Militer Iran Tegaskan Respons terhadap Israel Mungkin Perlu Waktu

Rabu, 21 Agustus 2024 - 07:45 WIB
loading...
Militer Iran Tegaskan...
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memberi isyarat saat berangkat ke Mesir, di Tel Aviv, Israel, 20 Agustus 2024. Foto/Kevin Mohatt/AP
A A A
TEHERAN - Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) memperingatkan pembalasan Teheran atas pembunuhan Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mungkin baru akan terjadi setelah penantian yang lama.

Haniyeh terbunuh di Teheran pada akhir Juli, beberapa jam setelah menghadiri pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian.

Setelah insiden tersebut, Iran berjanji memberikan "hukuman keras" kepada Israel yang tidak membantah atau mengakui peran apa pun dalam pembunuhan tersebut.

Timur Tengah telah bersiap menghadapi pembalasan yang dijanjikan Iran, yang sejauh ini belum terwujud.

"Waktu berpihak pada kita dan masa tunggu untuk tanggapan ini bisa lama," ujar Alimohammad Naini, juru bicara IRGC, cabang militer Iran yang elit dan berpengaruh, pada Selasa (20/8/2024).

Dia menambahkan, "musuh" harus menunggu tanggapan yang "dihitung dan akurat".

Naini juga dikutip media lokal yang mengatakan para pemimpin Iran sedang mempertimbangkan keadaan dan tanggapannya mungkin tidak akan mengulangi operasi Republik Islam sebelumnya.

Pada April, Iran menembakkan ratusan rudal dan pesawat nirawak ke Israel sebagai tanggapan atas pengeboman konsulatnya di Suriah.

Serangan itu sebagian besar ditangkis oleh sistem pertahanan udara Iron Dome milik Israel, tetapi sejumlah rudal berhasil mencapai targetnya, yang menurut Israel hanya menyebabkan kerusakan minimal pada instalasi militer.

Pembunuhan Haniyeh telah memicu kekhawatiran global tentang perang habis-habisan antara Israel dan Iran.

Amerika Serikat (AS) telah meminta sekutu yang memiliki hubungan dengan Iran untuk membujuknya agar meredakan ketegangan di Timur Tengah.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menegaskan kembali komitmen Washington untuk membela Israel tetapi mengatakan semua pihak di Timur Tengah, termasuk Israel, harus menahan diri dari tindakan yang meningkatkan ketegangan.

Menjinakkan ketegangan sangat penting tidak hanya untuk mencegah konflik besar di kawasan itu, menurut Blinken, tetapi juga untuk memungkinkan gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza.

Menteri Luar Negeri AS saat ini berada di wilayah tersebut untuk mencari kemajuan menuju gencatan senjata Gaza.

Menurut Naini, Teheran mendukung setiap langkah yang akan mengakhiri perang di Gaza. Namun, dia menambahkan, "Kami tidak menganggap tindakan AS itu tulus. Kami menganggap AS sebagai pihak dalam perang (Gaza)."

Militer Israel telah membunuh lebih dari 40.000 warga Palestina, sementara 92.857 orang lainnya terluka, menurut pejabat kesehatan Gaza. Sebagian besar korban adalah wanita dan anak-anak.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1567 seconds (0.1#10.140)