Kim Jong-un Bakal Tingkatkan Jumlah Bom Nuklir Korut untuk Melawan AS

Selasa, 10 September 2024 - 07:24 WIB
loading...
A A A
Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI) memperkirakan bahwa Korea Utara telah merakit sekitar 50 hulu ledak nuklir hingga Januari tahun ini. Negara itu memiliki cukup bahan fisil untuk fisi nuklir hingga mencapai total 90 hulu ledak nuklir.

Sebagai negara yang tidak memiliki senjata nuklir, Korea Selatan dilindungi oleh pasukan nuklir Amerika. Diperkirakan AS memiliki 100 bom gravitasi nuklir B61 untuk penggunaan potensial dalam mendukung sekutu non-Eropa, termasuk di Asia Timur Laut, menurut Bulletin of the Atomic Scientists.

AS juga telah meningkatkan pengerahan pasukan nuklirnya di dan sekitar Semenanjung Korea.

USS Kentucky, kapal selam rudal balistik, tiba di Korea Selatan pada bulan Juli tahun lalu. Itu adalah kunjungan pertama oleh kapal selam Amerika yang berkemampuan nuklir dalam empat dekade terakhir.

Saat ini ada 28.500 personel layanan AS yang dikerahkan di Korea Selatan, di mana mereka mengadakan latihan dengan rekan-rekan Korea Selatan mereka secara teratur untuk memperkuat postur pertahanan kedua belah pihak. Latihan terbaru adalah Ulchi Freedom Shield dan Ssang Yong.



Setelah berakhirnya pertemuan Kelompok Konsultasi dan Strategi Penangkalan yang Diperluas, simulasi simulasi antarlembaga pertama oleh Kelompok Konsultatif Nuklir antara AS dan Korea Selatan diadakan di Washington DC pada tanggal 5-6 September.

Departemen Pertahanan AS mengatakan simulasi tersebut memperkuat pendekatan aliansi terhadap pengambilan keputusan kooperatif tentang pencegahan nuklir dan perencanaan untuk kemungkinan kontinjensi nuklir di Semenanjung Korea. Mereka mengeklaim komitmen nuklirnya sangat kuat.

Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengatakan AS dan Korea Selatan secara terbuka berusaha melakukan serangan nuklir terhadap negara berdaulat. Hal ini, kata kementerian itu, akan meningkatkan kemungkinan bentrokan nuklir.

"Ancaman nuklir dan pemerasan AS akan benar-benar dihalangi oleh kekuatan nuklir DPRK yang lebih sempurna dan berkembang untuk membela diri," kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan yang menggunakan nama resmi negara tersebut, Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK).
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1155 seconds (0.1#10.140)