Profil Yahya Sinwar, Pemimpin Hamas yang Diklaim Israel Tewas
loading...
A
A
A
GAZA - Militer Israel menyakini bahwa pemimpin Hamas Yahya Sinwar teas setelah baku tembak selama operasi militer rutin di Jalur Gaza.
Setelah pertempuran berakhir, pasukan Israel menemukan mayat yang mirip dengan Sinwar dan memberi tahu komandan senior. Militer dan dinas intelijen Israel sejak itu berupaya mengidentifikasi apakah mayat itu memang milik Sinwar melalui analisis DNA.
Kemudian, ia memimpin gerakan Hamas di Gaza dan bertanggung jawab atas berbagai kegiatan dan operasi militer melawan tentara Israel.
Orang-orang di sini merasa Sinwar memiliki simbolisme yang besar di antara orang-orang Palestina, dan kemungkinan pembunuhannya akan menjadi kerugian besar bagi semua orang di sana.
Mereka yakin ia telah bekerja efektif melawan Israel tahun lalu.
Al Jazeera melaporkan, orang-orang Palestina yakin ia bersembunyi di bawah tanah. Namun sekarang, jika pembunuhan ini dikonfirmasi saat ia mengenakan seragam militernya, itu berarti ia mengikuti semua perkembangan keamanan terbaru di lapangan.
Itu berarti ia juga telah melakukan kontak langsung dengan para pejuang Hamas yang bermanuver di beberapa wilayah di Gaza, Rafah, dan Khan Younis.
Hingga saat ini, orang-orang di sini sangat terkejut, dan yang lainnya bertanya-tanya tentang siapa yang akan menggantikan Sinwar, jika ia terbunuh.
Melansir CNN, Sinwar diangkat sebagai kepala baru biro politik Hamas, menyusul pembunuhan pendahulunya, Ismail Haniyeh pada akhir Juli, menjadikannya sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh dalam kelompok militan tersebut.
Ia dihukum pada tahun 1988 karena berperan dalam pembunuhan dua tentara Israel dan empat warga Palestina yang diduga bekerja sama dengan Israel, dan menghabiskan lebih dari dua dekade di penjara Israel. Sinwar kemudian mengatakan bahwa ia telah menghabiskan tahun-tahun itu untuk mempelajari musuhnya, termasuk belajar berbicara bahasa Ibrani.
Setelah pertempuran berakhir, pasukan Israel menemukan mayat yang mirip dengan Sinwar dan memberi tahu komandan senior. Militer dan dinas intelijen Israel sejak itu berupaya mengidentifikasi apakah mayat itu memang milik Sinwar melalui analisis DNA.
Profil Yahya Sinwar, Pemimpin Hamas yang Diklaim Israel Tewas
1. Pemimpin Hamas yang Populer karena Terjun ke Lapangan
Sinwar pernah dipenjara di penjara Israel. Ia memiliki sejarah panjang dalam melawan Israel, dan dibebaskan melalui kesepakatan pertukaran tahanan pada tahun 2011.Kemudian, ia memimpin gerakan Hamas di Gaza dan bertanggung jawab atas berbagai kegiatan dan operasi militer melawan tentara Israel.
Orang-orang di sini merasa Sinwar memiliki simbolisme yang besar di antara orang-orang Palestina, dan kemungkinan pembunuhannya akan menjadi kerugian besar bagi semua orang di sana.
Mereka yakin ia telah bekerja efektif melawan Israel tahun lalu.
Al Jazeera melaporkan, orang-orang Palestina yakin ia bersembunyi di bawah tanah. Namun sekarang, jika pembunuhan ini dikonfirmasi saat ia mengenakan seragam militernya, itu berarti ia mengikuti semua perkembangan keamanan terbaru di lapangan.
Itu berarti ia juga telah melakukan kontak langsung dengan para pejuang Hamas yang bermanuver di beberapa wilayah di Gaza, Rafah, dan Khan Younis.
Hingga saat ini, orang-orang di sini sangat terkejut, dan yang lainnya bertanya-tanya tentang siapa yang akan menggantikan Sinwar, jika ia terbunuh.
2. Arsitek Utama Serangan 7Oktober
Sinwar adalah pemimpin Hamas di Gaza dan salah satu arsitek utama serangan 7 Oktober ke Israel selatan – yang menjadikannya salah satu target utama perang Israel di daerah kantong Palestina tersebut.Melansir CNN, Sinwar diangkat sebagai kepala baru biro politik Hamas, menyusul pembunuhan pendahulunya, Ismail Haniyeh pada akhir Juli, menjadikannya sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh dalam kelompok militan tersebut.
Ia dihukum pada tahun 1988 karena berperan dalam pembunuhan dua tentara Israel dan empat warga Palestina yang diduga bekerja sama dengan Israel, dan menghabiskan lebih dari dua dekade di penjara Israel. Sinwar kemudian mengatakan bahwa ia telah menghabiskan tahun-tahun itu untuk mempelajari musuhnya, termasuk belajar berbicara bahasa Ibrani.