Jenderal yang Coba Kudeta Presiden Bolivia Ditangkap, Keberadaanya Misterius

Kamis, 27 Juni 2024 - 08:38 WIB
loading...
Jenderal yang Coba Kudeta Presiden Bolivia Ditangkap, Keberadaanya Misterius
Jenderal Juan Jose Zuniga, yang mencoba mengudeta Presiden Bolivia Luis Arce, ditangkap dan dipecat. Foto/REUTERS
A A A
LA PAZ - Pihak berwenang Bolivia telah menangkap Jenderal Juan Jose Zuniga pada Rabu sore, beberapa jam setelah pasukan yang dia pimpin menyerbu istana Presiden Luis Arce dalam upaya kudeta militer.

Menurut saksi mata, yang dikutip Reuters, Kamis (27/6/2024), jenderal komandan Angkatan Darat itu ditangkap dan dibawa pergi. Namun keberadaanya kini tak diketahui.

Pemerintah Bolivia dan para pemimpin internasional mengecam upaya kudeta.

Seorang saksi mata mengaku melihat sebuah kendaraan lapis baja menabrak pintu istana presiden dan para tentara menyerbu masuk saat upaya kudeta berlangsung.

Namun, drama upaya kudeta itu berakhir dengan kegagalan.



"Hari ini negara ini menghadapi upaya kudeta. Hari ini negara ini sekali lagi menghadapi kepentingan sehingga demokrasi di Bolivia terputus," kata Presiden Arce dalam komentarnya dari istana presiden di Plaza Murillo, dengan tentara bersenjata berada di luar.

“Rakyat Bolivia dipanggil hari ini. Kita membutuhkan rakyat Bolivia untuk berorganisasi dan melakukan mobilisasi melawan kudeta demi mendukung demokrasi," paparnya.

Setelah Jenderal Zuniga ditangkap, para tentara bergerak mundur dari istana presiden di La Paz pada Rabu malam.

Di dalam istana presiden, Arce mengumumkan pemecatan Jenderal Zuniga dan menunjuk Jenderal José Wilson Sanchez sebagai komandan Angkatan Darat.

Presiden menyerukan ketenangan dan ketertiban dipulihkan.

“Saya memerintahkan semua personel yang dimobilisasi di jalan kembali ke unitnya masing-masing,” kata Sanchez.

“Kami memohon agar darah prajurit kami tidak tertumpah," paparnya.

Amerika Serikat mengatakan pihaknya memantau situasi dengan cermat dan mendesak agar situasi tetap tenang dan menahan diri.

Ketegangan meningkat di Bolivia menjelang pemilihan umum pada tahun 2025, dengan mantan Presiden sayap kiri Evo Morales berencana untuk mencalonkan diri melawan mantan sekutunya; Arce, sehingga menciptakan keretakan besar dalam partai sosialis yang berkuasa dan ketidakpastian politik yang lebih luas.

Banyak yang tidak menginginkan kembalinya Morales, yang memerintah dari tahun 2006-2019 ketika dia digulingkan di tengah protes yang meluas dan digantikan oleh pemerintahan sementara yang konservatif. Arce kemudian memenangkan pemilu pada tahun 2020.

Zuniga baru-baru ini mengatakan bahwa Morales tidak boleh kembali sebagai presiden dan mengancam akan memblokirnya jika dia mencoba melakukannya, yang menyebabkan Arce mencopot Zuniga dari jabatannya.

Menjelang serangan terhadap istana kepresidenan, Zuniga berpidato di depan wartawan di alun-alun dan menyebutkan meningkatnya kemarahan di negara yang tidak memiliki daratan tersebut, yang sedang berjuang melawan kemerosotan ekonomi dengan cadangan bank sentral yang menipis dan tekanan terhadap mata uang boliviano karena berkurangnya ekspor gas.

“Ketiga panglima angkatan bersenjata datang untuk menyampaikan kekecewaan kami,” kata Zuniga kepada stasiun televisi lokal, menyerukan pembentukan kabinet menteri baru.

“Berhenti menghancurkan, berhenti memiskinkan negara kami, berhenti mempermalukan tentara kami,” katanya dengan seragam lengkap, diapit oleh tentara, dan menegaskan bahwa tindakan yang diambil didukung oleh masyarakat.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1399 seconds (0.1#10.140)
pixels