Para Wanita Iran Ini Justru Rayakan Kematian Presiden Raisi dengan Joget
loading...
A
A
A
“Saya sudah bilang kepada Anda bahwa perempuan Iran terluka, namun tidak tunduk pada penindas mereka. Media sosial saya dibanjiri dengan video anggota keluarga mereka yang dibunuh oleh Presiden Republik Islam, sedang merayakan kematiannya.”
Jenazah Raisi, serta jenazah menteri luar negerinya; Hossein Amir-Abdollahian dan enam orang lainnya, ditemukan oleh tim penyelamat pada hari Senin setelah pencarian semalaman di tengah badai salju dan kabut tebal.
Raisi sedang melakukan perjalanan dengan konvoi helikopter ketika mengalami kecelakaan di dekat kota Jolfa, sekitar 600 km barat laut Teheran.
Rekaman awal dan gambar lokasi jatuhnya helikopter menunjukkan puing-puing berserakan di daerah pegunungan.
Para loyalis pemerintah berkumpul di masjid-masjid dan alun-alun untuk mendoakan Raisi, Amir-Abdollahian, dan para korban lainnya. Sebagian besar toko tetap buka dan pihak berwenang tidak melakukan banyak upaya untuk mengganggu kehidupan sehari-hari.
“Dia adalah presiden yang bekerja keras. Warisannya akan bertahan selama kita masih hidup,” kata Mohammad Hossein Zarrabi (28), seorang anggota milisi sukarelawan Basij di kota suci Qom yang beraliran Syiah.
Banyak warga Iran yang memperkirakan kematian Raisi tidak akan berdampak besar terhadap pemerintahan negaranya, karena pemerintah kemungkinan besar akan menggantikannya dengan tokoh lain yang memiliki pandangan garis keras serupa.
"Siapa peduli. Satu kelompok garis keras meninggal, yang lain mengambil alih dan penderitaan kami terus berlanjut,” kata Reza (47), seorang penjaga toko di kota gurun tengah Yazd yang tidak menyebutkan nama lengkapnya karena takut akan pembalasan.
“Kami terlalu sibuk dengan masalah ekonomi dan sosial sehingga tidak perlu khawatir dengan berita seperti itu," ujarnya, seperti dikutip Reuters,Selasa (21/5/2024).
Lihat Juga: Cara Mohammed bin Salman Ubah Tatanan Dunia: Jinakkan AS Pakai Minyak, Berdamai dengan Iran
Jenazah Raisi, serta jenazah menteri luar negerinya; Hossein Amir-Abdollahian dan enam orang lainnya, ditemukan oleh tim penyelamat pada hari Senin setelah pencarian semalaman di tengah badai salju dan kabut tebal.
Raisi sedang melakukan perjalanan dengan konvoi helikopter ketika mengalami kecelakaan di dekat kota Jolfa, sekitar 600 km barat laut Teheran.
Rekaman awal dan gambar lokasi jatuhnya helikopter menunjukkan puing-puing berserakan di daerah pegunungan.
Para loyalis pemerintah berkumpul di masjid-masjid dan alun-alun untuk mendoakan Raisi, Amir-Abdollahian, dan para korban lainnya. Sebagian besar toko tetap buka dan pihak berwenang tidak melakukan banyak upaya untuk mengganggu kehidupan sehari-hari.
“Dia adalah presiden yang bekerja keras. Warisannya akan bertahan selama kita masih hidup,” kata Mohammad Hossein Zarrabi (28), seorang anggota milisi sukarelawan Basij di kota suci Qom yang beraliran Syiah.
Banyak warga Iran yang memperkirakan kematian Raisi tidak akan berdampak besar terhadap pemerintahan negaranya, karena pemerintah kemungkinan besar akan menggantikannya dengan tokoh lain yang memiliki pandangan garis keras serupa.
"Siapa peduli. Satu kelompok garis keras meninggal, yang lain mengambil alih dan penderitaan kami terus berlanjut,” kata Reza (47), seorang penjaga toko di kota gurun tengah Yazd yang tidak menyebutkan nama lengkapnya karena takut akan pembalasan.
“Kami terlalu sibuk dengan masalah ekonomi dan sosial sehingga tidak perlu khawatir dengan berita seperti itu," ujarnya, seperti dikutip Reuters,Selasa (21/5/2024).
Lihat Juga: Cara Mohammed bin Salman Ubah Tatanan Dunia: Jinakkan AS Pakai Minyak, Berdamai dengan Iran
(mas)