Rouhani kepada AS: Tidak Ada Pembicaraan Sampai Sanksi Dicabut

Selasa, 27 Agustus 2019 - 22:54 WIB
Rouhani kepada AS: Tidak Ada Pembicaraan Sampai Sanksi Dicabut
Rouhani kepada AS: Tidak Ada Pembicaraan Sampai Sanksi Dicabut
A A A
TEHERAN - Iran tidak akan melakukan pembicaraan dengan Amerika Serikat (AS) sampai semua sanksi dicabut. Hal itu ditegaskan oleh Presiden Iran Hassan Rouhani.

Pernyataan ini sekaligus membantah pernyataan Presiden AS Donald Trump sehari sebelumnya. Trump mengatakan akan bertemu dengan Rouhani untuk mencoba mengakhiri kebuntuuan pembicaraan soal nuklir Iran.

"Langkahnya adalah menarik kembali sanksi. Anda harus tarik semua sanksi ilegal, tidak adil dan salah terhadap bangsa Iran," kata Rouhani dalam pidato televisi di Ibu Kota Teheran.

"Tanpa mengambil langkah ini, jalan buntu tidak akan dibuka," tambahnya.

"Tanpa Amerika menarik sanksi dan meninggalkan jalan yang salah yang telah dipilihnya, kita tidak akan menyaksikan perkembangan positif. Kunci perubahan positif ada di tangan Washington," tegas Rouhani seperti dikutip dari Al Jazeera, Selasa (27/8/2019).

Pernyataan terbaru Rouhani ini menunjukkan adanya perubahan sikap, sehari setelah ia menyatakan kesiapannya untuk menegosiasikan jalan keluar dari krisis nuklir Iran. Sebelumnya, Rouhani sempat membuka kemungkinan terjadinya negosiasi.

"Jika saya tahu bahwa pergi ke pertemuan dan mengunjungi seseorang akan membantu pembangunan negara saya dan menyelesaikan masalah rakyat, saya tidak akan melewatkannya," katanya, Senin kemarin.

"Sekalipun peluang keberhasilan bukanlah 90 persen tetapi 20 persen atau 10, kita harus terus maju dengan itu. Kita tidak boleh kehilangan peluang."

Kesepakatan penting, yang dinegosiasikan pada 2015, menawarkan bantuan kepada Iran atas sanksi global dengan imbalan pembatasan pada program nuklirnya.

Berbicara pada pertemuan puncak G7 di resor Prancis Biarritz pada hari Senin, Trump mengesampingkan mencabut sanksi ekonomi untuk mengkompensasi kerugian yang diderita oleh Iran.

Sementara itu para pihak penandatangan yang tersisa - Inggris, Prancis, Jerman, China dan Rusia - telah berjuang untuk menyelamatkan kesepakatan ini di tengah ketegangan yang semakin dalam.

Trump telah menerapkan kebijakan "tekanan maksimum" terhadap Iran melalui sanksi yang melumpuhkan yang oleh para kritikus dipandang meningkatkan risiko konflik di Timur Tengah antara AS dan Iran.

Menyikapi sanksi yang dijatuhkan oleh Iran, Iran telah mengurangi komitmennya di bawah pakta tersebut.

"Kami akan terus mengurangi komitmen kami di bawah kesepakatan 2015 jika kepentingan kami tidak dijamin," kata Rouhani dalam pidato yang disiarkan langsung.

"Teheran tidak pernah menginginkan senjata nuklir," tegasnya.

"Jadi, ambil langkah pertama. Tanpa langkah ini, kunci ini tidak akan dibuka," kata Rouhani.

Rouhani dan Trump dijadwalkan berada di New York untuk menghadiri Sidang Umum PBB pada akhir September. Momen ini bisa menjadi panggung bagi pembicaraan kedua belah pihak.

Kemungkinan pertemuan antara Rouhani dan Trump dikabarkan oleh surat kabar Javan yang dekat dengan Korps Garda Revolusi Iran. Namun Rouhani menutup peluang itu.

"Kami berusaha menyelesaikan isu dan masalah dengan cara yang rasional tetapi kami tidak mencari foto bersama. Bagi siapa pun yang ingin berfoto dengan Hassan Rouhani, ini tidak mungkin," tukasnya.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3903 seconds (0.1#10.140)