Petinggi Hamas Bongkar Keberpihakan CNN dalam Wawancara Panas

Rabu, 21 Agustus 2024 - 00:01 WIB
loading...
Petinggi Hamas Bongkar...
Petinggi Hamas Osama Hamdan mengungkap bias CNN selama wawancara dengan Jim Sciutto. Foto/x
A A A
JALUR GAZA - Pejabat tinggi Hamas Osama Hamdan pada Sabtu (17/8/2024) membeberkan keberpihakan CNN selama wawancara dengan kepala analis keamanan nasional dan pembawa acara, Jim Sciutto.

Sciutto membuka wawancara dengan menanyakan apakah gerakan Palestina Hamas “menyesali” operasi 7 Oktober setelah Israel membunuh 40.000 warga Palestina selama sepuluh bulan genosida di Gaza.

“Menurut saya, Anda memberi hak kepada Israel untuk membunuh warga Palestina dengan menanyakan apakah kami merasa menyesal atas apa yang telah dilakukan Israel,” ujar Hamdan, seraya menambahkan, “Israel telah membunuh warga Palestina selama 76 tahun terakhir.”

“Ketika warga Palestina bereaksi terhadap pendudukan Israel, mereka harus menyesali apa yang dilakukan warga Israel,” papar Hamdan.



Sciutto segera menyela Hamdan, yang terus mengulangi, dengan mengadopsi narasi Israel, pembawa acara CNN tersebut secara praktis mengabaikan pembunuhan ribuan warga sipil Palestina oleh pasukan Israel.

“Saya telah meliput bagian dunia ini selama 20 tahun,” kata Sciutto, seraya menambahkan dia telah meliput “serangan oleh Hamas yang menewaskan warga sipil Israel”, sebelum bertanya lagi apakah Hamas “mengakui tanggung jawab apa pun atas kematian warga sipil Palestina di Gaza.”

Sciutto juga mengulangi klaim yang tidak berdasar bahwa infrastruktur operasional Hamas “berbasis di bawah rumah, masjid, sekolah di Gaza.”

“Sayangnya, Anda telah meliput wilayah ini selama 20 tahun tetapi Anda mengawasi wilayah itu melalui mata Israel,” tegas Hamdan.

“Pada tahun 2014, Israel menyerang Gaza dan mereka membunuh lebih dari 4.000 warga Palestina, tidakkah Anda melihat itu? Mereka membunuh 1.000 warga Palestina dalam satu hari pada tahun 2008, dan Anda tidak melihat itu,” ungkap Hamdan mendesak pembawa acara CNN, sebelum disela lagi.

“Anda tidak dapat menjawab sendiri,” Hamdan mencoba berkata, memperingatkan bahwa dia akan meninggalkan studio jika dia tidak diizinkan menjawab pertanyaan Sciutto.

“Bukan tugas Anda untuk mendiktekan apa yang ingin saya katakan,” tegas Hamdan.

“Apakah Anda menerima tanggung jawab atas kematian warga sipil di Gaza?” Sciutto bersikeras.

“Anda masih melihat apa yang terjadi melalui mata Israel, mendengarkan melalui telinga Israel, dan berpikir seolah-olah Anda adalah bagian dari serangan militer Israel terhadap Palestina,” ujar Hamdan.

“Saya melihat bahwa Anda mendukung pembunuhan 40.000 warga Palestina, Anda tidak menyalahkan Israel atas apa pun,” tegas Hamdan, sebelum mengakhiri percakapan saat Sciutto mulai menyela, sekali lagi.

Genosida yang Berkelanjutan


Mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutalnya yang terus berlanjut di Gaza.

Israel yang saat ini sedang diadili di Mahkamah Internasional (ICJ) atas tuduhan genosida terhadap warga Palestina, telah melancarkan perang yang menghancurkan di Gaza sejak 7 Oktober.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 40.139 warga Palestina telah tewas, dan 92.743 terluka dalam genosida yang sedang berlangsung di Gaza yang dimulai pada 7 Oktober.

Selain itu, 11.000 orang tidak diketahui keberadaannya, diduga tewas di bawah reruntuhan rumah mereka di seluruh Jalur Gaza.

Organisasi Palestina dan internasional mengatakan mayoritas dari mereka yang tewas dan terluka adalah wanita dan anak-anak.

Perang Israel telah mengakibatkan kelaparan akut, sebagian besar di Gaza utara, yang mengakibatkan kematian banyak warga Palestina, sebagian besar anak-anak.

Agresi Israel juga mengakibatkan pemindahan paksa hampir dua juta orang dari seluruh Jalur Gaza, dengan sebagian besar pengungsi dipaksa ke kota Rafah yang padat penduduk di selatan dekat perbatasan dengan Mesir, dalam apa yang telah menjadi eksodus massal terbesar Palestina sejak Nakba 1948.

Kemudian dalam perang tersebut, ratusan ribu warga Palestina mulai pindah dari selatan ke Gaza tengah dalam upaya terus-menerus mencari tempat yang aman.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0964 seconds (0.1#10.140)