Deretan Tokoh Yahudi Tersohor Menentang Negara Israel, dari Einstein hingga Noam Chomsky

Jum'at, 07 Juni 2024 - 13:41 WIB
loading...
Deretan Tokoh Yahudi...
Banyak tokoh Yahudi terkenal yang menentang pendirian Negara Israel di atas tanah Palestina. Mereka termasuk fisikawan genius Albert Einstein. Foto/REUTERS/Inuth
A A A
JAKARTA - Zionis mendirikan Negara Israel di atas tanah Palestina pada 14 Mei 1948. Negara Yahudi itu berdiri atas restu Inggris melalui Deklarasi Balfour.

Pendirian negara itu dilakukan dengan mengusir penduduk Palestina dari rumah dan tanah mereka, yang dikenal sebagai Hari Nakba.

Para tokoh gerakan Zionisme mengeklaim pendirian Negara Israel diperlukan sebagai rumah bagi umat Yahudi yang "telantar" di berbagai penjuru dunia setelah tragedi Holocaust oleh rezim Nazi pimpinan Adolf Hitler.

Para tokoh itu juga merasa Negara Israel perlu didirikan di tanah leluhur mereka.



Pendirian Negara Israel dengan kekerasan itu terus melahirkan rentetan konflik dari masa ke masa, bahkan hingga hari ini.

Tak semua orang Yahudi senang dengan pendirian Negara Israel. Banyak dari mereka, termasuk tokoh-tokoh terkenal, justru menentang.

Saban konflik Israel-Palestina pecah, komunitas Yahudi yang anti-Negara Israel selalu bersuara membela Palestina.

Deretan Tokoh Yahudi Terkenal yang Menentang Negara Israel


Mengutip laman Stop War, Jumat (7/6/2024), berikut ini sikap para tokoh Yahudi terkenal yang pernah bersuara menentang berdirinya Negara Israel.

Sigmund Freud (Bapak Psikoanalisis)


“Saya mengakui dengan sedih bahwa fanatisme tak berdasar masyarakat kita harus disalahkan atas bangkitnya ketidakpercayaan Arab. Saya tidak dapat membangkitkan simpati sama sekali atas kesalehan yang salah arah yang mengubah sebagian tembok Herodian menjadi peninggalan nasional, sehingga menyinggung perasaan penduduk asli.”

Albert Einstein (Fisikawan Genius)


“Gagasan negara (Israel) tidak sesuai dengan hati saya. Saya tidak mengerti mengapa itu diperlukan. Hal ini terkait dengan banyak kesulitan dan kesempitan pikiran. Saya yakin itu buruk.”

Erich Fromm (Psikoanalis Jerman)


“Klaim Yahudi atas Tanah Israel tidak bisa menjadi klaim politik yang realistis. Jika semua negara tiba-tiba mengeklaim wilayah tempat tinggal nenek moyang mereka dua ribu tahun yang lalu, dunia ini akan menjadi rumah sakit jiwa.”

Primo Levi (Penulis dan Penyintas Auschwitz)


“Setiap orang memiliki orang Yahudi masing-masing. Bagi orang Israel, mereka adalah orang Palestina.”

Marek Edelman (Pemimpin Pemberontakan Warsawa 1943)


Edelman pernah menulis surat untuk mendukung perlawanan Palestina, membandingkannya dengan ZOB, pejuang Yahudi di Warsawa. Dia memulai suratnya dengan menulis: “Komandan militer Palestina, operasi paramiliter dan partisan—kepada semua prajurit organisasi perjuangan Palestina.”

Isaac Asimov (Novelis Amerika Serikat)


“Saya mendapati diri saya berada dalam posisi yang aneh karena tidak menjadi seorang Zionis. Saya pikir adalah salah bagi siapa pun untuk merasa bahwa ada sesuatu yang istimewa tentang warisan apa pun dalam bentuk apa pun. Sungguh menggembirakan jika warisan manusia ada dalam ribuan ragam, karena hal ini akan menimbulkan minat yang lebih besar, namun begitu satu ragam dianggap lebih penting daripada yang lain, landasan sudah diletakkan untuk menghancurkan semuanya.”

Hannah Arendt (Filsuf dan Penyintas Holocaust)


“Masalahnya adalah Zionisme sering berpikir dan mengatakan bahwa kejahatan antisemitisme diperlukan demi kebaikan orang-orang Yahudi. Seperti kata-kata seorang Zionis terkenal dalam suratnya kepada saya yang membahas argumentasi asli Zionis: ‘Kaum antisemit ingin menyingkirkan orang Yahudi, Negara Yahudi ingin menerima mereka, pasangan yang sempurna'.”

I.F. Stone (Jurnalis Amerika Serikat)


“Israel menciptakan semacam skizofrenia moral di dunia Yahudi. Di dunia luar, kesejahteraan kaum Yahudi bergantung pada pemeliharaan masyarakat sekuler, non-rasial, dan pluralistik. Di Israel, kaum Yahudi membela masyarakat yang tidak bisa melegalkan perkawinan campuran, yang idealnya bersifat rasis dan eksklusionis.”

Noam Chomsky (Profesor Linguistik AS)


“Di Wilayah Pendudukan, apa yang dilakukan Israel jauh lebih buruk dibandingkan apartheid. Menyebutnya apartheid adalah sebuah anugerah bagi Israel, setidaknya jika yang Anda maksud dengan 'apartheid' adalah apartheid gaya Afrika Selatan. Apa yang terjadi di Wilayah Pendudukan jauh lebih buruk.”

Gabriel Kolko (Sejarawan Terkenal)


“Mayoritas besar orang Israel sama sekali bukan Yahudi dalam hal budaya, hampir tidak sosialis dalam arti apa pun, dan kehidupan sehari-hari serta cara hidup orang-orang di Israel tidak berbeda dengan di Chicago atau Amsterdam. Tidak ada alasan rasional yang membenarkan pembentukan negara.”

Miriam Margolyes (Aktor)


“Warga kulit hitam Afrika Selatan meminta dukungan kami dan kini warga Palestina-lah yang meminta dukungan kami. Saya benci apa yang dilakukan Israel di sana terhadap warga Palestina. Menurut saya boikot adalah cara protes yang sangat aktif dan tanpa kekerasan.”

Uri Avnery (Mantan Perwira Militer Israel)


Avnery menulis bahwa setelah kemenangan militer Israel, “Apa yang akan tertanam dalam kesadaran dunia adalah gambaran Israel sebagai monster yang berlumuran darah, siap setiap saat untuk melakukan kejahatan perang dan tidak siap untuk mematuhi batasan moral apa pun.”

Henry Siegman (Rabi dan Direktur US/Middle East Project)


“Israel telah melewati ambang batas dari ‘satu-satunya negara demokrasi di Timur Tengah’ menjadi satu-satunya rezim apartheid di dunia Barat.”

Richard Cohen (Kolumnis AS)


“Kesalahan terbesar yang bisa dilakukan Israel saat ini adalah melupakan bahwa Israel sendiri adalah sebuah kesalahan gagasan untuk menciptakan sebuah negara Yahudi Eropa di wilayah Arab Muslim (dan sebagian Kristen) telah menghasilkan peperangan dan terorisme selama satu abad seperti yang kita lihat sekarang. Israel melawan Hizbullah di utara dan Hamas di selatan, namun musuh yang paling tangguh adalah sejarah itu sendiri.”

Roseanne Barr (Penulis dan Eks Capres AS)


“Saya muak dengan Israel dan saya muak dengan Zionis. Mereka didukung oleh umat Kristen Evangelis yang tidak sabar menunggu orang-orang Arab membunuh mereka sehingga dewa perang genosida mereka, yang mereka salahnamakan Yesus, dapat kembali.”

Rabbi Michael Lerner (Editor Majalah Tikkun)


“Jika seorang Yahudi saat ini pergi ke sinagoga mana pun di AS atau di seluruh dunia dan berkata, 'Saya tidak percaya pada Tuhan atau Taurat dan saya tidak mengikuti perintah', sebagian besar akan tetap menyambut Anda dan mendorong Anda untuk terlibat. Namun jika Anda mengatakan, 'Saya tidak mendukung Negara Israel', maka Anda mungkin akan dicap sebagai 'Yahudi yang membenci diri sendiri' atau anti-Semit, dicemooh dan disingkirkan.”

Richard Falk (Eks Pelapor Khusus PBB soal HAM)


Falk menyebut kebijakan Israel di Wilayah Pendudukan (Palestina) sebagai “kejahatan terhadap kemanusiaan". Falk juga membandingkan perlakuan Israel terhadap orang Palestina dengan perlakuan Nazi terhadap orang Yahudi.

Falk mengatakan, “Saya pikir orang-orang Palestina adalah orang-orang yang paling menjadi korban di dunia.”
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1553 seconds (0.1#10.140)