Rouhani: Iran Bebas Perkaya Uranium Sesuai Keinginannya

Rabu, 03 Juli 2019 - 23:04 WIB
Rouhani: Iran Bebas...
Rouhani: Iran Bebas Perkaya Uranium Sesuai Keinginannya
A A A
TEHERAN - Presiden Iran, Hassan Rouhani, memperingatkan masyarakat internasional bahwa Teheran akan meningkatkan pengayaan uranium berapa pun jumlahnya setelah 7 Juli.

"Tingkat pengayaan kami tidak akan lagi menjadi 3,67. Kami akan mengesampingkan komitmen ini dengan jumlah berapa pun yang kami inginkan, dengan jumlah berapapun kami membutuhkannya, sesuai kebutuhan kami. Kami akan mengambil ini di atas 3,67," kata Rouhani seperti dikutip Deutsche Welle dari kantor berita IRIB, Rabu (3/7/2019).

Iran diizinkan untuk memperkaya 300 kilogram uranium hingga 3,67% di bawah perjanjian nuklir Iran 2015 yang dikenal sebagai Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA). Sementara dibutuhkan sekitar 1.500 kg uranium yang diperkaya sekitar 90% untuk satu senjata nuklir.

Rouhani juga mengatakan Iran akan melanjutkan pembangunan reaktor air berat yang dapat mulai memproduksi plutonium, yang juga dapat digunakan untuk menghasilkan tenaga nuklir atau membuat bom nuklir. JCPOA sendiri melarang Iran melakukan pembangunan lebih lanjut pada reaktor.

Raouhani mengatakan Iran akan kembali mematuhi perjanjian jika semua pihak, termasuk Amerika Serikat (AS), juga mematuhi perjanjian.

"Kami akan bertindak 100 persen sesuai dengan JCPOA pada hari di mana pihak lain juga bertindak 100 persen," tegasnya.

Ketegangan antara Teheran dan Washington meninggi sejak Presiden AS Donald Trump menarik diri dari perjanjian nuklir Iran 2015 dan menjatuhkan sanksi keras pada negara itu. Hal itu mendorong Iran mengumbar ancaman akan menangguhkan beberapa komitmennya terhadap kesepakatan yang ditandatangani pada 8 Mei di Wina, Austria itu.

Eskalasi meningkat setelah AS mengirimkan kelompok tempur kapal induk USS Abraham Lincoln ke Timur Tengah. AS juga mengirimkan satu skuadron bomber B-52 dan ribuan pasukan tambahan beserta rudal Patriot. Alasannya adalah mencegah rencana serangan Iran terhadap sejumlah kepentingan AS dan sekutunya.

AS juga menuding Iran berada di balik sejumlah serangan terhadap kapal tanker di kawasan Teluk. Presiden Donald Trump bahkan sempat memerintahkan terhadap Iran setelah sebuah Negeri Mullah itu menembak jatuh sebuah drone AS yang diklaim telah melanggar wilayah. Namun Trump membatalkan serangan itu di detik-detik akhir karena menilai dampak serangan tersebut tidak proporsional.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1374 seconds (0.1#10.140)