Lebih Buruk dari Abu Ghraib dan Guantanamo, Inilah Cara Israel Menyiksa Para Tahanan Palestina

Rabu, 03 Juli 2024 - 08:01 WIB
loading...
A A A
Perempuan juga menjadi sasaran kekerasan seksual. Seorang perempuan berusia 34 tahun bersaksi kepada PBB bahwa "seorang tentara pria melepaskan jilbab kami, dan mereka mencubit kami dan menyentuh tubuh kami, termasuk payudara kami."

Selain itu, ada juga penerapan perampasan tidur, kelaparan, dan penggunaan suara untuk menyiksa narapidana.

Surat kabar Haaretz mengungkap tahanan Palestina secara teratur diamputasi anggota tubuhnya setelah sirkulasi darah terputus karena mengikat mereka terlalu ketat.

Sementara sebagian besar perhatian media telah diarahkan ke kamp penahanan Sde Teiman. Ada 21.000 warga Palestina yang disandera rezim Israel, di seluruh fasilitas yang hanya dibangun untuk menangani 14.500 tahanan.

Pada akhir November, jurnalis Palestina, Baraah Abo Ramouz, yang baru saja dibebaskan dalam pertukaran tahanan mengomentari kondisi yang dialami tahanan perempuan.

“Situasi di penjara sangat menghancurkan. Para tahanan disiksa. Mereka terus-menerus dipukuli. Mereka diserang secara seksual. Mereka diperkosa. Saya tidak melebih-lebihkan. Para tahanan diperkosa,” ungkap Ramouz.

Karena tindakan yang baru diberlakukan, sejak Menteri Keamanan Israel Itamar Ben Gvir diberi kekuasaan atas kondisi tahanan, hampir semua hak dasar yang ditentukan oleh hukum internasional untuk para tahanan dirampas dari mereka.

Dalam kebanyakan kasus, ini termasuk hak atas makanan, air bersih, kunjungan keluarga, tempat tidur, dan lainnya.

Tahanan Palestina, yang sebagian besar ditahan tanpa dakwaan, secara rutin dipukuli, mengalami kelalaian medis, berulang kali diinterogasi tanpa didampingi pengacara, dibiarkan kelaparan, diludahi, dicaci maki, dan dikurung dalam kondisi isolasi.

Metode penyiksaan seperti posisi stres, penggunaan kursi dengan kaki yang lebih kecil di bagian depan, yang mengikat para tahanan, dan memaksa mereka buang air besar sendiri, telah lama menjadi rutinitas dan kini semakin sering digunakan sebagai senjata.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1298 seconds (0.1#10.140)
pixels