Ketika Gerakan Kiamat Cengkeram Kaum Muda Timur Tengah
loading...
A
A
A
BAGHDAD - Lima pemuda bunuh diri dalam ritual yang meresahkan di Provinsi Wasit, Irak bulan lalu. Rentetan serupa terjadi di Irak dan Lebanon awal tahun lalu.
Laporan Dinas Keamanan Nasional Irak mengonfirmasi tren meresahkan tersebut, yang oleh pakar merupakan gerakan “kiamat” —melibatkan upacara rahasia para remaja yang berakhir dengan pengorbanan manusia.
“Ini bukan adegan dari film Hollywood,” kata analis lembaga think-tank Atlantic Council, Sarah Zaaimi.
Sebaliknya, ini adalah “fenomena mengkhawatirkan” yang terkait dengan sekte Hari Kiamat yang disebut Jamaat al-Qurban.
Apa yang terjadi di Irak itu hanyalah salah satu contoh meningkatnya daya tarik internasional mengenai malapetaka dan kesuraman yang terjadi di berbagai kelompok agama, politik, dan geografis.
“Penting untuk dicatat bahwa fenomena ini adalah bagian dari kebangkitan mesianis yang lebih besar di Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA) dalam dua dekade terakhir,” kata Zaaimi.
“Kasus-kasus yang memproklamirkan diri sebagai nabi akhir zaman muncul setiap hari di media sosial,” ujarnya, yang menggarisbawahi peran media sosial dalam munculnya gerakan “kiamat” yang mencengkeram kaum muda di Timur Tengah.
Ada juga gerakan evangelis Yahudi Haredi dan Kristen yang menganut gagasan “akhir zaman”, sebagian besar disebabkan oleh perang Gaza yang sedang berlangsung dan ancaman perang tersebut akan meluas ke wilayah Timur Tengah yang lebih luas.
“Di wilayah di mana batasan antara alam dan supernatural masih kabur, sangatlah mengkhawatirkan…menyaksikan demam kiamat yang belum pernah terjadi sebelumnya dan tingginya konsentrasi kelompok mesianis—mungkin yang paling penting sejak Nabi Muhammad dan Yesus dari Nazareth,” ujar Zaaimi memperingatkan.
Laporan Dinas Keamanan Nasional Irak mengonfirmasi tren meresahkan tersebut, yang oleh pakar merupakan gerakan “kiamat” —melibatkan upacara rahasia para remaja yang berakhir dengan pengorbanan manusia.
“Ini bukan adegan dari film Hollywood,” kata analis lembaga think-tank Atlantic Council, Sarah Zaaimi.
Sebaliknya, ini adalah “fenomena mengkhawatirkan” yang terkait dengan sekte Hari Kiamat yang disebut Jamaat al-Qurban.
Apa yang terjadi di Irak itu hanyalah salah satu contoh meningkatnya daya tarik internasional mengenai malapetaka dan kesuraman yang terjadi di berbagai kelompok agama, politik, dan geografis.
“Penting untuk dicatat bahwa fenomena ini adalah bagian dari kebangkitan mesianis yang lebih besar di Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA) dalam dua dekade terakhir,” kata Zaaimi.
“Kasus-kasus yang memproklamirkan diri sebagai nabi akhir zaman muncul setiap hari di media sosial,” ujarnya, yang menggarisbawahi peran media sosial dalam munculnya gerakan “kiamat” yang mencengkeram kaum muda di Timur Tengah.
Ada juga gerakan evangelis Yahudi Haredi dan Kristen yang menganut gagasan “akhir zaman”, sebagian besar disebabkan oleh perang Gaza yang sedang berlangsung dan ancaman perang tersebut akan meluas ke wilayah Timur Tengah yang lebih luas.
“Di wilayah di mana batasan antara alam dan supernatural masih kabur, sangatlah mengkhawatirkan…menyaksikan demam kiamat yang belum pernah terjadi sebelumnya dan tingginya konsentrasi kelompok mesianis—mungkin yang paling penting sejak Nabi Muhammad dan Yesus dari Nazareth,” ujar Zaaimi memperingatkan.