Korea Utara Tembakkan 10 Rudal Balistik ke Laut Jepang
loading...
A
A
A
“Pemerintah akan terus bekerja sama dengan Amerika Serikat dan Korea Selatan untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi yang diperlukan dan melakukan yang terbaik untuk memantau situasi," ujarnya, seperti dikutip Japan Times.
Komando Indo-Pasifik militer AS juga mengutuk peluncuran rudal-rudal tersebut, dan menyerukan kepada Korea Utara untuk menahan diri dari tindakan yang melanggar hukum dan mengganggu stabilitas.
Meskipun Korea Utara di masa lalu telah meluncurkan beberapa rudal dalam satu tembakan—yang tampaknya merupakan pelatihan untuk melakukan apa yang disebut serangan saturasi yang membebani pertahanan musuh—jumlah tersebut pada hari Kamis adalah hal yang tidak biasa.
Awal bulan ini, Pyongyang melakukan uji coba penembakan beberapa rudal balistik taktis yang dilengkapi dengan “sistem navigasi otonom baru", dan pada bulan April Pyongyang melakukan latihan pertama yang meluncurkan beberapa rudal dalam simulasi serangan balik nuklir di bawah sistem manajemen “pemicu nuklir”.
Decker Eveleth, seorang analis dari kelompok riset CNA, mengatakan latihan saturasi semacam ini bisa menjadi hal yang biasa bagi Korea Utara.
“Kita mungkin akan melihat lebih banyak peluncuran salvo besar-besaran dari DPRK di masa depan,” tulis Eveleth di X. DPRK adalah singkatan dari nama resmi Korea Utara (Democratic People's Republic of Korea).
“Kita tidak lagi berada pada tahap di mana peluncuran tunggal atau ganda (rudal balistik jarak pendek) mengindikasikan adanya uji coba atau batu loncatan—mereka memiliki kemampuan operasional dan mereka sedang berlatih menggunakannya,” katanya.
Manuver pada hari Kamis ini terjadi setelah pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berjanji untuk terus membangun satelit mata-mata menyusul kegagalan negara bersenjata nuklir tersebut dalam menempatkannya di orbit pada hari Senin.
Hal ini juga terjadi setelah Korea Selatan mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka telah mendeteksi sekitar 260 balon yang membawa sampah dan kotoran yang diduga dikirim melintasi perbatasan oleh Korea Utara.
Komando Indo-Pasifik militer AS juga mengutuk peluncuran rudal-rudal tersebut, dan menyerukan kepada Korea Utara untuk menahan diri dari tindakan yang melanggar hukum dan mengganggu stabilitas.
Meskipun Korea Utara di masa lalu telah meluncurkan beberapa rudal dalam satu tembakan—yang tampaknya merupakan pelatihan untuk melakukan apa yang disebut serangan saturasi yang membebani pertahanan musuh—jumlah tersebut pada hari Kamis adalah hal yang tidak biasa.
Awal bulan ini, Pyongyang melakukan uji coba penembakan beberapa rudal balistik taktis yang dilengkapi dengan “sistem navigasi otonom baru", dan pada bulan April Pyongyang melakukan latihan pertama yang meluncurkan beberapa rudal dalam simulasi serangan balik nuklir di bawah sistem manajemen “pemicu nuklir”.
Decker Eveleth, seorang analis dari kelompok riset CNA, mengatakan latihan saturasi semacam ini bisa menjadi hal yang biasa bagi Korea Utara.
“Kita mungkin akan melihat lebih banyak peluncuran salvo besar-besaran dari DPRK di masa depan,” tulis Eveleth di X. DPRK adalah singkatan dari nama resmi Korea Utara (Democratic People's Republic of Korea).
“Kita tidak lagi berada pada tahap di mana peluncuran tunggal atau ganda (rudal balistik jarak pendek) mengindikasikan adanya uji coba atau batu loncatan—mereka memiliki kemampuan operasional dan mereka sedang berlatih menggunakannya,” katanya.
Manuver pada hari Kamis ini terjadi setelah pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berjanji untuk terus membangun satelit mata-mata menyusul kegagalan negara bersenjata nuklir tersebut dalam menempatkannya di orbit pada hari Senin.
Hal ini juga terjadi setelah Korea Selatan mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka telah mendeteksi sekitar 260 balon yang membawa sampah dan kotoran yang diduga dikirim melintasi perbatasan oleh Korea Utara.
(mas)