Memilukan, Para Perempuan di Negara Ini Barter Seks dengan Makanan
loading...
A
A
A
Para tentara juga menuntut seks sebagai imbalan atas akses ke rumah-rumah yang ditinggalkan di mana masih ada kemungkinan untuk menjarah barang-barang untuk dijual di pasar lokal, kata para perempuan tersebut kepada The Guardian.
Seorang perempuan mengatakan bahwa dia diperbolehkan mengambil makanan, peralatan dapur, dan parfum dari rumah kosong setelah dia berhubungan seks dengan tentara.
“Apa yang saya alami tidak dapat dijelaskan, saya tidak ingin hal itu...pada musuh. Saya melakukannya hanya karena saya ingin memberi makan anak-anak saya,” katanya.
Penduduk kota tersebut mengeklaim bahwa mereka melihat tentara membawa perempuan ke rumah-rumah yang ditinggalkan di mana mereka disuruh mengantre saat tentara memilih rumah yang "mereka suka tampilannya".
“Banyak perempuan datang dan mengantre di luar lingkungan kami. Kadang-kadang saya mendengar teriakan tapi apa yang bisa Anda lakukan? Tidak bisa apa-apa,” kata seorang warga.
Wanita lain mengatakan kepada The Guardian bahwa ketika dia menolak berhubungan seks dengan seorang tentara, para tentara menyiksanya dan membakar kakinya.
Perempuan berusia 21 tahun tersebut mengatakan bahwa dia berhubungan seks dengan tentara sebagai imbalan atas izin menjarah rumah untuk mendapatkan makanan dan barang, namun dia menolak melakukannya lagi karena tentara menahannya dan membakar kakinya.
Seorang tentara, yang menyangkal pernah menyerang seorang wanita, mengatakan dia menyaksikan rekan-rekannya. "Ini menyebalkan. Jumlah dosa di kota ini tidak akan pernah bisa diampuni,” katanya.
Seorang perempuan mengatakan bahwa dia diperbolehkan mengambil makanan, peralatan dapur, dan parfum dari rumah kosong setelah dia berhubungan seks dengan tentara.
“Apa yang saya alami tidak dapat dijelaskan, saya tidak ingin hal itu...pada musuh. Saya melakukannya hanya karena saya ingin memberi makan anak-anak saya,” katanya.
Penduduk kota tersebut mengeklaim bahwa mereka melihat tentara membawa perempuan ke rumah-rumah yang ditinggalkan di mana mereka disuruh mengantre saat tentara memilih rumah yang "mereka suka tampilannya".
“Banyak perempuan datang dan mengantre di luar lingkungan kami. Kadang-kadang saya mendengar teriakan tapi apa yang bisa Anda lakukan? Tidak bisa apa-apa,” kata seorang warga.
Wanita lain mengatakan kepada The Guardian bahwa ketika dia menolak berhubungan seks dengan seorang tentara, para tentara menyiksanya dan membakar kakinya.
Perempuan berusia 21 tahun tersebut mengatakan bahwa dia berhubungan seks dengan tentara sebagai imbalan atas izin menjarah rumah untuk mendapatkan makanan dan barang, namun dia menolak melakukannya lagi karena tentara menahannya dan membakar kakinya.
Seorang tentara, yang menyangkal pernah menyerang seorang wanita, mengatakan dia menyaksikan rekan-rekannya. "Ini menyebalkan. Jumlah dosa di kota ini tidak akan pernah bisa diampuni,” katanya.
(mas)