Uni Emirat Arab Negara dengan Pertumbuhan Populasi Tertinggi

Rabu, 24 Juli 2019 - 12:44 WIB
Uni Emirat Arab Negara dengan Pertumbuhan Populasi Tertinggi
Uni Emirat Arab Negara dengan Pertumbuhan Populasi Tertinggi
A A A
DUBAI - Uni Emirat Arab (UEA) merupakan negara yang mengalami pertumbuhan populasi tertinggi di dunia. Sedangkan negara Niue menjadi peringkat paling bahwa dalam hal pertumbuhan populasi.

Kebanyakan perubahan populasi suatu negara disebabkan peningkatan pekerjaan, krisis pengungsi, dan tingkat kelahiran yang tinggi. Itu menunjukkan migrasi menjadi faktor paling utama yang memicu pertumbuhan populasi paling besar.

Ketika populasi global mencapai 5 miliar pada 1987, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menerapkan Hari Populasi Dunia pada 11 Juli untuk meningatkan dunia bahwa pertumbuhan jumlah penduduk di Bumi semakin meningkat. Kini, jumlah penduduk di seluruh dunia mencapai 7,7 miliar.

Ditambah dengan krisis pengungsi, perang, kekeringan, dan perubahan kesempatan kerja, populasi di beberapa negara justru mengalami pelonjakan, sedangkan negara lain justru mengalami penyusutan. PBB sangat berharap adanya niat baik politik untuk memberikan perhatian serius terhadap permasalahan populasi.

Uni Emirat Arab (UEA) mengalami pertumbuhan penduduk sebesar 7,08% sejak 1950. UEA mengalami pertumbuhan yang tinggi karena cadangan minyak yang sangat banyak. Itu menciptakan peningkatan jumlah penduduk negara tersebut.

Selain itu, UEA juga mengizinkan ekspatriat untuk mengajukan status kewarganegaraan setelah tinggal di sana selama 20 tahun. Tentunya, mereka tidak berkomitmen melakukan kejahatan dan bisa berbahasa Arab. Tingkat pertumbuhan penduduk paling cepat terjadi pada 1970-an dan 2000-an. Namun, satu dekade terakhir justru menunjukkan penurunan.

Salah satu kota yang paling menjadi daya tarik dalam bagi ekspatriat adalah Dubai. Sepertiga penduduk UEA tinggal di sana. Pada 2027, Dubai diperkirakan akan memiliki jumlah penduduk mencapai lebih dari lima juta atau peningkatan 1.000% dalam 40 tahun terakhir. Itu menjaid kota yang paling cepat mengalami pertumbuhan penduduk. Penyebabnya adalah banyak ekspatriat yang mencari pekerjaan di sana.

“Dubai harus menyiapkan diri untuk pertumbuhan masa depan untuk pusat perkotaan,” kata Nadeem Azam, CEO Azam Marketing and Middle East Analyst, dilansir Gulf News. “Peningkatan pertumbuhan penduduk akan menimbulkan banyak isu, termasuk konstruksi dan pemeliharaan infrastruktur. Perumahan akan semakin terbatas karena kota akan semakin sempit dan terbatas,” paparnya.

Berdasarkan data World Migration Report 2015, Dubai meurpakan kota besar dengan populasi warga kelahiran asing terbesar di dunia yakni mencapai 83%. “Itu menjadikan kota tersebut menjadi cosmopolitan dan memiliki nilai lebih,” kata Azzam. Itu juga memberikan keuntungan besar karena bisa meningkatkan pelayanan dan fasilitas bagi penduduk asli.

Dalam pandangan Fayez Elessawy, peneliti dari Universitas Uni Emirat Arab, pertumbuhan populasi sebesar 6,5% setiap tahun selalu dipenui oleh para ekspatriat. “Jumlah populasi Dubaik akan meningkat dua kali lipat pada 2027, mencapai lima juta,” kata Elessawy. Dia mengungkapkan, ekspansi perkotaan yang tidak berhenti di Dubai juga meluas ke Sharjah dan Ajman.

Kemudian, melansir Business Insider, Qatar mengalami pertumbuhan penduduk mencapai 6,78% sejak 1950 dan menduduki peringkat kedua. Salah satu alasannya adalah leadakan pekerja yang bermigrasi ke Qatar dalam rangka membangun berbagai proyek infrastruktur untuk FIFA World Cup 2022. Populasi Qatar tidak lebih dari 700.000 pada 2003 dan mengalami peningkatan menjadi 2,5 juta pada 2016.

Komite Populasi Permanen Qatar mendorong kesadaran komunitas terhadap isu populasi, keluarga berencana, kesetaraan gender, memerangi kemiskinan, meningkatkan kesehatan ibu, dan hak asasi manusia. Direktur Kantor Teknis Komite Populasi Permanen Qatar Abdul Hadi Al Shawi mengungkapkan, saat ini merupakan saatnya bagi seluruh segmen masyarakat untuk paham dengan isu populasi dan kepentingannya.

“Kita akan mengontrol pertumbuhan populasi dan mengurangi ketidakseimbangan struktur populasi Kuwait dan dampaknya,” kata Al Shawi, dilansir The Peninsula. Dia juga menekankan, perlunya pemerintah, lembaga non-pemerintah, dan institusi lain untuk berkontribusi terhadap kebijakan kependudukan. Tujuan utama kebijakan itu adalah terwujudnya keseimbangan populasi dan pembangunan keberlanjutan untuk mewujudkan kenaikan standar hidup warga Qatar.

Selanjutnya, Western Sahara mengalami pertumbuhan penduduk mencapai 5,39% sejak 1950. Di wilayah yang masih bersitegang di Afrika itu memiliki tingkat pertumbuhan penduduk tinggi karena banyaknya pengungsi. Maroko yang menguasai dua pertiga kawasan itu menawarkan penduduk Western Sahara berupa uang, subsidi makanan, dan pengecualian pajak.

Pada 1990-an, kota di dekat pantai di Western Sahara menjadi kunci utama migrasi untuk mencapai Pulau Canary, setelah Spanyol dan Italia mempertegas pembatasan visa. Uni Eropa menekan Maroko untuk mengontrol migrasi ilegal sehingga mendorong migran Afrika mengalihkan rute.

Tidak ketinggalan, Sint Maarten. Negara itu mengalami pertumbuhan penduduk 4,79% sejak 1950. Negara yang dikenal dengan pantai, kehidupan malam, dan kasinonya mengalami pertumbuhan penduduk karena industri pariwisata yang meningkat pesat. Sebanyak 1,7 juta penumpang kapal pesiar singgah di negara pulau tersebut.

Kalau Kuwait mengalami pertumbuhan penduduk mencapai 4,76% sejak 1950. Kuwait mengimpor banyak tenaga kerja itu menjadikan populasi negara it uterus meningkat. Negara itu juga memiliki banyak pekerja kontrak dari India, Sri Lanka, Bangladesh, dan Filipina. Sebagian besar mereka bekerja di sektor konstruksi dan industri pelayanan.

Masih di kawasan Timur Tengah, Yordania mengalami pertumbuhan penduduk sejak 1950. Antara 2004 dan 2015, Yordania mengalami pertumbuhan penduduk hingga 87% dari 5,1 juta orang menjadi 9,5 juta. Mayoritas pertumbuhan penduduk datang dari luar negara tersebut, termasuk 1,26 penduduk Suriah. Departemen Statistik Yordania mengungkapkan, peningkatan pertumbuhan populasi dikarenakan faktor imigrasi dan pengungsi.

Kalau Mayotte mengalami pertumbuhan populasi mencapai 4,13% sejak 1950. Meskipun Mayotte merupakan salah satu dinas asing paling miskin Prancis, Mayotte tetap menjadi salah kawasan paling sejahtera di kawasan tersebut. Wilayah tersebut memiliki banyak imigran dari Kanal Mozambik yang masuk secara ilegal.

Kemudian, negara yang ditinggalkan penduduknya paling parah adalah Nuie di mana tingkat pertumbuhan populasi -1,51% sejak 1950. Nuie tidak memiliki populasi banyak sejak 1960-an. Awalnya, jumlah penduduk adalah 5.000 orang dan menurun menjadi 1.600. Kebanyakan warga Niuea tinggal di Selandia Baru yang menyediakan lapangan pekerjaan.

Negara kedua yang paling pertumbuhan minus adalah Montserrat yakni -1,42% sejak 1950. Salah satu isu besarnya adalah gunung api Soufriere Hills yang meletus pada 1995 dan merusak hampir dua pertiga negara itu. Ribuan orang pun mengungsi.

Sedangkan pada posisi ketiga adalah Tokelau. Negara itu mengalami penurunan pertambahan populasi mencapai -0,21% sejak 1950. Salah satu alasan utamanya adalah karena emigrasi ke Samoa dan Selandia Baru untuk mencari kesempatan kerja yang lebih baik.

Vatican City hanya mengalami pertumbuhan populasi -0,17% sejak 1950. Hanya 800 penduduk yang tinggal di Holy See dan umumnya bekerja untuk Gereja Katolik Roma. Mereka umumnya adalah biarawati dan pastur. Itulah yang menjadi tingkat kelahiran di sana sangatlah rendah.

Kalau di Ukraina, tingkat pertumbuhan populasi hanya 0,23%. Di Ukraina, sejak 1990-an, tingkat kematian yang tinggi dan tingkat kelahiran yang rendah memicu penurunan populasi. Banyak orang memilih hengkang dari negara itu karena kondisi kehidupan yang buruk dan menurunnya standar lingkungan.

Di Rumania, terjadi penurunan tingkat pertumbuhan hingga 0,24%. Itu dikarenakan banyak penduduk Rumania memilih pergi ke negara anggota Uni Eropa karena tingkat korupsi yang tinggi di negara itu. (Andika Hendra M)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3563 seconds (0.1#10.140)