Korut: Tak Ada Pembicaraan, Kecuali AS Hentikan Kebijakan Bermusuhan
Minggu, 06 Oktober 2019 - 23:23 WIB

Korut: Tak Ada Pembicaraan, Kecuali AS Hentikan Kebijakan Bermusuhan
A
A
A
SEOUL - Korea Utara (Korut) menyatakan, pihaknya "tidak memiliki keinginan" untuk melanjutkan pembicaraan nuklir, kecuali Amerika Serikat (AS) mengambil langkah-langkah untuk mengakhiri permusuhan. Pernyataan ini dilontarkan Korut, Minggu (6/10), satu hari setelah negosiasi antara Korut dengan AS di Swedia berujung kegagalan.
"Kami tidak memiliki niat untuk mengadakan perundingan yang memuakkan seperti apa yang terjadi saat ini, sebelum AS mengambil langkah besar untuk melakukan penarikan penuh kebijakan permusuhan terhadap DPRK," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Korut, seperti dikutip dari Channel News Asia.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea Utara, juru bicara itu memperingatkan, bahwa "transaksi" mereka mungkin akan segera berakhir, jika AS tetap menggunakan buku pedomannya yang lama. "Nasib dialog DPRK-AS di masa depan tergantung pada sikap AS, dan akhir tahun ini adalah batas waktunya," tambahnya.
Pembicaraan di Swedia adalah perundingan pertama kedua pihak, setelah negosiasi dilanda kebuntuan berbulan-bulan usai pertemuan pada bulan Februari antara pemimpin Korut Kim Jong-un dengan Presiden AS Donald Trump.
Delegasi Korut meninggalkan perundingan Swedia karena kecewa dengan kurangnya solusi "baru dan kreatif" yang ditawarkan oleh Washington. Negosiator Korut, Kim Myong Gil menyalahkan AS karena tidak melepaskan "sikap lama" mereka yang menyebabkan pembicaraan berakhir "tanpa hasil apa pun".
Tetapi, Washington menyebut pembicaraan di Swedia itu adalah sebuah "diskusi yang baik". Menurut AS, komentar Korut tidak mencerminkan konten atau semangat diskusi delapan setengah jam mereka.
"Kami tidak memiliki niat untuk mengadakan perundingan yang memuakkan seperti apa yang terjadi saat ini, sebelum AS mengambil langkah besar untuk melakukan penarikan penuh kebijakan permusuhan terhadap DPRK," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Korut, seperti dikutip dari Channel News Asia.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea Utara, juru bicara itu memperingatkan, bahwa "transaksi" mereka mungkin akan segera berakhir, jika AS tetap menggunakan buku pedomannya yang lama. "Nasib dialog DPRK-AS di masa depan tergantung pada sikap AS, dan akhir tahun ini adalah batas waktunya," tambahnya.
Pembicaraan di Swedia adalah perundingan pertama kedua pihak, setelah negosiasi dilanda kebuntuan berbulan-bulan usai pertemuan pada bulan Februari antara pemimpin Korut Kim Jong-un dengan Presiden AS Donald Trump.
Delegasi Korut meninggalkan perundingan Swedia karena kecewa dengan kurangnya solusi "baru dan kreatif" yang ditawarkan oleh Washington. Negosiator Korut, Kim Myong Gil menyalahkan AS karena tidak melepaskan "sikap lama" mereka yang menyebabkan pembicaraan berakhir "tanpa hasil apa pun".
Tetapi, Washington menyebut pembicaraan di Swedia itu adalah sebuah "diskusi yang baik". Menurut AS, komentar Korut tidak mencerminkan konten atau semangat diskusi delapan setengah jam mereka.
(esn)