5 Alasan Rakyat Korea Selatan Menuntut Presiden Yoon Suk-yeol Mundur

Jum'at, 05 Juli 2024 - 14:02 WIB
loading...
5 Alasan Rakyat Korea...
Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol dituntut mundur oleh rakyatnya karena berbagai alasan, salah satunya dianggap terlibat skandal korupsi. Foto/REUTERS
A A A
JAKARTA - Lebih dari satu juta warga Korea Selatan (Korsel) telah menandatangani petisi pemakzulan terhadap Presiden Yoon Yuk-seol. Mereka menuntut agar Yoon segera dicopot dari jabatannya sebagai presiden.

Mengutip laporan The Korea Times, petisi pemakzulan ini diluncurkan di situs web Majelis Nasional sejak 20 Juni 2024.

Dalam petisi tersebut warga mendesak Parlemen untuk segera meluncurkan rancangan undang-undang yang dapat memakzulkan Presiden Yoon.

Ada beberapa alasan mengapa petisi itu muncul. Salah satunya, sang presiden dituduh korupsi.



5 Alasan Rakyat Korsel Tuntut Presiden Yoon Suk-yeol Mundur

1. Skandal Korupsi dan Moral


Presiden Yoon Suk-yeol diduga terlibat dalam beberapa skandal, termasuk korupsi.

Beberapa laporan media lokal mengungkapkan hubungan yang tidak pantas antara Presiden Yoon dan tokoh-tokoh bisnis yang memiliki pengaruh besar, yang mengarah pada dugaan penyalahgunaan kekuasaan dan konflik kepentingan.

Hal ini telah menimbulkan keraguan serius terhadap integritas dan moralitas Yoon sebagai pemimpin negara.

2. Kebijakan Kontroversial Politik Dalam Negeri


Sejak awal masa jabatannya, Presiden Yoon telah mengimplementasikan kebijakan-kebijakan yang kontroversial dan tidak populer di kalangan rakyat.

Ini termasuk langkah-langkah yang dianggap merugikan kesejahteraan sosial, seperti pemotongan anggaran untuk program-program sosial yang penting, serta kebijakan fiskal yang dinilai tidak adil bagi kalangan menengah ke bawah.

Ini memicu protes besar-besaran dan kritik tajam dari berbagai sektor masyarakat.

3. Krisis Ekonomi dan Kinerja Pemerintah Buruk


Di bawah kepemimpinan Yoon, Korea Selatan mengalami beberapa tantangan ekonomi yang signifikan, termasuk pertumbuhan ekonomi yang melambat dan meningkatnya tingkat pengangguran.

Kebijakan ekonomi yang diambil pemerintah tidak mampu memberikan solusi yang memadai bagi masyarakat, yang membuat banyak rakyat kecewa dan merasa bahwa pemerintah tidak becus dalam menangani krisis ekonomi.

4. Bikin Korsel Berisiko Perang dengan Korut


Pendekatan keras pemerintah Presiden Yoon terhadap Korea Utara (Korut) yang bersenjata nuklir telah berisiko menyebabkan kedua Korea perang terbuka.

Yoon telah beberapa kali mengancam akan melenyapkan rezim Kim Jong-un yang berkuasa di Korut jika Pyongyang nekat menyerang Korsel.

Presiden Yoon juga pernah menyampaikan gagasan agar Korsel memiliki senjata nuklir untuk melawan negara tetangganya.

Selain itu, di bawah kepemimpinan Yoon, Korsel gencar menggelar latihan perang gabungan dengan AS dan Jepang. Korut menganggap latihan perang semacam itu sebagai latihan invasi.

5. Tak Cegah Jepang Buang Limbah Nuklir Fukushima


Presiden Yoon telah dituding membuat warga Korsel terancam kesehatannya.

Sebab, dia dianggap tidak menghentikan Jepang membuang limbah radioaktif dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima.

Selain lima alasan tersebut, ketegangan politik di Korea Selatan memanas di bawah pemerintahan Yoon, dengan meningkatnya polarisasi antara pendukung dan oposisi.

Pemerintahan Yoon dianggap gagal dalam menciptakan suasana politik yang inklusif dan membangun konsensus di antara berbagai pihak politik.

Kehilangan kepercayaan publik terhadap pemerintahan Yoon juga semakin terasa, dengan survei opini menunjukkan tingkat persetujuan yang rendah dari berbagai lapisan masyarakat.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Ganasnya Kebakaran Terbesar...
Ganasnya Kebakaran Terbesar Korsel: 26 Orang Tewas, Helikopter Pemadam Malah Jatuh
170.000 Bayi Korea Selatan...
170.000 Bayi Korea Selatan Diekspor ke Berbagai Negara untuk Diadopsi
Rasanya seperti Kiamat,...
Rasanya seperti Kiamat, Kebakaran Hutan di Korea Selatan Tewaskan 24 Orang
Putri Mantan PM Thaksin...
Putri Mantan PM Thaksin Selamat dari Mosi Tidak Percaya di Parlemen
3 Negara Asia Musuh...
3 Negara Asia Musuh Rusia, Salah Satunya Tetangga Indonesia
Apakah Kim Jong-un Benar...
Apakah Kim Jong-un Benar Masuk Islam? Cek Faktanya
Trump Rilis 80.000 Halaman...
Trump Rilis 80.000 Halaman Berkas Terkait Pembunuhan John F Kennedy
Viral Pikachu Ikut Demo...
Viral Pikachu Ikut Demo di Turki, Lari Dikejar Polisi
Arab Saudi Rayakan Idul...
Arab Saudi Rayakan Idul Fitri Minggu 30 Maret, Gerhana Tak Pengaruhi Penampakan Hilal
Rekomendasi
Mudik Lebaran 2025:...
Mudik Lebaran 2025: Terjadi 150 Kasus Kecelakaan, 8 Orang Tewas
5 Anggota Keluarga Kerajaan...
5 Anggota Keluarga Kerajaan Inggris yang Melanggar Aturan Istana, Pangeran Harry Paling Sering
Inilah 4 Amalan Idulfitri...
Inilah 4 Amalan Idulfitri yang Setara Pahala Perang Badar
Berita Terkini
Siapa Sheikh Faisal?...
Siapa Sheikh Faisal? Miliarder Qatar Pemilik Museum FBQ yang Menyimpan Barang Berharga Saddam Hussein hingga Putri Diana
1 jam yang lalu
Mengapa India Pilih...
Mengapa India Pilih Beli 156 Helikopter Tempur Buatan Dalam Negeri Senilai Rp120 Triliun Ketimbang Produksi Asing?
2 jam yang lalu
Uni Eropa Bersiap untuk...
Uni Eropa Bersiap untuk Perang Besar, Berikut 4 Indikatornya
3 jam yang lalu
Siapa Emmanuel Lidden?...
Siapa Emmanuel Lidden? Penggila Sains Australia yang Dihukum 10 Tahun karena Ingin Membuat Senjata Nuklir
5 jam yang lalu
6 Negara yang Merayakan...
6 Negara yang Merayakan Idulfitri pada Senin 31 Maret 2025
8 jam yang lalu
Hamas Bantah Pernyataan...
Hamas Bantah Pernyataan Khaled Meshaal tentang Penyerahan Kekuasaan di Gaza
8 jam yang lalu
Infografis
5 Alasan China Mampu...
5 Alasan China Mampu Akhiri Dominasi Kapal Induk Amerika Serikat
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved