Dituding Dukung Genosida Khmer Merah, Ini Respon Singapura

Sabtu, 08 Juni 2019 - 11:52 WIB
Dituding Dukung Genosida Khmer Merah, Ini Respon Singapura
Dituding Dukung Genosida Khmer Merah, Ini Respon Singapura
A A A
SINGAPURA - Singapura melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu) mereka menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah mendukung Khmer Merah. Hal ini merupakan respon atas tudingan yang disampaikan oleh Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen.

Hun Sen menuduh Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong mendukung genosida Khmer Merah. Tudingan ini terkait komentar Lee tentang invasi Vietnam tahun 1978 ke Kamboja, yang mengakhiri rezim Khmer Merah Pol Pot.

Lee dalam sambutannya - yang telah membangkitkan permusuhan Perang Dingin dan menarik tanggapan yang kuat dari Vietnam - merujuk pada tindakan Vietnam untuk menggulingkan rezim Khmer Merah Pol Pot dan menciptakan pemerintahan baru sebagai "invasi" dan "pendudukan", istilah yang kedua objek-nya Vietnam dan Kamboja.

"Singapura tidak memiliki simpati untuk Khmer Merah, dan tidak ingin melihat Khmer Merah kembali ke Kamboja. Pada tahun 1988, ASEAN mensponsori resolusi Majelis Umum PBB yang mengutuk Khmer Merah untuk memastikan tidak akan menjadi bagian dari pemerintahan yang akhirnya ada di Kamboja," kata Kemlu Singapura, seperti dikutip Sindonews dari dalam laman resmi mereka pada Sabtu (8/6).

"Singapura dan ASEAN ingin sekali memberikan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Kamboja. ASEAN mempelopori Pertemuan Internasional Bantuan dan Bantuan Kemanusiaan 1980 untuk Rakyat Kampuchean, yang berlangsung di bawah naungan Dewan Ekonomi dan Sosial PBB," sambungnya.

Kemlu Singapura kemudian mengatakan mereka sangat menghargai hubungan dengan Kamboja dan Vietnam, terlepas dari perbedaan di masa lalu.

"Terlepas dari perbedaan kami di masa lalu, kami selalu memperlakukan satu sama lain dengan rasa hormat dan persahabatan. Hubungan bilateral telah berkembang di banyak bidang, dan kami bekerja sama dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya untuk membangun ASEAN yang kohesif dan bersatu," ungkapnya.

Terkait pernyataan Lee, Kemlu Singapura mengatakan pernyataan itu merujuk referensi pada sejarah untuk menjelaskan bagaimana kenegarawanan dan pandangan jauh ke depan membantu mengakhiri perang tragis yang menyebabkan penderitaan besar bagi rakyat Indocina, dan untuk membawa kedamaian dan kerja sama yang dinikmati kawasan saat ini.

"Dia juga ingin menekankan bahwa stabilitas dan kemakmuran regional, serta kesatuan ASEAN, tidak dapat diterima begitu saja. Ketidakpastian geopolitik saat ini menjadikan semakin penting bahwa negara-negara ASEAN mempertahankan kesatuan dan kohesi kita, dan memperkuat kerja sama kita," ucapnya.

Dalam pernyataannya, Kemlu Singapura menambahkan Menteri Luar Negeri, Vivian Balakrishnan membuat panggilan telepon terpisah kepada Wakil Perdana Menteri Vietnam dan Menteri Luar Negeri Pham Binh Minh dan Wakil Perdana Menteri Kamboja dan Menteri Luar Negeri Prak Sokhonn pada 7 Juni 2019.

Balakrishnan, menurut Kemlu Singapura, menjelaskan poin-poin ini kepada rekan-rekannya. "Mereka sepakat bahwa meskipun ada perbedaan serius di masa lalu, kami telah mengambil jalur kerja sama, dialog, dan persahabatan," tukasnya.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6058 seconds (0.1#10.140)