Pamer Rudal Hipersonik Baru, Houthi Janji Terus Serang Armada Kapal Induk AS
loading...
A
A
A
SANAA - Pejuang Houthi Yaman menargetkan kapal induk super kelas Nimitz USS Dwight D Eisenhower di Laut Merah pekan lalu.
Serangan Houthi dilancarkan di tengah meningkatnya gempuran rudal Amerika dan Inggris di Yaman, yang telah menewaskan banyak warga sipil.
“Houthi akan menyerang kapal induk Amerika yang diparkir di halaman belakang Yaman lebih keras lagi,” tegas pemimpin pejuang Yaman Abdul-Malik al-Houthi.
“Kapal induk Amerika Eisenhower akan tetap menjadi target Angkatan Bersenjata kami setiap kali ada kesempatan,” ujar al-Houthi dalam pidato pekanan pada Kamis.
“Fakta-fakta akan menjadi jelas, tidak peduli seberapa keras Amerika mencoba menyangkal operasi penargetan, dan serangan yang akan datang akan lebih efektif,” papar al-Houthi.
Memberikan rincian baru tentang serangan rudal dan pesawat nirawak Houthi pekan lalu yang menargetkan USS Eisenhower di tengah penyangkalan Amerika bahwa operasi tersebut mengakibatkan kerusakan pada kapal induk super atau pengawalnya, pemimpin Houthi menekankan serangan itu lebih berhasil daripada yang diakui Washington.
"Operasi yang menargetkan kapal induk Eisenhower berhasil, dan penerbangan lintas udara dihentikan selama dua hari setelah serangan itu," ungkap al-Houthi, mengacu pada serangan Amerika di wilayah udara Yaman.
Pejabat itu menambahkan meskipun kapal perang AS itu berada sekitar 400 km dari Yaman sebelum serangan Houthi, kapal itu terpaksa berlayar 480 km ke arah barat laut untuk mencari tempat yang aman setelahnya.
“Operasi itu adalah salah satu operasi paling penting dan utama yang akan dilakukan pekan ini," ungkap al-Houthi.
"Kapal perang Amerika melarikan diri dan mengubah sumber mereka ketika operasi berhasil," papar pemimpin pejuang itu.
Komando Pusat AS pada Jumat dengan keras membantah klaim Houthi bahwa USS Eisenhower rusak dalam serangan milisi Yaman.
“Tidak ada kebenaran dalam klaim Houthi yang menyerang USS Eisenhower atau kapal Angkatan Laut AS mana pun. Ini adalah kampanye disinformasi yang terus-menerus yang telah dilakukan Houthi selama berbulan-bulan. Sementara Houthi bermaksud menargetkan kapal kami, kami dapat memastikan tidak pernah ada serangan yang berhasil terhadap kapal Angkatan Laut AS mana pun,” ujar CENTCOM kepada Sputnik.
Serangan Houthi terhadap kapal induk tersebut menyusul serangkaian serangan gabungan AS-Inggris yang menargetkan Yaman dalam upaya melemahkan kemampuan tempur pejuang tersebut.
Houthi mengatakan pekan lalu bahwa serangan terbaru Barat telah menewaskan 16 orang dan melukai 42 warga lainnya.
Pejuang Houthi melaporkan pada Jumat bahwa pasukan AS dan Inggris telah melakukan empat serangan udara baru yang menargetkan bandara di Hodeidah, dan melancarkan serangan terpisah di pelabuhan laut Salif di barat laut Yaman.
Komentar Al-Houthi pada Kamis muncul sehari setelah pejuang Yaman merilis rekaman rudal hipersonik "buatan lokal" baru yang disebut Palestine yang diluncurkan ke kota pelabuhan Laut Merah Israel, Eilat, pekan ini.
Pejabat Israel mengonfirmasi pada Senin bahwa Eilat telah menjadi sasaran, tetapi mengindikasikan tidak ada kerusakan atau cedera yang perlu dilaporkan.
Dalam rekaman tersebut, hulu ledak rudal berbahan bakar padat Yaman yang baru dicat dengan pola kotak-kotak yang mengingatkan pada syal keffiyeh.
Pengamat Barat melihat kemiripan luar dengan Fattah, rudal hipersonik Iran yang diluncurkan pada tahun 2023 yang dapat menempuh jarak hingga 1.400 km dengan kecepatan hingga Mach 15.
Jangkauan dan karakteristik kecepatan rudal Houthi masih belum diketahui, tetapi jarak antara wilayah Yaman yang dikuasai Houthi dan Eilat mendekati 1.700 km.
Pejabat Iran telah berulang kali menolak klaim AS dan sekutunya bahwa mereka telah menyediakan senjata untuk Houthi.
Namun, media Iran baru-baru ini mengonfirmasi negara itu memang memberikan "pengetahuan teknis" kepada sekutu Poros Perlawanan yang anti-AS dan anti-Israel yang memungkinkan produksi rudal canggih dalam negeri.
Masih belum jelas apakah ini berlaku untuk rudal Palestine yang baru atau tidak. Houthi telah menggoda kemampuan hipersonik mereka yang masih baru sejak musim semi, dengan sumber yang mengetahui mengatakan kepada Sputnik pada Maret bahwa rudal Houthi yang baru dapat berakselerasi hingga kecepatan Mach 8 (hampir 10.000 km per jam) dan memiliki mesin bahan bakar padat, yang berarti mengurangi waktu persiapan peluncuran dan meningkatkan kemudahan transportasi dalam kondisi Yaman yang sulit.
“Yaman bermaksud mulai memproduksinya untuk digunakan selama serangan di Laut Merah dan Laut Arab serta Teluk Aden, serta terhadap target di Israel,” papar sumber tersebut, yang tidak bebas berbicara di depan umum.
Abdul-Malik Al-Houthi memperingatkan pada Maret bahwa, “Musuh, teman, dan warga Yaman, pejuang akan segera melihat tingkat pencapaian kepentingan strategis yang akan menempatkan negara kita dan kemampuannya di jajaran beberapa negara di dunia ini.”
Dia menjanjikan Ansar Allah memiliki “kejutan” yang tersimpan untuk AS dan Israel yang belum terungkap.
Pengamat militer Rusia Alexei Leonkov mengatakan kepada Sputnik pada Maret bahwa, “Jika pejuang Yaman benar-benar berhasil mempercepat rudal hingga Mach 8 atau lebih, itu berarti sistem pertahanan udara berbasis kapal dari kelompok angkatan laut Amerika tidak akan berdaya.”
“Pertahanan udara dari kelompok penyerang kapal induk yang saat ini diparkir di lepas pantai Semenanjung Arab dan secara sporadis menembaki Houthi tidak akan dapat mencegat rudal-rudal ini jika mereka mendekat dengan kecepatan Mach 8. Dan jika Houthi berhasil membuat mereka sedikit saja dapat bermanuver, itu saja, mereka tidak akan mungkin untuk dicegat. Jika Houthi belajar untuk secara akurat menyerang kapal perang dengan rudal-rudal ini, kita akan melihat kekalahan Amerika,” tegas Leonkov.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin menandatangani perintah pekan lalu untuk memperpanjang penempatan armada kapal induk Eisenhower di Timur Tengah untuk kedua kalinya, menunda rotasi kapal induk super dan tiga kapal perusak rudal dan kapal penjelajah pengawalnya keluar dari wilayah tersebut. Mereka telah ditempatkan di sana sejak Oktober lalu.
Serangan Houthi dilancarkan di tengah meningkatnya gempuran rudal Amerika dan Inggris di Yaman, yang telah menewaskan banyak warga sipil.
“Houthi akan menyerang kapal induk Amerika yang diparkir di halaman belakang Yaman lebih keras lagi,” tegas pemimpin pejuang Yaman Abdul-Malik al-Houthi.
“Kapal induk Amerika Eisenhower akan tetap menjadi target Angkatan Bersenjata kami setiap kali ada kesempatan,” ujar al-Houthi dalam pidato pekanan pada Kamis.
“Fakta-fakta akan menjadi jelas, tidak peduli seberapa keras Amerika mencoba menyangkal operasi penargetan, dan serangan yang akan datang akan lebih efektif,” papar al-Houthi.
Memberikan rincian baru tentang serangan rudal dan pesawat nirawak Houthi pekan lalu yang menargetkan USS Eisenhower di tengah penyangkalan Amerika bahwa operasi tersebut mengakibatkan kerusakan pada kapal induk super atau pengawalnya, pemimpin Houthi menekankan serangan itu lebih berhasil daripada yang diakui Washington.
"Operasi yang menargetkan kapal induk Eisenhower berhasil, dan penerbangan lintas udara dihentikan selama dua hari setelah serangan itu," ungkap al-Houthi, mengacu pada serangan Amerika di wilayah udara Yaman.
Pejabat itu menambahkan meskipun kapal perang AS itu berada sekitar 400 km dari Yaman sebelum serangan Houthi, kapal itu terpaksa berlayar 480 km ke arah barat laut untuk mencari tempat yang aman setelahnya.
“Operasi itu adalah salah satu operasi paling penting dan utama yang akan dilakukan pekan ini," ungkap al-Houthi.
"Kapal perang Amerika melarikan diri dan mengubah sumber mereka ketika operasi berhasil," papar pemimpin pejuang itu.
Komando Pusat AS pada Jumat dengan keras membantah klaim Houthi bahwa USS Eisenhower rusak dalam serangan milisi Yaman.
“Tidak ada kebenaran dalam klaim Houthi yang menyerang USS Eisenhower atau kapal Angkatan Laut AS mana pun. Ini adalah kampanye disinformasi yang terus-menerus yang telah dilakukan Houthi selama berbulan-bulan. Sementara Houthi bermaksud menargetkan kapal kami, kami dapat memastikan tidak pernah ada serangan yang berhasil terhadap kapal Angkatan Laut AS mana pun,” ujar CENTCOM kepada Sputnik.
Serangan Houthi terhadap kapal induk tersebut menyusul serangkaian serangan gabungan AS-Inggris yang menargetkan Yaman dalam upaya melemahkan kemampuan tempur pejuang tersebut.
Houthi mengatakan pekan lalu bahwa serangan terbaru Barat telah menewaskan 16 orang dan melukai 42 warga lainnya.
Pejuang Houthi melaporkan pada Jumat bahwa pasukan AS dan Inggris telah melakukan empat serangan udara baru yang menargetkan bandara di Hodeidah, dan melancarkan serangan terpisah di pelabuhan laut Salif di barat laut Yaman.
Houthi Gunakan Rudal Hipersonik?
Komentar Al-Houthi pada Kamis muncul sehari setelah pejuang Yaman merilis rekaman rudal hipersonik "buatan lokal" baru yang disebut Palestine yang diluncurkan ke kota pelabuhan Laut Merah Israel, Eilat, pekan ini.
Pejabat Israel mengonfirmasi pada Senin bahwa Eilat telah menjadi sasaran, tetapi mengindikasikan tidak ada kerusakan atau cedera yang perlu dilaporkan.
Dalam rekaman tersebut, hulu ledak rudal berbahan bakar padat Yaman yang baru dicat dengan pola kotak-kotak yang mengingatkan pada syal keffiyeh.
Pengamat Barat melihat kemiripan luar dengan Fattah, rudal hipersonik Iran yang diluncurkan pada tahun 2023 yang dapat menempuh jarak hingga 1.400 km dengan kecepatan hingga Mach 15.
Jangkauan dan karakteristik kecepatan rudal Houthi masih belum diketahui, tetapi jarak antara wilayah Yaman yang dikuasai Houthi dan Eilat mendekati 1.700 km.
Pejabat Iran telah berulang kali menolak klaim AS dan sekutunya bahwa mereka telah menyediakan senjata untuk Houthi.
Namun, media Iran baru-baru ini mengonfirmasi negara itu memang memberikan "pengetahuan teknis" kepada sekutu Poros Perlawanan yang anti-AS dan anti-Israel yang memungkinkan produksi rudal canggih dalam negeri.
Masih belum jelas apakah ini berlaku untuk rudal Palestine yang baru atau tidak. Houthi telah menggoda kemampuan hipersonik mereka yang masih baru sejak musim semi, dengan sumber yang mengetahui mengatakan kepada Sputnik pada Maret bahwa rudal Houthi yang baru dapat berakselerasi hingga kecepatan Mach 8 (hampir 10.000 km per jam) dan memiliki mesin bahan bakar padat, yang berarti mengurangi waktu persiapan peluncuran dan meningkatkan kemudahan transportasi dalam kondisi Yaman yang sulit.
“Yaman bermaksud mulai memproduksinya untuk digunakan selama serangan di Laut Merah dan Laut Arab serta Teluk Aden, serta terhadap target di Israel,” papar sumber tersebut, yang tidak bebas berbicara di depan umum.
Abdul-Malik Al-Houthi memperingatkan pada Maret bahwa, “Musuh, teman, dan warga Yaman, pejuang akan segera melihat tingkat pencapaian kepentingan strategis yang akan menempatkan negara kita dan kemampuannya di jajaran beberapa negara di dunia ini.”
Dia menjanjikan Ansar Allah memiliki “kejutan” yang tersimpan untuk AS dan Israel yang belum terungkap.
Pengamat militer Rusia Alexei Leonkov mengatakan kepada Sputnik pada Maret bahwa, “Jika pejuang Yaman benar-benar berhasil mempercepat rudal hingga Mach 8 atau lebih, itu berarti sistem pertahanan udara berbasis kapal dari kelompok angkatan laut Amerika tidak akan berdaya.”
“Pertahanan udara dari kelompok penyerang kapal induk yang saat ini diparkir di lepas pantai Semenanjung Arab dan secara sporadis menembaki Houthi tidak akan dapat mencegat rudal-rudal ini jika mereka mendekat dengan kecepatan Mach 8. Dan jika Houthi berhasil membuat mereka sedikit saja dapat bermanuver, itu saja, mereka tidak akan mungkin untuk dicegat. Jika Houthi belajar untuk secara akurat menyerang kapal perang dengan rudal-rudal ini, kita akan melihat kekalahan Amerika,” tegas Leonkov.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin menandatangani perintah pekan lalu untuk memperpanjang penempatan armada kapal induk Eisenhower di Timur Tengah untuk kedua kalinya, menunda rotasi kapal induk super dan tiga kapal perusak rudal dan kapal penjelajah pengawalnya keluar dari wilayah tersebut. Mereka telah ditempatkan di sana sejak Oktober lalu.
(sya)