Siapa Sahra Wagenknecht? Politikus Jerman Pendukung Presiden Putin dan Menolak Bantu Ukraina
loading...
A
A
A
Perpecahan Wagenknecht dari partai kiri terkemuka di Jerman berakar pada keyakinannya bahwa partai-partai sayap kiri tidak lagi melayani kelas pekerja, telah terlalu melonggarkan kebijakan migrasi, dan telah terlalu mengalah pada kebijakan lingkungan — hal-hal yang sangat ditentangnya.
Foto/AP
Melansir Euro News, model ekonomi Wagenknecht mendukung pengeluaran sosial, upah tinggi, tunjangan negara, dan kepemilikan negara. Namun, pandangan kebijakan dalam dan luar negerinya sangat berbeda dari pandangan arus utama kiri di negara tersebut.
Pada tahun 2017, ia menyerukan pembubaran NATO dan perjanjian keamanan baru yang akan mendekatkan Jerman dengan Rusia, pemasok gas terbesar negara itu.
Setelah invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, Wagenknecht menentang sanksi terhadap Kremlin dan menolak mendukung pengiriman bantuan militer ke Kyiv.
Pada awal tahun 2023, ia meluncurkan petisi untuk menghentikan pengiriman senjata ke Ukraina dan mencoba mewujudkan resolusi diplomatik untuk konflik tersebut. "Manifesto untuk Perdamaian" miliknya menerima sekitar 700.000 tanda tangan di platform petisi Change.org dalam waktu kurang dari sebulan.
Sikapnya terhadap Ukraina telah dipuji dan didukung oleh AfD dan kelompok sayap kanan lainnya.
Namun, hal itu juga mempermalukan mantan partainya, Die Linke, yang mendorong pengunduran diri dua anggota partai yang terkenal.
Ia berpendapat bahwa pemerintah daerah Jerman tidak memiliki cukup uang maupun infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung mereka, yang akan menyebabkan ketegangan dan konflik sosial.
Pada tahun 2017, ia mengklaim bahwa kebijakan Merkel sebagian bertanggung jawab atas serangan Islamis tahun 2016 di pasar Natal Berlin, yang menewaskan 12 orang.
2. Terlalu Dekat dengan Vladimir Putin
Foto/AP
Melansir Euro News, model ekonomi Wagenknecht mendukung pengeluaran sosial, upah tinggi, tunjangan negara, dan kepemilikan negara. Namun, pandangan kebijakan dalam dan luar negerinya sangat berbeda dari pandangan arus utama kiri di negara tersebut.
Pada tahun 2017, ia menyerukan pembubaran NATO dan perjanjian keamanan baru yang akan mendekatkan Jerman dengan Rusia, pemasok gas terbesar negara itu.
Setelah invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, Wagenknecht menentang sanksi terhadap Kremlin dan menolak mendukung pengiriman bantuan militer ke Kyiv.
Pada awal tahun 2023, ia meluncurkan petisi untuk menghentikan pengiriman senjata ke Ukraina dan mencoba mewujudkan resolusi diplomatik untuk konflik tersebut. "Manifesto untuk Perdamaian" miliknya menerima sekitar 700.000 tanda tangan di platform petisi Change.org dalam waktu kurang dari sebulan.
Sikapnya terhadap Ukraina telah dipuji dan didukung oleh AfD dan kelompok sayap kanan lainnya.
Namun, hal itu juga mempermalukan mantan partainya, Die Linke, yang mendorong pengunduran diri dua anggota partai yang terkenal.
Baca Juga
3. Mengkritik kebijakan Imigrasi
Wagenknecht telah menjadi penentang vokal kebijakan migran yang diajukan oleh mantan Kanselir Jerman Angela Merkel.Ia berpendapat bahwa pemerintah daerah Jerman tidak memiliki cukup uang maupun infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung mereka, yang akan menyebabkan ketegangan dan konflik sosial.
Pada tahun 2017, ia mengklaim bahwa kebijakan Merkel sebagian bertanggung jawab atas serangan Islamis tahun 2016 di pasar Natal Berlin, yang menewaskan 12 orang.