Usai Rudal dan Jet Tempur, Ukraina Sekarang Minta Kapal Selam kepada Barat
loading...
A
A
A
KYIV - Ukraina telah meminta pasokan rudal dan jet tempur dari Barat sejak perang dengan Rusia pecah Februari 2022. Sekarang, Kyiv meminta kapal selam dari sekutunya.
Kepala Angkatan Laut Laksmana Oleksiy Neizhpapa mengatakan Ukraina membutuhkan kapal selam Barat untuk meningkatkan kemampuan militernya di Laut Hitam.
Dia berargumen bahwa pengerahan kapal bawah air secara strategis dapat meningkatkan posisi Ukraina di Laut Hitam selama perangnya melawan Rusia.
“Kami sedang memikirkannya, kapal selam penting bagi kami, mereka harus menjadi bagian dari Angkatan Laut,” kata Neizhpapa dalam wawancara dengan jurnalis Nataliia Moseichuk yang diunggah di saluran YouTube-nya, seperti dikutip dari Russia Today, Senin (8/7/2024).
Neizhpapa menambahkan bahwa Ukraina tidak membutuhkan kapal selam besar. "Karena “kapal selam tersebut tidak berguna di Laut Hitam," ujarnya.
“Menempatkan hanya di dekat Odesa berarti tidak punya apa-apa, kami harus melihat lebih jauh, menyebarkan armada ke seluruh Laut Hitam dan menggunakan seluruh wilayahnya,” paparnya, seraya menyatakan harapan bahwa Ukraina akan berubah dari negara pantai menjadi kekuatan maritim.
Sejak perang Rusia-Ukraina pecah lebih dari dua tahun lalu, negara-negara Barat telah memasok senjata dalam jumlah besar ke Kyiv, namun menyangkal keterlibatan langsung dalam konflik tersebut.
Berbagai rudal canggih dari negara-negara NATO telah dikirim ke Ukraina. Barat juga telah menjanjikan puluhan jet tempur F-16 seperti yang diminta Kyiv, namun belum satu pun yang dikirim.
Awal pekan ini, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg bahwa senjata Amerika Serikat membutuhkan waktu terlalu lama untuk sampai ke Kyiv, meskipun Kongres Amerika menyetujui paket bantuan senilai USD61 miliar pada bulan April.
Para diplomat NATO mengatakan bahwa blok militer pimpinan AS tersebut telah setuju untuk memberikan setidaknya €40 miliar (USD43 miliar) bantuan militer untuk Ukraina per tahun, tanpa menyebutkan secara spesifik berapa lama bantuan tersebut akan berlanjut.
Lihat Juga: Cara Mohammed bin Salman Ubah Tatanan Dunia: Jinakkan AS Pakai Minyak, Berdamai dengan Iran
Kepala Angkatan Laut Laksmana Oleksiy Neizhpapa mengatakan Ukraina membutuhkan kapal selam Barat untuk meningkatkan kemampuan militernya di Laut Hitam.
Dia berargumen bahwa pengerahan kapal bawah air secara strategis dapat meningkatkan posisi Ukraina di Laut Hitam selama perangnya melawan Rusia.
“Kami sedang memikirkannya, kapal selam penting bagi kami, mereka harus menjadi bagian dari Angkatan Laut,” kata Neizhpapa dalam wawancara dengan jurnalis Nataliia Moseichuk yang diunggah di saluran YouTube-nya, seperti dikutip dari Russia Today, Senin (8/7/2024).
Neizhpapa menambahkan bahwa Ukraina tidak membutuhkan kapal selam besar. "Karena “kapal selam tersebut tidak berguna di Laut Hitam," ujarnya.
“Menempatkan hanya di dekat Odesa berarti tidak punya apa-apa, kami harus melihat lebih jauh, menyebarkan armada ke seluruh Laut Hitam dan menggunakan seluruh wilayahnya,” paparnya, seraya menyatakan harapan bahwa Ukraina akan berubah dari negara pantai menjadi kekuatan maritim.
Sejak perang Rusia-Ukraina pecah lebih dari dua tahun lalu, negara-negara Barat telah memasok senjata dalam jumlah besar ke Kyiv, namun menyangkal keterlibatan langsung dalam konflik tersebut.
Berbagai rudal canggih dari negara-negara NATO telah dikirim ke Ukraina. Barat juga telah menjanjikan puluhan jet tempur F-16 seperti yang diminta Kyiv, namun belum satu pun yang dikirim.
Awal pekan ini, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg bahwa senjata Amerika Serikat membutuhkan waktu terlalu lama untuk sampai ke Kyiv, meskipun Kongres Amerika menyetujui paket bantuan senilai USD61 miliar pada bulan April.
Para diplomat NATO mengatakan bahwa blok militer pimpinan AS tersebut telah setuju untuk memberikan setidaknya €40 miliar (USD43 miliar) bantuan militer untuk Ukraina per tahun, tanpa menyebutkan secara spesifik berapa lama bantuan tersebut akan berlanjut.
Lihat Juga: Cara Mohammed bin Salman Ubah Tatanan Dunia: Jinakkan AS Pakai Minyak, Berdamai dengan Iran
(mas)