Citra Satelit: Kapal Induk AS Dikepung 7 Kapal Perang China
A
A
A
BEIJING - Sebuah citra atau gambar satelit menunjukkan sebuah kapal induk Amerika Serikat (AS) dikepung oleh tujuh kapal perang China di perairan sengketa di Laut China Selatan. Pentagon menolak mengonfirmasi, sedangkan Beijing tidak membantah atau pun tidak membenarkan apakah insiden itu benar-benar terjadi.
Gambar satelit itu dilaporkan diambil pada 24 September 2019. Gambar tersebut dipublikasikan seorang pengguna media sosial Weibo dengan nama akun @zhezhongzhihuizhang.
Kapal induk Amerika Serikat yang dilaporkan dikepung tujuh kapal perang China itu adalah USS Ronald Reagan. Dalam foto itu, terlihat kapal induk Amerika sendirian saat dikepung di wilayah timur laut Kepulauan Spratly di Laut China Selatan. Biasanya kapal induk Amerika dikawal oleh beberapa kapal perang.
Pentagon, melalui seorang juru bicara Armada ke-7 AS, menolak untuk mengonfirmasi apakah insiden itu benar-benar terjadi atau tidak. Dia hanya mengatakan bahwa kapal induk itu melakukan operasi rutin.
Kementerian Pertahanan China juga tidak membenarkan maupun membantah bahwa kapal induk Amerika dikepung. Namun, kementerian itu mencatat ketika menanggapi pertanyaan tentang laporan bahwa AS mengirim kapal USS Ronald Reagan ke wilayah sengketa untuk "melenturkan otot dan meningkatkan militerisasi regional".
"Kami menentang keras hal itu. Kami mendesak pihak AS untuk menghormati masalah keamanan negara-negara di kawasan ini dan memberikan kontribusi positif bagi perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan," kata kementerian itu melalui seorang juru bicara, seperti dikutip dari Sputniknews, Senin (30/9/2019).
Laporan penampakan kapal induk AS di perairan sengketa di Laut China Selatan muncul hanya beberapa hari sebelum perayaan ulang tahun ke-70 Partai Komunis China. Perayaan yang akan digelar pada 1 Oktober 2019 akan diramaikan dengan parade militer yang menampilkan berbagai senjata menakutkan Beijing.
AS—kadang-kadang bekerja sama dengan sekutunya—telah mengirim kapal perang dalam apa yang mereka sebut sebagai operasi kebebasan navigasi. Operasi itu diklaim untuk melindungi rute-rute vital maritim yang saat ini dikendalikan oleh China. Selain China, wilayah perairan Laut China Selatan juga diklaim oleh beberapa negara Asia seperti Malaysia, Filipina, Vietnam, Brunei dan Taiwan. Bagi China, Taiwan bukan negara tapi bagian dari wilayahnya yang membangkang.
Beijing telah berulang kali mengecam operasi maritim Amerika tersebut sebagai tindakan provokasi dan memperingatkan Washington agar tidak meningkatkan situasi di kawasan Laut China Selatan dengan tindakan "ceroboh" -nya.
Gambar satelit itu dilaporkan diambil pada 24 September 2019. Gambar tersebut dipublikasikan seorang pengguna media sosial Weibo dengan nama akun @zhezhongzhihuizhang.
Kapal induk Amerika Serikat yang dilaporkan dikepung tujuh kapal perang China itu adalah USS Ronald Reagan. Dalam foto itu, terlihat kapal induk Amerika sendirian saat dikepung di wilayah timur laut Kepulauan Spratly di Laut China Selatan. Biasanya kapal induk Amerika dikawal oleh beberapa kapal perang.
Pentagon, melalui seorang juru bicara Armada ke-7 AS, menolak untuk mengonfirmasi apakah insiden itu benar-benar terjadi atau tidak. Dia hanya mengatakan bahwa kapal induk itu melakukan operasi rutin.
Kementerian Pertahanan China juga tidak membenarkan maupun membantah bahwa kapal induk Amerika dikepung. Namun, kementerian itu mencatat ketika menanggapi pertanyaan tentang laporan bahwa AS mengirim kapal USS Ronald Reagan ke wilayah sengketa untuk "melenturkan otot dan meningkatkan militerisasi regional".
"Kami menentang keras hal itu. Kami mendesak pihak AS untuk menghormati masalah keamanan negara-negara di kawasan ini dan memberikan kontribusi positif bagi perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan," kata kementerian itu melalui seorang juru bicara, seperti dikutip dari Sputniknews, Senin (30/9/2019).
Laporan penampakan kapal induk AS di perairan sengketa di Laut China Selatan muncul hanya beberapa hari sebelum perayaan ulang tahun ke-70 Partai Komunis China. Perayaan yang akan digelar pada 1 Oktober 2019 akan diramaikan dengan parade militer yang menampilkan berbagai senjata menakutkan Beijing.
AS—kadang-kadang bekerja sama dengan sekutunya—telah mengirim kapal perang dalam apa yang mereka sebut sebagai operasi kebebasan navigasi. Operasi itu diklaim untuk melindungi rute-rute vital maritim yang saat ini dikendalikan oleh China. Selain China, wilayah perairan Laut China Selatan juga diklaim oleh beberapa negara Asia seperti Malaysia, Filipina, Vietnam, Brunei dan Taiwan. Bagi China, Taiwan bukan negara tapi bagian dari wilayahnya yang membangkang.
Beijing telah berulang kali mengecam operasi maritim Amerika tersebut sebagai tindakan provokasi dan memperingatkan Washington agar tidak meningkatkan situasi di kawasan Laut China Selatan dengan tindakan "ceroboh" -nya.
(mas)