Disergap Geng Bersenjata, Wali Kota 'Bos Narkoba' Filipina Dieksekusi

Sabtu, 26 Oktober 2019 - 05:30 WIB
Disergap Geng Bersenjata, Wali Kota Bos Narkoba Filipina Dieksekusi
Disergap Geng Bersenjata, Wali Kota 'Bos Narkoba' Filipina Dieksekusi
A A A
MANILA - Seorang wali kota di Filipina yang masuk dalam "daftar pedagang narkoba" yang dirilis Presiden Rodrigo Duterte dieksekusi mati oleh geng bersenjata dalam sebuah penyergapan mengerikan. Sang wali kota sedang dibawa para petugas polisi saat serangan terjadi.

Wali Kota David Navarro dari Clarin, Misamis Occidental, tewas dan lima orang lainnya cedera dalam serangan itu, termasuk seorang petugas polisi yang ditembak di kaki.

Navarro sedang berada di mobil di belakang kendaraan polisi ketika sekitar sepuluh orang bertopeng dan bersenjata dengan mobil menghentikan konvoi polisi.

Saksi mata mengatakan para pria bertopeng membawa senjata api laras panjang dan memerintahkan wali kota untuk turun. Setelah turun dari mobilnya, wali kota tersebut dieksekusi mati dengan tembakan.

Konvoi polisi diserang ketika Navarro sedang dibawa ke kantor kejaksaan di kota Cebu untuk menghadapi dakwaan penyerangan terhadap seorang terapis pijat.

Navarro mengenakan rompi antipeluru dan diapit oleh petugas di sebuah mobil patroli ketika konvoi polisi ditembaki.

Navarro adalah wali kota ke-13 yang terbunuh di negara itu sejak Juni 2016.

Mayor Polisi Eduardo Sanchez, seorang kepala kantor polisi di Cebu, mengatakan bahwa para petugas disergap oleh geng bersenjata. Sedangkan Kepala Polisi Sersan Carlo Balasoto mengklaim setidaknya ada 10 orang bersenjata di sebuah van putih yang menghalangi konvoi polisi.

Para penyerang memerintahkan para petugas pengawal Navarro untuk berbaring di tanah dan kemudian mereka mengeksekusi Navarro setelah menariknya keluar dari kendaraan.

"Apakah ada keadilan? Jika saya menuntut keadilan, apakah mereka akan memberikannya," kata Princess Navarro, saudara perempuan wali kota yang terbunuh, kepada wartawan, seperti dikutip Al Jazeera, Jumat (25/10/2019) malam.

Dia mengaku menyaksikan pembunuhan itu dan berusaha membela saudaranya.

Navarro pernah membantah terlibat dalam perdagangan narkoba dan berusaha membersihkan namanya ketika dia terbunuh. Pada Mei 2017, dia dilucuti dari semua kekuasaan di kotanya setelah laporan intelijen menyimpulkan bahwa dia dan beberapa petugas terlibat dalam kejahatan terorganisir.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3842 seconds (0.1#10.140)