Militer Amerika Verifikasi Rudal Kim Jong-un Dapat Hantam Daratan AS

Sabtu, 13 Juli 2019 - 05:24 WIB
Militer Amerika Verifikasi Rudal Kim Jong-un Dapat Hantam Daratan AS
Militer Amerika Verifikasi Rudal Kim Jong-un Dapat Hantam Daratan AS
A A A
WASHINGTON - Militer Amerika Serikat (AS) telah memverifikasi bahwa rezim Kim Jong-un yang berkuasa di Korea Utara (Korut) memiliki rudal yang mampu menyerang wilayah mana pun di daratan Amerika Serikat.

Laporan verifikasi "Strategic Digest 2019" ini disusun Pasukan AS-Korea (USFK). Misil yang dimaksud itu adalah rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwaseong-15 yang memiliki jangkauan sekitar 8.000 mil.

"Menjadikannya mampu menyerang setiap bagian dari wilayah daratan AS," bunyi laporan verifikasi itu, seperti dikutip Washington Examiner, Sabtu (13/7/2019).

Intisari laporan itu sekaligus mengonfirmasi klaim Korea Utara dan kekhawatiran para analis yang memperkirakan Hwaseong-15 sebagai rudal jarak jauh yang dimiliki rezim Kim Jong-un saat ini.

Korea Utara pernah mengklaim rudal yang pertama kali diuji pada 29 November 2017 itu telah mencapai ketinggian 2.780 mil, yang menempatkannya jauh di atas Stasiun Luar Angkasa Internasional. Saat uji coba, misil itu terbang 590 mil sebelum mendarat di perairan dekat zona ekonomi eksklusif Jepang.

Menurut klaim rezim Kim Jong-un, ICBM Hwaseong-15 mampu membawa hulu ledak yang sangat besar, meski muatan potensialnya belum diketahui. Banyak muatan yang dapat dibawa sebuah rudal akan menentukan jangkauan efektif dari senjata tersebut.

Intelijen AS telah menilai bahwa Korea Utara telah mengembangkan teknologi yang memungkinkannya membuat miniatur hulu ledak nuklir agar sesuai dengan rudal balistiknya. Itu merupakan langkah kunci mewujudkan senjata nuklir fungsional berbasis rudal.

Kim Jong-un sudah secara resmi ditunjuk sebagai kepala negara dan komandan militer Korea Utara setelah konstitusi negara itu direvisi atau diamandemen. Amandemen konstitusi yang dirilis hari Kamis tersebut merupakan sebuah langkah yang diyakini sebagian orang untuk mengatur panggung perjanjian damai Korut dengan Amerika Serikat sekaligus secara resmi mengakhiri Perang Korea.

Presiden Trump melakukan kunjungan kejutan ke zona demiliterisasi (DMZ) Korea bulan lalu, di mana dia melintasi garis demarkasi yang memisahkan Korea Utara dan Korea Selatan. Dia adalah presiden pertama AS yang melakukannya.

"Melintasi garis itu adalah suatu kehormatan besar," kata Trump pada bulan lalu seraya menambahkan bahwa pembicaraan dengan Kim Jong-un sangat produktif.

Kedua belah pihak masih belum mencapai kesepakatan terkait denuklirisasi Korea Utara. Amerika Serikat ingin Kim Jong-un melakukan denuklirisasi total, tetapi para ahli meyakini Kim Jong-un tidak mungkin menyerahkan senjata nuklir yang menjadi senjata kunci untuk mempertahankan kekuatannya.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4871 seconds (0.1#10.140)