Seteru Rusia-NATO Memanas, AS Mendadak Bersiap Uji Rudal Nuklir Minuteman III
loading...
A
A
A
Pensiunan Kolonel Angkatan Darat AS dan pengamat urusan internasional dan militer Earl Rasmussen mengatakan kepada Sputnik bahwa ICBM Minuteman III adalah sistem rudal yang sangat andal.
"Meskipun sudah tua, dan bahkan jika fasilitas peluncurannya memerlukan lebih banyak perhatian,” ujarnya.
Ketika ditanya apakah uji coba rudal yang disiapkan ada hubungannya dengan krisis di Ukraina, Rasmussen mengatakan: "Dalam kasus ini, seharusnya tidak ada yang dibaca berdasarkan kejadian terkini.”
“Ada lebih dari 300 peluncuran uji coba [ICBM Minuteman III] selama 50 tahun terakhir. Jadi itu adalah sesuatu yang terjadi secara berkala dan merupakan jenis latihan rutin. Tidak ada yang istimewa dan saya tidak akan membacanya sama sekali,” paparnya.
Sejauh kegagalan tes pada bulan November, ada sejumlah hal yang bisa saja salah, menurut perkiraan mantan tentara veteran tersebut.
“Minuteman adalah sistem roket tipe tiga tahap. Tahap pertama, ketika dilepaskan, ternyata tidak sesuai lintasan yang diproyeksikan, dan selanjutnya mereka berupaya menghentikan penerbangan demi alasan keselamatan,” kata Rasmussen.
Menurut pandangannya, alasan kegagalan tersebut bisa bermacam-macam.
“Anda mungkin melihat potensi bahan bakar roket yang menua, atau [Komando Serangan Global] mencoba sesuatu yang baru, mungkin juga sebuah lintasan," katanya.
Aleksei Borzenko, seorang jurnalis militer veteran Rusia dan wakil pemimpin redaksi surat kabar Literary Russia, umumnya sependapat dengan penilaian Rasmussen.
“Saya pikir AS sedang melakukan audit terhadap rudal peluncur hulu ledak nuklirnya. Faktanya adalah mereka sudah lama tidak melakukan uji coba apa pun,” kata Borzenko kepada Sputnik, sambil mengingat bahwa Rusia menguji rudal strategisnya rata-rata sekali atau dua kali setahun untuk memastikan kesiapan.
"Meskipun sudah tua, dan bahkan jika fasilitas peluncurannya memerlukan lebih banyak perhatian,” ujarnya.
Ketika ditanya apakah uji coba rudal yang disiapkan ada hubungannya dengan krisis di Ukraina, Rasmussen mengatakan: "Dalam kasus ini, seharusnya tidak ada yang dibaca berdasarkan kejadian terkini.”
“Ada lebih dari 300 peluncuran uji coba [ICBM Minuteman III] selama 50 tahun terakhir. Jadi itu adalah sesuatu yang terjadi secara berkala dan merupakan jenis latihan rutin. Tidak ada yang istimewa dan saya tidak akan membacanya sama sekali,” paparnya.
Sejauh kegagalan tes pada bulan November, ada sejumlah hal yang bisa saja salah, menurut perkiraan mantan tentara veteran tersebut.
“Minuteman adalah sistem roket tipe tiga tahap. Tahap pertama, ketika dilepaskan, ternyata tidak sesuai lintasan yang diproyeksikan, dan selanjutnya mereka berupaya menghentikan penerbangan demi alasan keselamatan,” kata Rasmussen.
Menurut pandangannya, alasan kegagalan tersebut bisa bermacam-macam.
“Anda mungkin melihat potensi bahan bakar roket yang menua, atau [Komando Serangan Global] mencoba sesuatu yang baru, mungkin juga sebuah lintasan," katanya.
Aleksei Borzenko, seorang jurnalis militer veteran Rusia dan wakil pemimpin redaksi surat kabar Literary Russia, umumnya sependapat dengan penilaian Rasmussen.
“Saya pikir AS sedang melakukan audit terhadap rudal peluncur hulu ledak nuklirnya. Faktanya adalah mereka sudah lama tidak melakukan uji coba apa pun,” kata Borzenko kepada Sputnik, sambil mengingat bahwa Rusia menguji rudal strategisnya rata-rata sekali atau dua kali setahun untuk memastikan kesiapan.