Penyebab Pesawat Jatuh Tewaskan 62 Orang di Brasil: Berputar-putar di Udara karena Mogok

Minggu, 11 Agustus 2024 - 07:24 WIB
loading...
A A A


“Masih belum ada perkiraan tanggal penyelesaian untuk pekerjaan ini,” kata Marcelo Moreno, kepala penyelidik kecelakaan Brasil. “Kami mengutamakan kualitas daripada kecepatan.”

Teori kecelakaan terkemuka sejauh ini adalah bahwa pesawat mungkin mogok sebagian karena diselimuti lapisan es yang parah, yang berarti es terbentuk di sayapnya atau di bagian lain pesawat, mengurangi kemampuan aerodinamisnya dan menambah bobotnya. Dengan lapisan es seperti itu, pesawat harus melaju dengan kecepatan lebih tinggi untuk menghindari mogok, kata para pakar.

“Cara pesawat jatuh, berputar di luar kendali, merupakan ciri khas seseorang yang kehilangan fungsi sayap dan kendali pesawat,” kata Celso Faria de Souza, seorang insinyur aeronautika Brasil dan ahli forensik dalam kecelakaan pesawat. “Ini bisa terjadi karena es.”

Pejabat Brasil telah mengeluarkan peringatan tentang potensi lapisan es yang parah di tempat pesawat terbang saat jatuh. Dan sesaat sebelum bencana, pesawat penumpang lain merasakan lapisan es seperti itu di dekatnya, kata pilot pesawat itu kepada saluran berita Brasil; Globo.

Pesawat penumpang memiliki sistem untuk memecah es yang terbentuk di sayap. Pada pesawat yang jatuh—turboprop ATR 72-500 yang dibuat pada tahun 2010—sistem itu terdiri dari tabung karet di sayap yang seharusnya mengembang dan mengempis untuk memecah es.

“Apakah kru mengaktifkan sistem anti-es?” tanya Jeff Guzzetti, mantan penyelidik kecelakaan di Badan Penerbangan Federal. "Atau apakah mereka mengaktifkannya dan gagal?"

Lapisan es merupakan penyebab utama kecelakaan American Eagle tahun 1994 dengan model pesawat ATR yang sama di Indiana, tetapi pabrikan telah memperbaiki sistem antibeku tersebut.

Cox, pilot dan penyelidik kecelakaan, mengatakan bahwa data penerbangan yang tersedia untuk umum menunjukkan bahwa pesawat melaju sekitar 325 mil per jam ketika kecepatannya turun tajam beberapa menit sebelum kecelakaan. Kecepatannya tidak turun cukup jauh untuk menyebabkan pesawat mogok, katanya, kecuali lapisan es sangat parah.

"Jika ada cukup es, maka bentuk sayap akan berubah, dan itu dapat menyebabkan pesawat mogok pada kecepatan yang jauh lebih tinggi," katanya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1086 seconds (0.1#10.140)