Pejabat Pertahanan AS Pelajari Opsi Militer untuk Venezuela

Sabtu, 04 Mei 2019 - 16:14 WIB
Pejabat Pertahanan AS Pelajari Opsi Militer untuk Venezuela
Pejabat Pertahanan AS Pelajari Opsi Militer untuk Venezuela
A A A
WASHINGTON - Sejumlah pejabat pertahanan Amerika Serikat (AS) dilaporkan tengah mempelajari opsi militer untuk Venezuela di Pentagon. Penasihat Keamanan Presiden AS Donald Trump, John Bolton, bersama Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dan pejabat Menteri Pertahanan Patrick Shanahan untuk membahas opsi itu di Pentagon.

Berbicara kepada wartawan di luar Pentagon setelah pertemuan itu, Shanahan tidak merinci opsi militer apa pun yang dipertimbangkan. Ia juga tidak mengatakan apakah pemerintahan Trump menyetujui aksi militer di negara Amerika Latin itu.

"Kami memiliki serangkaian opsi komprehensif yang disesuaikan dengan kondisi tertentu, dan saya hanya akan membiarkannya begitu saja," kata kepala Pentagon itu seperti dilansir dari Sputnik, Sabtu (4/5/2019).

Shanahan mengulangi pernyataan Gedung Putih yang sering diulang tentang semua opsi yang tersisa ada di atas meja. Namun ia mengatakan ada kedalaman untuk perencanaan militer AS dan pertemuan pada Jumat pagi waktu setempat itu menjadi benar-benar tinjauan sebenarnya untuk memastikan pemerintah AS ada dalam posisi sejajar pada situasinya.

Shanahan juga menepis kekhawatiran wartawan tentang kemungkinan berulangnya kegagalan seperti yang terjadi sebelumnya dalam Perang Irak 2003 lalu. Ia mengatakan pihaknya tidak memiliki celash intelijen di Venezuela.

"Kami memiliki banyak sumber yang terus-menerus kami sampel, dan kemudian kami memiliki segala macam cara pengumpulan lainnya. Saya merasa sangat yakin dengan kualitas dan keakuratan informasi yang kami dapatkan," kata pejabat menteri pertahanan AS itu.

Bolton adalah penasihat utama invasi AS ke Irak pada 2003 lalu sambil bertugas sebagai penasihat senior Presiden George W. Bush. Tidak seperti banyak koleganya yang sejak itu mengubah posisi mereka, ia terus mendukung invasi dalam wawancara baru-baru ini pada 2018. Presiden Trump adalah seorang kritikus yang kuat tentang Perang Irak selama pemilu 2016, menyebutnya kesalahan besar yang menelan biaya triliunan dolar dan ribuan nyawa tentara Amerika.

Awal pekan ini, para pejabat yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada Washington Post bahwa Trump menunjukkan ketertarikan lebih pada politik Florida dan lapangan golfnya daripada kemungkinan operasi militer AS di Venezuela, dan John Bolton telah diberi wewenang atas kebijakan Venezuela.

Menurut para pejabat, staf Bolton terlibat perdebatan sengit dengan Wakil Ketua Staf Gabungan, Jenderal Paul. J. Selva, minggu lalu setelah Selva menyarankan agar tidak memperburuk situasi di negara Amerika Latin itu dan gagal memberi mereka opsi militer yang diminta.

Kepala Komando Amerika Selatan AS Laksamana Charles Faller, yang awal tahun ini mengatakan bahwa militer harus siap untuk bergerak guna mendukung upaya oposisi Venezuela menggulingkan pemerintah, duduk pada pertemuan Jumat pagi dan memberi pengarahan kepada para pejabat senior tentang opsi militer.

Awal pekan ini, Faller mendorong kembali terhadap pernyataan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo bahwa AS sedang mempertimbangkan opsi militer untuk menggulingkan Presiden Nicolas Maduro. Ia mengatakan kepada anggota Kongres seharusnya ada transisi demokrasi di Venezuela dan menunjukkan bahwa Pentagon sedang merencanakan segala kemungkinan jika pemimpin oposisi Juan Guaido berhasil mengusir Maduro.

Krisis di Venezuela meningkat pada hari Selasa, setelah Guaido mengumumkan dimulainya "fase terakhir" dari kampanye oposisi untuk menggulingkan pemerintah dan meminta militer untuk mendukungnya. Seruan itu menyebabkan bentrokan di Caracas antara pengunjuk rasa oposisi dan pasukan keamanan, yang menyebabkan setidaknya 70 orang terluka dan empat orang tewas.

Peristiwa itu mendorong Presiden Maduro untuk tampil di TV guna mengumumkan bahwa para jaksa penuntut telah ditunjuk untuk menyelidiki dugaan upaya kudeta.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5254 seconds (0.1#10.140)