Kata Erdogan, Lebih dari 1.000 Milisi Hamas Dirawat di RS Turki

Selasa, 14 Mei 2024 - 07:26 WIB
loading...
A A A
Turki dan Yunani, sekutu NATO dan musuh bersejarah, telah lama berselisih mengenai berbagai masalah termasuk perbatasan maritim, sumber daya energi di Mediterania timur, penerbangan di atas Laut Aegea, dan perpecahan etnis di Siprus.

Setelah bertahun-tahun mengalami ketegangan yang membawa keduanya ke ambang konflik, mereka mulai mengambil langkah-langkah penting untuk memperbaiki hubungan, terutama sejak kedua pemimpin tersebut terpilih kembali tahun lalu.

“Meskipun ada perbedaan pendapat, kami fokus pada agenda positif dengan menjaga saluran dialog tetap terbuka,” kata Erdogan pada konferensi pers bersama dengan Mitsotakis.

"Pertemuan yang sering dilakukan para pemimpin dalam beberapa bulan terakhir telah membuktikan bahwa kita bertetangga dapat membangun pendekatan saling pengertian, bukan sebagai pengecualian tetapi sebagai hal yang normal dan produktif," kata Mitsotakis.

“Hari ini kami menunjukkan bahwa di samping ketidaksepakatan kami yang terbukti, kami dapat memetakan halaman kesepakatan yang paralel,” imbuh dia.

Erdogan mengunjungi Athena pada bulan Desember lalu dan kedua negara menandatangani “Deklarasi Athena” yang bertujuan untuk menetapkan dasar peta jalan untuk memulihkan hubungan.

Mereka sepakat untuk meningkatkan perdagangan, menjaga saluran komunikasi tetap terbuka, melakukan langkah-langkah membangun kepercayaan militer untuk mengurangi ketegangan, dan mengatasi masalah-masalah yang membuat mereka berselisih.

Pada hari Minggu, Mitsotakis mengatakan kepada harian Turki; Milliyet, bahwa kunjungannya ke Ankara—yang pertama dalam lima tahun—adalah kesempatan untuk mengevaluasi kemajuan dan menegaskan kembali komitmen Athena untuk meningkatkan hubungan.

Erdogan, ketika berbicara kepada harian Yunani; Kathimerini, pada hari Minggu mengatakan tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan tingkat hubungan bilateral kedua pihak ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan menambahkan bahwa negara-negara tetangga memiliki banyak masalah yang dapat mereka sepakati sambil mencari solusi untuk masalah mereka.

Namun, kedua negara sekutu tersebut masih berselisih mengenai beberapa masalah termasuk yurisdiksi maritim.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1091 seconds (0.1#10.140)