6 Sandera Israel Tewas di Gaza, Keluarga Korban Marah pada Netanyahu
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Sebanyak enam orang sandera asal Israel ditemukan tewas di sebuah terowongan di Rafah, Gaza selatan. Kelompok yang mewakili keluarga korban marah kepada Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu, menganggap pemimpin Zionis tersebut sudah gagal.
Militer Israel mengatakan pada hari Minggu bahwa mereka telah menemukan jasad keenam sandera, termasuk warga negara Israel-Amerika Hersh Goldberg-Polin (23), dari sebuah terowongan di kota Rafah.
Menurut militer Israel, enam sandera itu dibunuh sesaat sebelum mereka diselamatkan.
Pejabat Hamas mengatakan bahwa Israel harus disalahkan atas kematian para sandera karena menolak menandatangani kesepakatan gencatan senjata.
Sebaliknya, Netanyahu menyalahkan Hamas atas terhentinya negosiasi.
Sandera lainnya diidentifikasi sebagai Ori Danino (25), Eden Yerushalmi (24), Almog Sarusi (27), Alexander Lobanov (33), dan Carmel Gat (40).
"Selama 11 bulan pemerintah Israel yang dipimpin oleh Netanyahu gagal melakukan apa yang diharapkan dari pemerintah—memulangkan putra dan putrinya ke rumah," kata Forum Sandera dan Keluarga Hilang dalam sebuah pernyataan yang diunggah di Facebook.
"Kesepakatan untuk mengembalikan para sandera telah dibahas selama lebih dari dua bulan. Jika bukan karena kegagalan [kesepakatan], alasan-alasan dan pemutarbalikan fakta, para sandera yang kematiannya kami ketahui pagi ini mungkin masih hidup."
"Netanyahu: Cukup dengan alasan-alasan. Cukup dengan memutarbalikkan fakta. Cukup dengan penundaan! Waktunya telah tiba untuk memulangkan para korban penculikan kami—yang masih hidup untuk direhabilitasi dan para korban serta yang dibunuh untuk dikuburkan di tanah mereka sendiri," papar kelompok tersebut.
Militer Israel mengatakan pada hari Minggu bahwa mereka telah menemukan jasad keenam sandera, termasuk warga negara Israel-Amerika Hersh Goldberg-Polin (23), dari sebuah terowongan di kota Rafah.
Menurut militer Israel, enam sandera itu dibunuh sesaat sebelum mereka diselamatkan.
Pejabat Hamas mengatakan bahwa Israel harus disalahkan atas kematian para sandera karena menolak menandatangani kesepakatan gencatan senjata.
Sebaliknya, Netanyahu menyalahkan Hamas atas terhentinya negosiasi.
Sandera lainnya diidentifikasi sebagai Ori Danino (25), Eden Yerushalmi (24), Almog Sarusi (27), Alexander Lobanov (33), dan Carmel Gat (40).
"Selama 11 bulan pemerintah Israel yang dipimpin oleh Netanyahu gagal melakukan apa yang diharapkan dari pemerintah—memulangkan putra dan putrinya ke rumah," kata Forum Sandera dan Keluarga Hilang dalam sebuah pernyataan yang diunggah di Facebook.
"Kesepakatan untuk mengembalikan para sandera telah dibahas selama lebih dari dua bulan. Jika bukan karena kegagalan [kesepakatan], alasan-alasan dan pemutarbalikan fakta, para sandera yang kematiannya kami ketahui pagi ini mungkin masih hidup."
"Netanyahu: Cukup dengan alasan-alasan. Cukup dengan memutarbalikkan fakta. Cukup dengan penundaan! Waktunya telah tiba untuk memulangkan para korban penculikan kami—yang masih hidup untuk direhabilitasi dan para korban serta yang dibunuh untuk dikuburkan di tanah mereka sendiri," papar kelompok tersebut.