Serikat Buruh Israel Perintahkan Mogok Kerja Total setelah 6 Sandera Tewas di Gaza
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Serikat buruh utama Israel pada hari Minggu memerintahkan mogok kerja total mulai hari ini (2/9/2024). Itu sebagai protes pada rezim pemerintah Zionis setelah enam sandera ditemukan tewas di Jalur Gaza, Palestina.
Jenazah keenam sandera ditemukan militer Israel pada hari Sabtu dari sebuah terowongan bawah tanah di daerah Rafah, Gaza selatan.
Mereka termasuk di antara 251 sandera yang ditangkap selama serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan yang memicu perang besar di Gaza sekarang ini. Dari ratusan sandera itu, 97 di antaranya masih ditawan di Gaza termasuk 33 yang menurut militer Israel telah tewas.
Puluhan orang dibebaskan selama gencatan senjata satu minggu yang dinegosiasikan pada bulan November, tetapi keluarga dari mereka yang masih ditawan percaya bahwa tidak cukup banyak yang dilakukan pemerintah Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu untuk membebaskan mereka.
Kelompok kampanye Forum Sandera dan Keluarga Hilang mengatakan bahwa kesepakatan untuk pengembalian para sandera yang dinegosiasikan sangat dibutuhkan.
"Jika bukan karena penundaan, sabotase, dan alasan dalam upaya mediasi selama berbulan-bulan, keenam sandera kemungkinan besar masih hidup," kata kelompok tersebut dalam sebuah pernyataan.
Keluarga-keluarga tersebut menyerukan mogok kerja nasional untuk memaksa pemerintah Netanyahu mencapai kesepakatan guna mengamankan pembebasan para sandera yang tersisa.
Tak lama kemudian, kepala serikat buruh Histadrut yang kuat di Israel memerintahkan mogok kerja total mulai hari Senin untuk mendukung para sandera.
"Saya sampai pada kesimpulan bahwa hanya intervensi kita yang dapat menggoyahkan mereka yang perlu digoyahkan," kata ketua Histadrut Arnon bar David dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AFP.
Jenazah keenam sandera ditemukan militer Israel pada hari Sabtu dari sebuah terowongan bawah tanah di daerah Rafah, Gaza selatan.
Mereka termasuk di antara 251 sandera yang ditangkap selama serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan yang memicu perang besar di Gaza sekarang ini. Dari ratusan sandera itu, 97 di antaranya masih ditawan di Gaza termasuk 33 yang menurut militer Israel telah tewas.
Puluhan orang dibebaskan selama gencatan senjata satu minggu yang dinegosiasikan pada bulan November, tetapi keluarga dari mereka yang masih ditawan percaya bahwa tidak cukup banyak yang dilakukan pemerintah Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu untuk membebaskan mereka.
Kelompok kampanye Forum Sandera dan Keluarga Hilang mengatakan bahwa kesepakatan untuk pengembalian para sandera yang dinegosiasikan sangat dibutuhkan.
"Jika bukan karena penundaan, sabotase, dan alasan dalam upaya mediasi selama berbulan-bulan, keenam sandera kemungkinan besar masih hidup," kata kelompok tersebut dalam sebuah pernyataan.
Keluarga-keluarga tersebut menyerukan mogok kerja nasional untuk memaksa pemerintah Netanyahu mencapai kesepakatan guna mengamankan pembebasan para sandera yang tersisa.
Tak lama kemudian, kepala serikat buruh Histadrut yang kuat di Israel memerintahkan mogok kerja total mulai hari Senin untuk mendukung para sandera.
"Saya sampai pada kesimpulan bahwa hanya intervensi kita yang dapat menggoyahkan mereka yang perlu digoyahkan," kata ketua Histadrut Arnon bar David dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AFP.