Selidiki Tragedi 737 MAX, Indonesia Akan Kirim Investigator ke Ethiopia

Sabtu, 06 April 2019 - 01:25 WIB
Selidiki Tragedi 737 MAX, Indonesia Akan Kirim Investigator ke Ethiopia
Selidiki Tragedi 737 MAX, Indonesia Akan Kirim Investigator ke Ethiopia
A A A
JAKARTA - Indonesia akan mengirim dua investigator ke Ethiopia untuk membantu dalam penyelidikan dan pertukaran data pada dua kecelakaan fatal pesawat Boeing 737 MAX. Dua tragedi pesawat itu adalah Lion Air JT610 dan Ethiopian Airlines 302.

Rencana pengiriman dua investigator itu disampaikan kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono kepada Reuters pada hari Jumat.

Pada 29 Oktober 2018, pesawat Lion Air jatuh di perairan Karawang dengan korban meninggal 189 orang. Lima bulan kemudian, yakni pada 10 Maret 2019, pesawat Ethiopian Airlines 302 jatuh di dekat Addis Ababa dengan korban meninggal 157 orang. (Baca: Sistem MCAS Biang Tragedi Lion Air, Boeing: Maaf untuk Nyawa yang Hilang )

Soerjanto mengatakan investigator Indonesia akan melakukan perjalanan ke Ibu Kota Ethiopia, Addis Ababa, pada 15 April. "Mereka akan membantu Ethiopia. Kami akan mempelajari data untuk menilai apakah ada kesamaan atau apakah ada informasi baru dari kecelakaan itu," katanya melalui telepon.

Sebuah laporan awal mengenai kecelakaan Ethiopian Airlines menunjukkan bahwa pesawat itu terbang dengan kecepatan yang berlebihan dan tiba-tiba dipaksa menukik ke bawah oleh sistem otomasi. Pilot tidak mampu mengendalikan pesawat itu meski sudah menjalankan semua prosedur dari Boeing.

Tjahjono mengatakan masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan apa pun dari laporan Ethiopia atau menentukan kaitan apa pun di antara kecelakaan itu karena memuat data faktual tanpa analisis.

"Kami telah mengamati beberapa kesamaan...tetapi kami tidak dapat menentukannya sampai setelah penyelidik kami pergi ke Ethiopia ketika kami akan melakukan penyelidikan bersama," katanya.

Kedua investigator Indonesia akan menandatangani perjanjian tentang peran mereka di bawah protokol International Civil Aviation Organization (ICAO).

Sebuah laporan awal mengenai jatuhnya Lion Air 737 MAX di Indonesia menyatakan pilot kehilangan kendali setelah bergulat dengan perangkat lunak MCAS, fitur anti-stall otomatis baru yang berulang kali menukikkan hidung pesawat berdasarkan data sensor yang salah.Sebelumnya, CEO Boeing Dennis Muilenburg mengatakan sudah sangat jelas bahwa perangkat lunak MCAS 737 MAX berkontribusi pada tragedi Lion Air JT610 di Indonesia dan Ethiopian Airlines 320 di Ethiopia. Dia menyampaikan permintaan maaf.

"Kami di Boeing meminta maaf atas nyawa yang hilang dalam kecelakaan 737 baru-baru ini dan tanpa henti fokus pada keselamatan untuk memastikan tragedi seperti ini tidak pernah terjadi lagi," tulis bos Boeing tersebut di Twitter via akun @BoeingCEO.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5738 seconds (0.1#10.140)