Eks Jenderal Zionis: Perang dengan Hizbullah Akan Menghancurkan Israel

Selasa, 30 Juli 2024 - 10:54 WIB
loading...
Eks Jenderal Zionis:...
Mayor Jenderal Zionis yang sudah pensiun, Itzhak Brik, sebut perang dengan Hizbullah Lebanon dapat menyebabkan perang regional berskala penuh dan kehancuran negara Israel. Foto/EPA-EFE/ABIR SULTAN
A A A
TEL AVIV - Mayor Jenderal Zionis yang sudah pensiun, Itzhak Brik, mengatakan perang dengan Hizbullah Lebanon dapat menyebabkan perang regional berskala penuh dan kehancuran negara Israel.

Dia mengatakan kepada surat kabar Maariv bahwa mereka yang ingin membalas dendam setelah serangan roket di Dataran Tinggi Golan—wilayah Suriah yang diduduki Zionis—dapat menyeret Israel lebih jauh ke dalam perang dengan Hizbullah.

Menurutnya, tempat tinggal, pembangkit listrik, anjungan gas, pangkalan militer, dan pabrik di Israel bisa menjadi target serangan roket Hizbullah.



"Akibatnya, Israel akan menderita kerugian yang sangat besar dan negara ini akan hancur. Kita perlu segera mengakhiri perang di Gaza, yang sama sekali tidak akan mengakhiri Hamas," kata Brik.

"Selama perang di Gaza terus berlanjut, hanya masalah waktu sebelum perang regional berskala penuh pecah. Kita dapat menanggapi Hizbullah tanpa membakar seluruh Timur Tengah," imbuh dia.

Serangan roket menghantam lapangan sepak bola di Dataran Tinggi Golan pada hari Sabtu. Serangan itu menewaskan 12 remaja dan anak-anak.

Militer Zionis menyalahkan Hizbullah atas serangan roket tersebut, namun kelompok milisi pro-Iran itu membantah terlibat.

Dua pejabat Zionis mengatakan Israel ingin melukai Hizbullah tetapi tidak menyeret Timur Tengah ke dalam perang habis-habisan.

Dua pejabat Zionis lainnya mengatakan Israel sedang mempersiapkan kemungkinan pertempuran selama beberapa hari setelah serangan roket hari Sabtu.

Keempat pejabat tersebut, termasuk seorang pejabat senior pertahanan dan seorang sumber diplomatik, berbicara dengan syarat anonim dan tidak memberikan informasi lebih lanjut tentang rencana Israel untuk melakukan pembalasan.

"Perkiraan kami adalah bahwa respons tersebut tidak akan mengarah pada perang habis-habisan," kata sumber diplomatik tersebut, seperti dikutip Reuters, Selasa (30/7/2024).

"Itu tidak akan menjadi kepentingan kami saat ini," paparnya.

Pada Minggu malam, kabinet keamanan Israel memberi wewenang kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant untuk memutuskan "cara dan waktu" respons terhadap serangan roket tersebut.

Surat kabar terbesar Israel, Yedioth Ahronoth, mengutip pernyataan pejabat yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa respons tersebut akan "terbatas tetapi signifikan."

Laporan itu mengatakan opsi pembalasan berkisar dari serangan terbatas tetapi "fotogenik" terhadap infrastruktur, termasuk jembatan, pembangkit listrik, dan pelabuhan, hingga menyerang depot senjata Hizbullah atau menargetkan komandan Hizbullah tingkat tinggi.

Didorong oleh perang Gaza, permusuhan antara Israel dan Hizbullah telah menjadi yang terburuk sejak mereka berperang pada tahun 2006.

Hizbullah, sekutu kelompok perlawanan Palestina; Hamas, mengatakan rentetan serangan roket dan drone terhadap Israel bertujuan untuk mendukung Palestina, dan mengindikasikan bahwa mereka hanya akan menghentikan tembakan ketika serangan Israel di Gaza berhenti.

Konflik di perbatasan Israel-Lebanon telah memaksa puluhan ribu orang meninggalkan rumah mereka di kedua sisi perbatasan.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, dalam panggilan telepon dengan Presiden Israel Isaac Herzog pada hari Senin, menekankan pentingnya mencegah eskalasi konflik. Demikian disampaikan juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller.

Mereka membahas upaya untuk mencapai solusi diplomatik guna mengizinkan warga di kedua sisi perbatasan antara Israel dan Lebanon untuk kembali ke rumah, dan upaya yang sedang berlangsung untuk mencapai gencatan senjata di Gaza dan pembebasan sandera yang ditawan di sana.

Serangan Drone


Pada hari Senin, serangan drone Israel menewaskan dua orang dan melukai tiga lainnya di Lebanon selatan, kata pertahanan sipil Lebanon. Mereka adalah korban tewas pertama di Lebanon sejak insiden serangan roket di Dataran Tinggi Golan pada hari Sabtu.

Seorang pejabat di pertahanan sipil Lebanon mengatakan kepada Reuters bahwa yang terluka termasuk seorang bayi, tanpa mengatakan apakah yang tewas adalah milisi Hizbullah atau warga sipil.

Militer Israel mengatakan pertahanan udaranya menjatuhkan drone yang melintas dari Lebanon ke wilayah Galilea Barat pada hari Senin.

Penerbangan di bandara internasional Beirut telah dibatalkan atau ditunda karena maskapai penerbangan menanggapi kemungkinan respons Israel.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1818 seconds (0.1#10.140)