Indonesia Kecam Keras Senator Australia, Tegaskan Islam Agama Damai

Senin, 18 Maret 2019 - 13:22 WIB
Indonesia Kecam Keras Senator Australia, Tegaskan Islam Agama Damai
Indonesia Kecam Keras Senator Australia, Tegaskan Islam Agama Damai
A A A
JAKARTA - Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu) mengecam keras pernyataan Senator Australia, Fraser Anning , yang menyalahkan imigran Muslim atas serangan teroris di Selandia Baru. Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi bahkan memanggil duta besar Australia untuk menyampaikan protes.

Menyusul penembakan berdarah di dua masjid di Christchruch, Selandia Baru, Senator Anning mengeluarkan pernyataan yang mengatakan, "Walaupun umat Islam mungkin menjadi korban hari ini, mereka biasanya adalah pelaku kekerasan."

Anning mengecam Muslim fanatik yang, katanya, seharusnya tidak diizinkan untuk berimigrasi ke Selandia Baru. Selain itu, dia juga menyalahkan kebijakan imigrasi Selandia Baru sebagai pemicu serangan teroris tersebut.

Juru bicara Kemlu Indonesia Arrmanatha Christiawan Nasir mengatakan Menlu Retno telah memanggil Duta Besar Australia untuk Indonesia, Gary Francis Quinlan, untuk menyampaikan protes atas pernyataan yang dibuat oleh Anning.

"Ini sesuatu yang kita kecam sangat keras, tadi pagi Menteri Luar Negeri telah memanggil Duta Besar Australia untuk Indonesia. Dalam pertemuan tersebut Menlu mengecam keras pernyataan Senator Australia," kata Arrmanatha dalam sebuah pernyataan, Senin (18/3/2019).

"Disampaikan bahwa pernyataan tersebut menunjukan ketidakpengertian Senator tersebut mengenai Islam dan mengenai damainya agama Islam," ujarnya.

Arrmanatha menegaskan bahwa sangat salah untuk mengaitkan aksi terorisme dengan agama apapun dan pandangan seperti itu tidak memiliki tempat di dunia modern.

"Sangat salah, saya tekankan, sangat salah untuk mengkaitkan terorisme, kekerasan, dengan Islam atau agama lainnya. Ini merupakan suatu pandangan yang sangat picik. Pemikiran seperti ini, pemikiran yang disampaikan oleh Senator dari Australia ini tidak ada tempat di dunia modern, baik itu di Australia, di Indonesia, maupun di dunia ini," imbuh dia.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4687 seconds (0.1#10.140)