Pamer Rudal Hipersonik Baru, Houthi Janji Terus Serang Armada Kapal Induk AS

Sabtu, 08 Juni 2024 - 10:59 WIB
loading...
A A A
Pejuang Houthi melaporkan pada Jumat bahwa pasukan AS dan Inggris telah melakukan empat serangan udara baru yang menargetkan bandara di Hodeidah, dan melancarkan serangan terpisah di pelabuhan laut Salif di barat laut Yaman.

Houthi Gunakan Rudal Hipersonik?


Komentar Al-Houthi pada Kamis muncul sehari setelah pejuang Yaman merilis rekaman rudal hipersonik "buatan lokal" baru yang disebut Palestine yang diluncurkan ke kota pelabuhan Laut Merah Israel, Eilat, pekan ini.

Pejabat Israel mengonfirmasi pada Senin bahwa Eilat telah menjadi sasaran, tetapi mengindikasikan tidak ada kerusakan atau cedera yang perlu dilaporkan.

Dalam rekaman tersebut, hulu ledak rudal berbahan bakar padat Yaman yang baru dicat dengan pola kotak-kotak yang mengingatkan pada syal keffiyeh.

Pengamat Barat melihat kemiripan luar dengan Fattah, rudal hipersonik Iran yang diluncurkan pada tahun 2023 yang dapat menempuh jarak hingga 1.400 km dengan kecepatan hingga Mach 15.

Jangkauan dan karakteristik kecepatan rudal Houthi masih belum diketahui, tetapi jarak antara wilayah Yaman yang dikuasai Houthi dan Eilat mendekati 1.700 km.

Pejabat Iran telah berulang kali menolak klaim AS dan sekutunya bahwa mereka telah menyediakan senjata untuk Houthi.

Namun, media Iran baru-baru ini mengonfirmasi negara itu memang memberikan "pengetahuan teknis" kepada sekutu Poros Perlawanan yang anti-AS dan anti-Israel yang memungkinkan produksi rudal canggih dalam negeri.

Masih belum jelas apakah ini berlaku untuk rudal Palestine yang baru atau tidak. Houthi telah menggoda kemampuan hipersonik mereka yang masih baru sejak musim semi, dengan sumber yang mengetahui mengatakan kepada Sputnik pada Maret bahwa rudal Houthi yang baru dapat berakselerasi hingga kecepatan Mach 8 (hampir 10.000 km per jam) dan memiliki mesin bahan bakar padat, yang berarti mengurangi waktu persiapan peluncuran dan meningkatkan kemudahan transportasi dalam kondisi Yaman yang sulit.

“Yaman bermaksud mulai memproduksinya untuk digunakan selama serangan di Laut Merah dan Laut Arab serta Teluk Aden, serta terhadap target di Israel,” papar sumber tersebut, yang tidak bebas berbicara di depan umum.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1267 seconds (0.1#10.140)
pixels