Serang Crimea, Rudal ATACMS Amerika Disebut Kalahkan S-500 Rusia untuk Pertama Kalinya
loading...
A
A
A
Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan bahwa pertahanan udaranya mencegat lima rudal yang memuat hulu ledak cluster yang diluncurkan oleh pasukan Ukraina. Namun, rudal kelima yang dicegat masih menimbulkan korban jiwa dan kerusakan yang signifikan akibat puing-puing yang berjatuhan.
Kementerian juga mencatat keberadaan kendaraan udara tak berawak (UAV) Amerika, Global Hawk, di wilayah udara Laut Hitam di tenggara Krimea pada saat serangan terjadi.
Menurut laporan sejumlah media, drone tersebut, yang diidentifikasi dengan nomor ekor 11-2046 dan tanda panggilan FORTE10, telah lepas landas dari pangkalan udara NATO Sigonella di Italia dan melintasi wilayah udara Yunani dan Bulgaria sebelum menuju Laut Hitam.
Moskow menuduh drone ini berperan dalam memfasilitasi serangan Ukraina ke Crimea.
Pemerintah Rusia telah berjanji untuk membalas, dan para pejabat memperingatkan “konsekuensinya” bagi AS dan negara mana pun yang terlibat dalam memasok senjata ke Ukraina.
ATACMS adalah rudal balistik yang diluncurkan dari darat yang ditembakkan dari sistem roket peluncuran ganda HIMARS atau M270.
Tidak seperti rudal jelajah konvensional, yang melaju dengan kecepatan 600 mph, ATACMS dapat mencapai kecepatan hingga 2.300 mph, sehingga sulit dicegat oleh sistem pertahanan udara.
Setelah diluncurkan, sistem deteksi radar dan rudal Rusia langsung aktif, namun kecepatan rudal hanya memungkinkan respons sekitar tiga menit.
Jangka waktu pertempuran yang singkat ini, sekitar 30 detik, membuatnya sulit untuk dicegat, sehingga secara signifikan membebani unit pertahanan udara Rusia.
Para pakar mencatat bahwa pada saat peluncuran, diperlukan waktu untuk menentukan lintasan dan titik tumbukan rudal, sehingga menyisakan pilihan terbatas selain memperingatkan semua orang untuk berlindung.
Kementerian juga mencatat keberadaan kendaraan udara tak berawak (UAV) Amerika, Global Hawk, di wilayah udara Laut Hitam di tenggara Krimea pada saat serangan terjadi.
Menurut laporan sejumlah media, drone tersebut, yang diidentifikasi dengan nomor ekor 11-2046 dan tanda panggilan FORTE10, telah lepas landas dari pangkalan udara NATO Sigonella di Italia dan melintasi wilayah udara Yunani dan Bulgaria sebelum menuju Laut Hitam.
Moskow menuduh drone ini berperan dalam memfasilitasi serangan Ukraina ke Crimea.
Pemerintah Rusia telah berjanji untuk membalas, dan para pejabat memperingatkan “konsekuensinya” bagi AS dan negara mana pun yang terlibat dalam memasok senjata ke Ukraina.
Dampak Mengerikan Serangan ATACMS
ATACMS adalah rudal balistik yang diluncurkan dari darat yang ditembakkan dari sistem roket peluncuran ganda HIMARS atau M270.
Tidak seperti rudal jelajah konvensional, yang melaju dengan kecepatan 600 mph, ATACMS dapat mencapai kecepatan hingga 2.300 mph, sehingga sulit dicegat oleh sistem pertahanan udara.
Setelah diluncurkan, sistem deteksi radar dan rudal Rusia langsung aktif, namun kecepatan rudal hanya memungkinkan respons sekitar tiga menit.
Jangka waktu pertempuran yang singkat ini, sekitar 30 detik, membuatnya sulit untuk dicegat, sehingga secara signifikan membebani unit pertahanan udara Rusia.
Para pakar mencatat bahwa pada saat peluncuran, diperlukan waktu untuk menentukan lintasan dan titik tumbukan rudal, sehingga menyisakan pilihan terbatas selain memperingatkan semua orang untuk berlindung.