AS dan Jepang Ingin Kerahkan 1.000 Satelit untuk Deteksi Rudal Canggih

Kamis, 20 Agustus 2020 - 00:51 WIB
loading...
A A A
Jepang berencana untuk bergabung dalam proyek tersebut, yang kemungkinan dengan berkolaborasi dalam pengembangan sensor dan miniaturisasi satelit. Tokyo akan mempertimbangkan untuk memikul beberapa tanggung jawab untuk membangun jaringan satelit di sekitar Jepang, serta biayanya.

Tidak seperti satelit konvensional, yang biaya pembuatan dan peluncurannya mencapai ratusan juta dolar, biaya pembuatan dan peluncuran miniatur satelit berkisar sekitar USD5 juta. Kedekatannya dengan permukaan bumi, serta cakupannya yang luas, akan
memungkinkan satelit untuk mengumpulkan informasi yang lebih rinci.

Jaringan satelit akan mencakup unit yang dilengkapi dengan teleskop optik dan sistem pemosisian. Satelit tersebut akan mampu menangkap pergerakan kapal perang, pesawat tempur, dan pasukan darat. Aktivitas China di dekat Kepulauan Senkaku Jepang—yang diklaim Beijing sebagai Diaoyu—akan lebih mudah dipahami.

Sistem tersebut akan memungkinkan Jepang dan AS untuk meningkatkan pembagian intelijen. Di bidang keamanan, kedua belah pihak dapat memperdalam kerjasama dalam strategi China .

Jepang, yang tidak memiliki satelit deteksi dini, mengandalkan AS untuk kemampuan tersebut. Hingga saat ini, pemerintah Jepang telah mengungkap rencana pembentukan jaringan miniatur satelit yang akan mencari puing-puing antariksa serta mengumpulkan
data pola cuaca dan pencegahan bencana. Kesepakatan dengan AS tentang kemampuan pertahanan rudal akan menambah keamanan nasional pada kebijakan satelit.

AS akan meluncurkan 30 satelit eksperimental pada tahun 2022. Jepang akan mengalokasikandana untuk pengembangan sensor inframerah untuk proposal anggaran tahun fiskal 2021.

Jepang tertinggal dalam mengembangkan program luar angkasa untuk tujuan keamanan nasional. Jepang telah meluncurkan 14 satelit pertahanan pada Februari tahun ini, terpaut jauh dari Washington sebanyak 128 satelit. China dan Rusia masing-masing
mengoperasikan 109 dan 106 satelit pertahanan.

Rusia dan China telah memperluas kemampuan satelitnya menjadi "satelit pembunuh" yang melumpuhkan satelit negara lain. Kedua negara juga memperluas persenjataan rudal antisatelit mereka. Sebuah konstelasi satelit yang besar memiliki keuntungan memiliki beberapa pengganti untuk diambil alih jika satu satelit menjadi tidak dapat dioperasikan.
(min)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2779 seconds (0.1#10.140)