Militer Komunis Klaim Rudal Naga Api China Mampu Tenggelamkan Kapal Perang AS
loading...
A
A
A
BEIJING - Militer komunis Beijing mengeklaim rudal balistik taktis Fire Dragon 480 (Naga Api 480) China yang telah diekspor ke Timur Tengah mampu menenggelamkan kapal perang Amerika Serikat (AS) yang patroli di Laut Merah.
Klaim itu berdasarkan simulasi komputer yang dijalankan oleh Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China.
Makalah hasil simulasi yang diterbitkan jurnal akademik Command Control & Simulation pada 15 Mei memaparkan bahwa dengan koordinasi yang erat antara segerombolan drone dan penerapan taktik baru, rata-rata dibutuhkan enam misil berpemandu jarak jauh untuk menghancurkan kapal perang besar AS.
Di Yaman, kelompok Houthi menargetkan kapal-kapal kargo di Laut Merah, tindakan yang menurut kelompok pro-Iran tersebut dimaksudkan untuk menghentikan pasokan senjata dan peralatan lainnya ke Israel selama invasi brutalnya di Gaza.
Kelompok Houthi telah menyerang sejumlah kapal kargo, termasuk sebuah kapal tanker milik China, dan akhir-akhir ini, target mereka diperluas hingga mencakup kelompok penyerang kapal induk AS yang ditempatkan di Laut Merah.
Houthi telah menggunakan beragam metode serangan, termasuk rudal balistik, drone, dan rudal jelajah anti-kapal.
Serangan-serangan ini telah memberikan tekanan besar pada para pelaut AS, namun Washington mengeklaim Angkatan Laut-nya tidak menderita kerugian signifikan.
Fire Dragon 480, rudal jarak jauh yang diproduksi khusus untuk ekspor oleh Norinco Group, dikenal luas sebagai rudal balistik taktis karena sensornya yang dipandu secara presisi, sehingga memungkinkannya menyerang sasaran bergerak dengan akurasi tinggi.
“Hulu ledaknya melebihi angka 400kg, jauh melebihi rudal anti-kapal konvensional. Selain itu, kecepatan tumbukannya melebihi 500 meter (1.640 kaki) per detik, memastikan bahwa kapal penjelajah seberat 10.000 ton akan hancur jika terkena hanya dua rudal ini,” tulis Li Jiangjiang, ilmuwan unit 92228 PLA, dalam makalah tersebut, seperti dikutip dari South China Morning Post, Jumat (21/6/2024).
Klaim itu berdasarkan simulasi komputer yang dijalankan oleh Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China.
Makalah hasil simulasi yang diterbitkan jurnal akademik Command Control & Simulation pada 15 Mei memaparkan bahwa dengan koordinasi yang erat antara segerombolan drone dan penerapan taktik baru, rata-rata dibutuhkan enam misil berpemandu jarak jauh untuk menghancurkan kapal perang besar AS.
Di Yaman, kelompok Houthi menargetkan kapal-kapal kargo di Laut Merah, tindakan yang menurut kelompok pro-Iran tersebut dimaksudkan untuk menghentikan pasokan senjata dan peralatan lainnya ke Israel selama invasi brutalnya di Gaza.
Kelompok Houthi telah menyerang sejumlah kapal kargo, termasuk sebuah kapal tanker milik China, dan akhir-akhir ini, target mereka diperluas hingga mencakup kelompok penyerang kapal induk AS yang ditempatkan di Laut Merah.
Houthi telah menggunakan beragam metode serangan, termasuk rudal balistik, drone, dan rudal jelajah anti-kapal.
Serangan-serangan ini telah memberikan tekanan besar pada para pelaut AS, namun Washington mengeklaim Angkatan Laut-nya tidak menderita kerugian signifikan.
Fire Dragon 480, rudal jarak jauh yang diproduksi khusus untuk ekspor oleh Norinco Group, dikenal luas sebagai rudal balistik taktis karena sensornya yang dipandu secara presisi, sehingga memungkinkannya menyerang sasaran bergerak dengan akurasi tinggi.
“Hulu ledaknya melebihi angka 400kg, jauh melebihi rudal anti-kapal konvensional. Selain itu, kecepatan tumbukannya melebihi 500 meter (1.640 kaki) per detik, memastikan bahwa kapal penjelajah seberat 10.000 ton akan hancur jika terkena hanya dua rudal ini,” tulis Li Jiangjiang, ilmuwan unit 92228 PLA, dalam makalah tersebut, seperti dikutip dari South China Morning Post, Jumat (21/6/2024).