China Tes Rudal di Laut China Selatan, Kapal AS Enggan Mendekat

Selasa, 02 Juli 2019 - 14:59 WIB
China Tes Rudal di Laut China Selatan, Kapal AS Enggan Mendekat
China Tes Rudal di Laut China Selatan, Kapal AS Enggan Mendekat
A A A
WASHINGTON - Militer China sedang melakukan serangkaian uji coba rudal balistik anti-kapal di perairan Laut China Selatan yang disengketakan. Dua pejabat Amerika Serikat (AS) yang mengetahui aktivitas itu mengungkapnya, Selasa (2/7/2019).

Uji coba pertama dilakukan selama akhir pekan lalu dengan menembakkan setidaknya satu rudal ke laut. Salah satu pejabat AS yang berbicara dalam kondisi anonim mengatakan uji coba senjata anti-kapal itu kemungkinan akan terus berlangsung sampai hari Rabu (3/7/2019) besok.

Militer AS memiliki kapal di Laut China Selatan, namun enggan mendekati lokasi tes misil sejak akhir pekan lalu. Pejabat tersebut memastikan kapal militer Washington tidak berada dalam bahaya.

Kendati demikian, imbuh pejabat AS, tes rudal balistik anti-kapal oleh militer Beijing itu mengkhawatirkan. Kedua pejabat Washington tersebut tidak berwenang untuk berbicara tentang uji coba senjata tersebut, tidak dapat memastikan apakah rudal anti-kapal yang diuji mewakili kemampuan baru militer Beijing.

Pentagon belum menanggapi permintaan komentar yang diajukan CNBC dan NBC.

Uji coba senjata di Laut China Selatan itu berlangsung ketika AS dan China meredakan ketegangan terkait perang dagang yang sedang berlangsung. Di sela-sela KTT G-20 di Jepang pada akhir pekan lalu, Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping sepakat untuk memulai kembali perundingan dan tidak mengenakan tarif baru pada barang masing-masing.

Laut China Selatan, yang merupakan rumah bagi lebih dari 200 titik daratan, berfungsi sebagai pintu gerbang rute perairan global di mana sekitar USD3,4 triliun dihasilkan setiap tahunnya dari lalu lintas kapal perdagangan.

Selain China beberapa negara Asia memiliki klaim yang saling tumpang tindih di kawasan Laut China Selatan. Negara-negara tersebut antara lain; Malaysia, Filipina, Brunei, Taiwan dan Vietnam.

Pada bulan Mei 2018, China secara diam-diam memasang rudal jelajah dan sistem rudal surface-to-air di tiga pos terdepan di sebelah barat Filipina di Laut China Selatan. Itu merupakan langkah yang memungkinkan Beijing untuk lebih lanjut memproyeksikan kekuatannya dalam sengketa wilayah perairan yang memanas.

Menurut laporan intelijen AS, rudal China disebar di Fiery Cross Reef, Subi Reef dan Mischief Reef di Kepulauan Spratly.

AS yang tidak terlibat sengketa di kawasan itu menyatakan keprihatinan atas langkah militerisasi Beijing. Washington beberapa kali melakukan patroli kapal perang di dekat perairan sengketa dengan alasan operasi kebebasan bernavigasi di perairan internasional.

"China memang perlu memiliki pertahanan yang diperlukan atas pulau-pulau dan bebatuan ini, yang kami yakini adalah wilayah China," kata Kolonel China, Zhou Bo, kepada CNBC pada Juni lalu.

Pernyataannya itu disampaikan setelah Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Pertahanan AS saat itu, Patrick Shanahan, mengatakan bahwa Amerika tidak akan lagi "berjingkat-jingkat" di sekitar wilayah tersebut untuk memantau perilaku Beijing.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5701 seconds (0.1#10.140)