Inggris dan AS Ketir-ketir Rusia-Iran Barter Rahasia Nuklir dengan Pasokan Rudal

Minggu, 15 September 2024 - 11:52 WIB
loading...
Inggris dan AS Ketir-ketir...
Inggris dan AS ketir-ketir Rusia-Iran barter rahasia nuklir dengan pasokan rudal. Foto/Defence Turkey
A A A
WASHINGTON - Inggris dan Amerika Serikat (AS) telah menyuarakan kekhawatiran bahwa Rusia telah berbagi rahasia nuklir dengan Iran sebagai imbalan atas pasokan rudal balistik Teheran ke Moskow untuk mengebom Ukraina.

Selama pertemuan puncak di Washington DC pada hari Jumat, Perdana Menteri (PM) Inggris Keir Starmer dan Presiden AS Joe Biden mengakui bahwa kedua negara memperketat kerja sama militer pada saat Iran sedang dalam proses memperkaya uranium yang cukup untuk menyelesaikan tujuan lamanya guna membangun bom nuklir.

Sumber-sumber Inggris, seperti dikutip The Guardian, Minggu (15/9/2024), mengindikasikan bahwa kekhawatiran telah diutarakan tentang perdagangan Iran untuk teknologi nuklir, bagian dari aliansi yang semakin dalam antara Teheran dan Moskow.

Pada hari Selasa pekan lalu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memberikan peringatan serupa saat berkunjung ke London untuk menghadiri pertemuan puncak dengan mitranya dari Inggris, David Lammy. Namun, peringatan Blinken tidak banyak mendapat perhatian karena fokusnya saat itu adalah pengumuman AS tentang pasokan rudal Iran ke Moskow.



“Sementara itu, Rusia berbagi teknologi yang dicari Iran—ini adalah jalan dua arah—termasuk pada isu nuklir serta beberapa informasi ruang angkasa,” kata Blinken, menuduh kedua negara terlibat dalam kegiatan yang tidak stabil yang menabur “ketidakamanan yang lebih besar” di seluruh dunia.

Inggris, Prancis, dan Jerman bersama-sama memperingatkan pekan lalu bahwa persediaan uranium yang sangat diperkaya milik Iran telah terus bertambah secara signifikan, “tanpa pembenaran sipil yang kredibel” dan bahwa Iran telah mengumpulkan jumlah material yang signifikan untuk membuat bom nuklir.

Namun, tidak jelas seberapa banyak pengetahuan teknis yang dimiliki Teheran untuk membangun senjata nuklir pada tahap ini, atau seberapa cepat Iran dapat melakukannya.

Namun, bekerja sama dengan spesialis Rusia yang berpengalaman atau menggunakan pengetahuan Rusia akan membantu mempercepat proses pembuatannya—meskipun Iran menyangkal bahwa mereka mencoba membuat bom nuklir.

Iran telah membuat kesepakatan pada tahun 2015 untuk menghentikan pembuatan senjata nuklir dengan imbalan keringanan sanksi dengan AS dan negara-negara barat lainnya—tetapi kesepakatan tersebut dibatalkan pada tahun 2018 oleh presiden AS saat itu, Donald Trump.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1424 seconds (0.1#10.140)