Eks Jenderal Zionis: Menolak Tukar Tawanan dengan Hamas seperti Jatuhkan Bom Nuklir pada Israel

Kamis, 11 Juli 2024 - 11:13 WIB
loading...
Eks Jenderal Zionis:...
Pensiunan jenderal Zionis, Yitzhak Brik, sebut penolakan PM Netanyahu untuk tukar tawanan dengan Hamas akan seperti menjatuhkan bom nuklir kepada Israel. Foto/REUTERS
A A A
TEL AVIV - Seorang pensiunan jenderal Zionis Israel telah memperingatkan konsekuensi bencana jika Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu menolak perjanjian pertukaran tawanan dengan Hamas.

Dalam sebuah artikel opini di surat kabar Israel; Haaretz, Mayor Jenderal (Purn) Yitzhak Brik, menulis: “Jika Netanyahu menolak perjanjian itu sekali lagi, itu akan seperti bom nuklir dijatuhkan pada kami.”

“Jika Netanyahu menolak perjanjian itu lagi, kami akan kehilangan tahanan selamanya dan berada di ambang perang regional," lanjut dia.



“Kelanjutan perang tidak akan memberikan kontribusi sama sekali terhadap pencapaian kemenangan; sebaliknya, kekalahan Israel akan lebih menyakitkan," imbuh dia, yang dikutip Middle East Monitor, Kamis (11/7/2024).

Brik juga menekankan jika tentara Israel tidak dapat mengalahkan Hamas, maka mereka pasti tidak akan mampu mengalahkan Hizbullah Lebanon.

Sementara itu, friksi antara PM Netanyahu dan militer Israel semakin tampak.

Baru-baru ini, Netanyahu mengecam juru bicara militer Daniel Hagari karena mengatakan Hamas akan terus ada di Jalur Gaza selama lima tahun ke depan.

Sebelumnya, Hagari mengatakan dalam wawancara dengan jaringan ABC Amerika: “Israel sedang merencanakan perang jangka panjang melawan Hamas,” dan menambahkan dia yakin Hamas akan tetap berada di Gaza selama lima tahun ke depan.

“Apakah Anda dan saya akan membicarakan Hamas sebagai organisasi teror di Gaza lima tahun dari sekarang?” tanya Hagari kepada pembawa acara, lalu melanjutkan, “Jawabannya adalah ya.”

Menurut laporan Channel 14 Israel, Netanyahu menyerang Hagari dalam pembicaraan tertutup, dengan mengatakan; “Ada juga anggota Hamas di Tepi Barat, tetapi tidak ada pemerintahan Hamas. Ada neo-Nazi di Jerman, tapi tidak ada pemerintahan Nazi.”

Netanyahu mengeklaim: “Israel akan menghilangkan kekuasaan Hamas dan tidak akan membiarkannya menguasai Jalur Gaza lagi dan mengancam Israel dari sana.”

Sejak awal perang Israel yang menghancurkan di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023, PM Zionis itu telah menetapkan “penghancuran Hamas” sebagai salah satu tujuan perang, meskipun banyak analis dan pengamat militer Israel meragukan kemungkinan mencapai tujuan tersebut.

Hagari sebelumnya telah menimbulkan keributan ketika, pada 19 Juni, dia mengatakan kepada Channel 13 Israel: “Hamas adalah suatu ide, Hamas adalah suatu partai. Hal ini berakar dari hati masyarakat, siapa pun yang berpikir kita dapat melenyapkan Hamas adalah salah.”

“Mengatakan bahwa kita akan melenyapkan Hamas berarti melemparkan pasir ke mata masyarakat,” lanjut dia.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1960 seconds (0.1#10.140)