PBB: Puluhan Ribu Tewas dalam Perang Narkoba di Filipina

Kamis, 04 Juni 2020 - 13:39 WIB
loading...
PBB: Puluhan Ribu Tewas...
Foto/Ilustrasi/Sindonews
A A A
NEW YORK - Puluhan ribu orang kemungkinan telah tewas dalam perang melawan narkoba sejak pertengahan 2016 di Filipina, di tengah "impunitas" untuk polisi dan hasutan melakukan kekerasan oleh para pejabat tinggi. Demikian bunyi laporan PBB.

PBB mengatakan penumpasan obat-obatan terlarang, yang diluncurkan oleh Presiden Rodrigo Duterte setelah memenangkan pemilu pada platform penumpasan kejahatan, telah ditandai oleh perintah polisi dan retorika tingkat tinggi yang mungkin telah ditafsirkan sebagai "izin untuk membunuh.

"Polisi, yang tidak perlu mencari atau mendapatkan surat perintah untuk melakukan penggerebekan di rumah, secara sistematis memaksa para tersangka untuk membuat pernyataan yang memberatkan diri sendiri atau mengambil risiko mematikan," kata kantor hak asasi manusia PBB dalam sebuah laporan seperti dikutip dari The Guardian, Kamis (4/6/2020).

Laporan itu mengatakan hanya ada satu hukuman, atas pembunuhan Kian delos Santos pada tahun 2017, seorang pelajar Manila berusia 17 tahun. Tiga petugas polisi dinyatakan bersalah setelah rekaman CCTV menyebabkan kemarahan publik.

"Meskipun ada dugaan yang dapat dipercaya tentang pembunuhan di luar proses hukum yang luas dan sistematis dalam konteks kampanye melawan obat-obatan terlarang, ada impunitas yang dekat dengan pelanggaran semacam itu," kata laporan itu.

Polisi Filipina mengatakan tindakan mereka dalam kampanye anti-narkoba telah sah dan kematian terjadi dalam baku tembak dengan para pedagang yang melawan saat ditangkap.

Laporan itu mengatakan beberapa pernyataan dari pejabat tingkat tertinggi pemerintahan telah naik ke tingkat hasutan untuk melakukan kekerasan dan fitnah perbedaan pendapat semakin dilembagakan.

"Situasi hak asasi manusia di Filipina ditandai oleh fokus menyeluruh pada ketertiban umum dan keamanan nasional, termasuk melawan terorisme dan obat-obatan terlarang," bunyi laporan tersebut.

Tapi ini sering dengan mengorbankan hak asasi manusia, hak proses hukum, aturan hukum dan akuntabilitas.

"Pemerintah juga semakin mengajukan tuntutan pidana, termasuk dengan menggunakan undang-undang kekuatan khusus Covid-19, terhadap pengguna media sosial yang memposting konten yang kritis terhadap kebijakan dan tindakan pemerintah," tambah laporan itu.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Mobil Tabrak Kerumunan...
Mobil Tabrak Kerumunan Warga di Festival Hari Lapu Lapu di Vancouver
Sentil China, Jenderal...
Sentil China, Jenderal AS Nyatakan Siap Melawan Agresi Asia
Perang Gaza dan Ukraina...
Perang Gaza dan Ukraina Bukti PBB Gagal Jalankan Fungsinya, Masihkah Berharap pada PBB?
Politisi Filipina Ini...
Politisi Filipina Ini Tawarkan Diri Tiduri Ibu-ibu Kesepian dalam Pidato Kampanye
Taiwan Lawan Tekanan...
Taiwan Lawan Tekanan China di PBB, Tegaskan Status sebagai Negara Berdaulat
Putin Usul PBB Memerintah...
Putin Usul PBB Memerintah Sementara Ukraina, Ini Tujuan Pentingnya
China Bantah kalau Mantan...
China Bantah kalau Mantan Presiden Filipina Duterte Minta Suaka
Listrik di Portugal...
Listrik di Portugal dan Spanyol Padam, Jaringan Kereta hingga Internet Lumpuh Total
Profil Hussein Al Sheikh,...
Profil Hussein Al Sheikh, Calon Kuat Pengganti Presiden Palestina Mahmoud Abbas
Rekomendasi
Fenomena Chewy Blush...
Fenomena Chewy Blush Multifungsi dan Beragam Manfaatnya
Wuling Gebrak PEVS 2025:...
Wuling Gebrak PEVS 2025: Pamer Monster Listrik Niaga Pertama di Indonesia, Siap Rebut Pasar Logistik?
Momen Hangat dan Seru!...
Momen Hangat dan Seru! Mamah Nada Ajak Keluarga Jelajahi Laut Bontang di Tengah Malam
Berita Terkini
Siapa Munira Abdulla?...
Siapa Munira Abdulla? Perempuan Uni Emirat Arab yang Bangun setelah 27 Tahun Koma
1 jam yang lalu
Nasib Umat Muslim di...
Nasib Umat Muslim di India ketika Konflik Kashmir Memanas, Diteriaki Pengkhianat dan Diusir dari Tanah Kelahirannya
1 jam yang lalu
Unjuk Kekuatan, Kapal...
Unjuk Kekuatan, Kapal Selam Nuklir Rusia Tembakkan Rudal Jelajah Kalibr Sejauh 1.100 Km
1 jam yang lalu
Begini Hubungan Kerabat...
Begini Hubungan Kerabat Raja Salman dengan Pangeran Arab Saudi Si Sleeping Prince yang Koma 20 Tahun
2 jam yang lalu
Kronologi Kapal Induk...
Kronologi Kapal Induk AS Mengelak dari Serangan Houthi Bikin Jet Tempur F/A-18 Jatuh ke Laut
4 jam yang lalu
10 Stasiun Metro Terdalam...
10 Stasiun Metro Terdalam di Dunia, Salah Satunya di Pyongyang Mencapai 110 Meter
4 jam yang lalu
Infografis
Rusia Akui Kerahkan...
Rusia Akui Kerahkan Tentara Korut dalam Perang Lawan Ukraina
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved