Balas Dendam, Israel Bombardir Kantor Pemimpin Hamas Haniyeh
A
A
A
TEL AVIV - Pesawat-pesawat jet tempur Israel membombardir kantor pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Gaza. Serangan udara ini sebagai balas dendam atas serangan roket yang menghancurkan rumah keluarga di timur laut Tel Aviv, yang menyebabkan tujuh orang terluka.
Pemboman ini berlangsung Senin malam. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada Selasa (26/3/2019) mengatakan bangunan yang dibom pernah ditargetkan dalam kampanye pemboman Israel 2012 dengan nama sandi "Cloud Pillar".
Bangunan itu secara teratur digunakan oleh para petinggi Hamas untuk mengadakan pertemuan militer.
Serangan terhadap kantor Haniyeh awalnya dilaporkan jaringan radio Hamas. Haniyeh sendiri sudah pergi bersembunyi sejak hari Senin untuk mengantisipasi serangan pembalasan Israel.
Dalam pernyataan tertulis, pemimpin Hamas tersebut mengatakan rakyat Palestina tidak akan menyerah."Dan akan mengadang musuh," katanya.
Setelah membom kantor Haniyeh, IDF melalui Twitter menertawakan Haniyeh. "Apa yang Anda lakukan di kantor Anda setiap hari? Kirim email? Buat spreadsheet? Lakukan panggilan telepon ?," ledek IDF.
"Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh menggunakan kantornya untuk memimpin organisasi teroris brutal dalam perang agresi melawan Israel. Kami baru saja menghancurkan kantornya," lanjut IDF mengonfirmasi serangan udaranya.
IDF menambahkan, jet-jet tempur dan helikopter Israel juga menargetkan markas intelijen militer Hamas dan kantor-kantor layanan keamanan internal di Gaza.
"Konteks serangan ini; Tadi malam, Hamas menembakkan roket 75 mil ke Israel. Roket itu menghancurkan sebuah rumah dan melukai tujuh orang, termasuk anak-anak. Kami akan mempertahankan rumah kami," lanjut IDF via akun Twitter-nya, @IDF.
Militan Palestina menanggapi serangan udara itu dengan meluncurkan roket di kota-kota Israel di dekat perbatasan Gaza. Beberapa menit setelah IDF mengonfirmasi pemboman terhadap kantor Haniyeh, sirene serangan udara terdengar di seluruh Israel selatan.
Sebenarnya tidak ada kelompok yang mengklaim serangan roket yang menghancurkan rumah keluarga di timur laut Tel Aviv, Israel tengah, Senin dini hari kemarin. Namun, para pejabat Israel tetap menyalahkan Hamas sebagai pihak yang mengendalikan wilayah Jalur Gaza.
Serangan itu memicu kemarahan para petinggi Israel, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang sedang lawatan ke Amerika Serikat (AS). Tel Aviv merespons dengan memanggil tentara cadangan dan mengerahkan pasukan brigade dan infanteri, sebelum meluncurkan serangan udara pada Senin.
Ketika serangan udara diperintahkan, PM Netanyahu mempercepat lawatannya di Washington untuk bergegas pulang ke Israel. Sebelum meninggalkan AS, Netanyahu menyaksikan Presiden AS Donald Trump menandatangani deklarasi yang mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan. Wilayah Suriah itu dianeksasi Israel dalam Perang Enam Hari 1967.
Trump mengutuk serangan roket asal Gaza dan menyuarakan dukungannya pada Israel untuk mempertahankan diri.
Pemboman ini berlangsung Senin malam. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada Selasa (26/3/2019) mengatakan bangunan yang dibom pernah ditargetkan dalam kampanye pemboman Israel 2012 dengan nama sandi "Cloud Pillar".
Bangunan itu secara teratur digunakan oleh para petinggi Hamas untuk mengadakan pertemuan militer.
Serangan terhadap kantor Haniyeh awalnya dilaporkan jaringan radio Hamas. Haniyeh sendiri sudah pergi bersembunyi sejak hari Senin untuk mengantisipasi serangan pembalasan Israel.
Dalam pernyataan tertulis, pemimpin Hamas tersebut mengatakan rakyat Palestina tidak akan menyerah."Dan akan mengadang musuh," katanya.
Setelah membom kantor Haniyeh, IDF melalui Twitter menertawakan Haniyeh. "Apa yang Anda lakukan di kantor Anda setiap hari? Kirim email? Buat spreadsheet? Lakukan panggilan telepon ?," ledek IDF.
"Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh menggunakan kantornya untuk memimpin organisasi teroris brutal dalam perang agresi melawan Israel. Kami baru saja menghancurkan kantornya," lanjut IDF mengonfirmasi serangan udaranya.
IDF menambahkan, jet-jet tempur dan helikopter Israel juga menargetkan markas intelijen militer Hamas dan kantor-kantor layanan keamanan internal di Gaza.
"Konteks serangan ini; Tadi malam, Hamas menembakkan roket 75 mil ke Israel. Roket itu menghancurkan sebuah rumah dan melukai tujuh orang, termasuk anak-anak. Kami akan mempertahankan rumah kami," lanjut IDF via akun Twitter-nya, @IDF.
Militan Palestina menanggapi serangan udara itu dengan meluncurkan roket di kota-kota Israel di dekat perbatasan Gaza. Beberapa menit setelah IDF mengonfirmasi pemboman terhadap kantor Haniyeh, sirene serangan udara terdengar di seluruh Israel selatan.
Sebenarnya tidak ada kelompok yang mengklaim serangan roket yang menghancurkan rumah keluarga di timur laut Tel Aviv, Israel tengah, Senin dini hari kemarin. Namun, para pejabat Israel tetap menyalahkan Hamas sebagai pihak yang mengendalikan wilayah Jalur Gaza.
Serangan itu memicu kemarahan para petinggi Israel, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang sedang lawatan ke Amerika Serikat (AS). Tel Aviv merespons dengan memanggil tentara cadangan dan mengerahkan pasukan brigade dan infanteri, sebelum meluncurkan serangan udara pada Senin.
Ketika serangan udara diperintahkan, PM Netanyahu mempercepat lawatannya di Washington untuk bergegas pulang ke Israel. Sebelum meninggalkan AS, Netanyahu menyaksikan Presiden AS Donald Trump menandatangani deklarasi yang mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan. Wilayah Suriah itu dianeksasi Israel dalam Perang Enam Hari 1967.
Trump mengutuk serangan roket asal Gaza dan menyuarakan dukungannya pada Israel untuk mempertahankan diri.
(mas)