Hutan Terbakar di Selandia Baru, Ribuan Mengungsi

Senin, 11 Februari 2019 - 08:31 WIB
Hutan Terbakar di Selandia Baru, Ribuan Mengungsi
Hutan Terbakar di Selandia Baru, Ribuan Mengungsi
A A A
WELLINGTON - Angin kencang memperparah kebakaran hutan di Pulau Selatan, Selandia Baru. Itu memaksa ribuan orang mengungsi untuk menghindari korban jiwa.

Kebakaran di Lembah Pigeon telah menghanguskan 2.300 hektare dengan jarak perimeter 25 km. Tidak ada korban jiwa dalam kebakaran hutan tersebut.

“Ada prediksi angin kencang akan terjdi. Kita akan menguji garis pembatas aman dari kebakaran,” demikian keterangan Kementerian Pertahanan Sipil Selandia Baru, dilansir Reuters.

Hingga kemarin, 155 petugas pemadam kebakaran dilibatkan dalam upaya pemadaman. Selain itu, mereka juga didukung 23 helikopter dan tiga pesawat pengebom air. Itu menjadi pengerahan pemadaman dari udara terbesar sepanjang sejarah di Selandia Baru.

“Lebih dari 3.000 orang mengungsi dari wilayah Wakefield dan Lembah Piegon,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Sipil Selandia Baru, Roger Ball. Dia menambahkan, jumlah warga yang mengungsi diperkirakan akan terus bertambah. Lebih dari 70.000 penduduk lainnya terancam akibat kebakaran tersebut.

Menurut Manajer Komunikasi Palang Merah Selandia Baru Ellie van Baaren mengungkapkan, para pengungsi sudah kelelahan dan merasa frustasi. “Ketika kamu dipaksa mengungsi dan meninggalkan rumahmu. Tapi, kamu tidak tahu nasib binatang ternak,” ujarnya. Dia mengungkapkan, para pengungsi menghadapi situasi yang tidak nyaman.

Wilayah terdampak kebakaran hutan di selatan Nelson. Di sana banyak sekali peternakan milik warga. Sebagian besar peternakan juga ikut diungsikan.

Kebakaran tersebut telah berlangsung hampir sepekan. Pemerintah telah memberlakukan status darurat. Tahun lalu, Kebakaran melanda 2.000 hektare lahan dan menghancurkan 11 rumah di Port Hills.

Angin kencang mempersulit upaya pemadaman kebakaran hutan. PM Selandia Baru Jacinda Ardern menyatakan cuaca memainkan bola api. BBC menyebutkan kebakaran hutan terseut terburuk sejak 1955. Media lokal menyebutkan kebakaran tersebut kerburuk dalam 50 tahun terakhir.

Dinas Darurat dan Pemadam Kebakaran Selandia Baru (FENZ) kemarin melaporkan status darurat kebakaran masih diberlakukan. Upaya pemadaman masih dilakukan di Lembah Redwood untuk menghindari api bergerak ke selatan.

"Fokus pemadaman adalah melaksanakan operasi untuk memberikan akses kepada penduduk untuk bisa masuk ke wilayah lembah Eves, Teapot, Sunrise, dan Pigeon," demikian keterangan mereka. Mereka juga mengizinkan akses kepada penduduk lokal untuk mengecek rumah mereka.

"Banyak penduduk lokal mengungkapkan bahwa properti mereka tidak ada yang hilang dan masih aman," demikian keterangan Dinas Pemadam Kebakaran Selandia Baru. "Namun, kita belum mengizinkan warga untuk kembali ke rumah mereka dan meminta mereka kembali ke pengungsian."

Ditambahkan oleh juru bicara Dinas Pemadam Kebakaran dan Hutan John Sutton, upaya pemadaman kebakaran dilaksanakan secara produktif. “Kita belum mendapatkan perilaku kebakaran ekstrem,” ujarnya. Kecepatan angin berkisar 20 km per jam.

Angin tersebut membawa hawa panas yang bisa memperburuk langkah upaya pemadaman kebakaran. “Namun, kita mendapatkan hal perbaikan dalam pemadaman kebakaran,” terang Sutton.

Bagaimana rencana pemadaman kebakaran? Dia mengungkapkan taktik berbeda diterapkan kemarin untuk mengendalikan kebakaran. “Ada dua hal yang mengendalika ita yakni angin dan waktu,” katanya. Sutton mengaku tidak ingin tersenyum terlebih dahulu, tetapi dia mengaku bisa merasa lebih baik.

Sutton menjelaskan, berbagai strategi pemadaman kebakaran diterapkan petugas pemadam. “Kita juga terus mengatur air untuk memadam api,” ujarnya. Pihaknya untuk mengatur rotasi kerja petugas pemadam kebakaran yang sudah menunjukkan kelelahan ekstrem.

Penyidikan Kebakaran Dilaksanakan
Detektif Peter Read mengungkapkan, penyidikan terhadap kebakaran hutan terus dilanjutkan di Pulau Rabbit dan Iwa Rd. “Yang terpenting sekarang adalah pelaksanaan evakuasi,” ujarnya.

Wali Kota Nelson Rachel Reese mengungkapkan, upaya pemadaman kebakaran berlangsung baik. “Para sukarelawan telah melaksanakan pekerjaannya dengan baik,” ujarnya. Dia mengungkapkan semua orang untuk bisa memberikan bantuan dan memberikan kesempatan bagi petugas untuk beristirahat.

Sedangkan Wali Kota Tasman Richard Kempthorne mengungkapkan, semua pihak harus bersabar. “Kita memiliki hari yang baik dalam upaya pemadaman kebakaran. Tapi, itu masih jauh dari selesai,” katanya dilansir New Zealand Herald. Kempthorne menjelaskan, segala upaya dilakukan untuk menjamin semua orang bisa kembali ke rumah mereka secepatnya.

Petugas pemadam kebakaran Rob Smith mengungkapkan, pihaknya memperingatkan agar petani, kontraktor, dan pengusaha agar tidak menggunakan alat berat di hutan. Itu bisa menyebabkan kebakaran hutan. Dia menjelaskan, upaya pencegahan harus dilakukan agar kebakaran hutan. (Andika Hendra)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4696 seconds (0.1#10.140)