Massa Pro-Beijing Bersihkan Tembok dari Selebaran Anti Pemerintah

Sabtu, 21 September 2019 - 13:18 WIB
Massa Pro-Beijing Bersihkan Tembok dari Selebaran Anti Pemerintah
Massa Pro-Beijing Bersihkan Tembok dari Selebaran Anti Pemerintah
A A A
HONG KONG - elompok pendukung pemerintah China membersihkan 'Lennon Walls' dari pesan-pesan protes anti pemerintah di seluruh Hong Kong, Sabtu (21/9/2019). Kegiatan ini semakin meningkatkan kemungkinan terjadi bentrok dengan demonstran pro demokrasi.

Dikutip dari Channel News Asia, sejak pagi, lusinan pendukung pro Beijing mulai membersihkan mosaik-mosaik besar dan catatan-catatan penuh warna yang menyerukan demokrasi dan mencela campur tangan China di wilayah bekas jajahan Inggris.

Selebaran dan coretan anti pemerintah itu tersebar di pusat keuangan Asia, di halte bus dan pusat perbelanjaan, di bawah jembatan dan di sepanjang trotoar pejalan kaki.

Seorang legislator pro-Beijing, Junius Ho, telah mendesak para pendukungnya untuk membersihkan sekitar 100 "Lennon Walls" di sekitar kota.

Tembok-tembok itu dinamai Lennon Walls mirip merujuk pada tembok yang sama saat Praha dikuasai komunis di era 1980-an. Saat itu, tembok-tembok di Praha ditutupi dengan lirik The Beatles dan pesan-pesan politik.

Namun, dalam pesan yang diposting Jumat malam di halaman Facebook-nya pada hari Jumat, Ho mengatakan 'demi keamanan' Lennon Walls tidak akan dibersihkan, hanya jalan-jalan.

"Kami akan membersihkan lingkungan dengan sikap damai dan rasional," katanya.

Aksi demonstrasi di Hong Kong terjadi sejak bulan Juni lalu. Awalnya mereka menentang rancangan undang-undang ekstradisi, yang akan memungkinkan orang untuk dikirim ke Cina daratan untuk diadili. Sejak itu, tuntutan meluas menjadi seruan untuk hak pilih universal.

Para pengunjuk rasa anti-pemerintah marah tentang apa yang mereka lihat sebagai campur tangan Beijing pada formula "satu negara, dua sistem" Hong Kong yang memastikan kebebasan, termasuk hak berkumpul dan peradilan yang independen.

China mengatakan pihaknya berkomitmen pada pengaturan "satu negara, dua sistem" dan menyangkal ikut campur. Sebaliknya, Beijing menuduh pemerintah asing termasuk Amerika Serikat dan Inggris, menghasut kerusuhan.

Demonstrasi telah mengambil ritme mereka sendiri selama berbulan-bulan dan sekarang cenderung memuncak pada akhir pekan. Seringkali aktivis anti pemerintah, banyak yang bertopeng dan berpakaian hitam, melemparkan bom bensin ke polisi, menghancurkan stasiun metro, memblokir jalan bandara dan menyalakan api jalanan .

Kadang-kadang, mereka dihadang oleh para pendukung pro-Beijing yang memegang tongkat.

Aksi protes lebih banyak direncanakan dilakukan pada akhir pekan ini termasuk duduk di stasiun kereta bawah tanah Yuen Long, menandai peristiwa dua bulan lalu sejak aktivis diserang oleh gerombolan di sana.

Operator transit kota, MTR Corp, mengatakan akan menutup stasiun kereta api di dekat lokasi potensial protes, termasuk Yuen Long dan Tuen Mun, untuk alasan keamanan mulai dari sore hari.

Para pengunjuk rasa mengatakan pada hari Jumat bahwa sementara mereka tidak menginginkan kekerasan, mereka akan membela diri jika mereka diserang.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2856 seconds (0.1#10.140)