Israel Gelar Perang Era Baru dengan Hizbullah, Apa Saja Bentuknya?

Kamis, 19 September 2024 - 20:23 WIB
loading...
Israel Gelar Perang...
Israel gelar perang era baru dengan Hizbullah. Foto/AP
A A A
BEIRUT - Israel mengatakan “era baru” perang dimulai pada hari Rabu, secara diam-diam mengakui perannya dalam serangan kembar yang mengejutkan yang menargetkan Hizbullah yang telah mendorong Timur Tengah kembali ke ambang konflik yang lebih luas.

Hampir tepat 24 jam setelah ledakan yang menargetkan pager anggota Hizbullah menewaskan banyak orang, termasuk anak-anak, dan melukai lebih dari 2.800 orang, Lebanon diguncang oleh ledakan yang lebih mematikan saat walkie-talkie meledak di Beirut dan wilayah selatan negara itu.

Setidaknya 20 orang tewas dan lebih dari 450 orang terluka dalam ledakan hari Rabu, kata kementerian kesehatan Lebanon.

Setelah menolak berkomentar tentang ledakan hari Selasa, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant tampaknya merujuk pada serangan tersebut saat berkunjung ke pangkalan Angkatan Udara Ramat-David di Israel utara pada hari Rabu.

“Kita berada di awal era baru dalam perang ini dan kita perlu menyesuaikan diri,” kata Gallant. Ia memuji "prestasi luar biasa" Pasukan Pertahanan Israel (IDF), bersama dengan badan keamanan negara itu, Shin Bet, dan badan intelijennya Mossad.

CNN sebelumnya melaporkan bahwa operasi hari Selasa itu merupakan upaya bersama antara IDF dan Mossad, tetapi komentar Gallant adalah pertama kalinya seorang pejabat Israel tampaknya mengakui peran Israel dalam serangan kembar itu.

Seorang sumber Israel yang paham dengan keamanan nasional kemudian mengatakan kepada CNN bahwa Israel melancarkan serangan pager itu dalam momen "gunakan atau hilangkan" ketika mereka yakin Hizbullah menemukan kemampuan itu.

Ledakan pager itu terjadi beberapa jam setelah Israel pada hari Senin memilih untuk menambahkan tujuan perang lain ke dalam konfliknya dengan Hamas dan Hizbullah yang didukung Iran: memastikan kembalinya penduduk dari komunitas di sepanjang perbatasannya dengan Lebanon ke rumah mereka dengan aman.

Setelah hampir setahun terjadi saling balas antara Hizbullah dan Israel, puluhan ribu orang telah mengungsi di Lebanon selatan dan Israel utara. Sementara pemulangan penduduk Israel telah lama dipahami sebagai kebutuhan politik bagi pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, ini adalah pertama kalinya hal itu dijadikan tujuan perang resmi.

Pada hari Rabu, Netanyahu menegaskan kembali janjinya untuk "membawa kembali penduduk utara dengan selamat ke rumah mereka."
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0907 seconds (0.1#10.140)