur Tengah.
Lihat Juga: Putus Asa, Netanyahu Tawarkan Hadiah Rp79 Miliar bagi Tiap Tawanan yang Dibebaskan dari Gaza
(ahm)